JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus menunjukkan komitmennya dalam menangani Anak Tidak Sekolah (ATS). Sejumlah hal dinilai menjadi kendala. Salah satunya adalah data ATS yang masih kurang lengkap di tingkat kelurahan.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang Suwarjana, langkah ke depan akan dilakukan secara periodik untuk menangani ATS. Salah satu kendala yang dihadapi saat ini adalah belum lengkapnya data dari tingkat kelurahan.
"Sekitar 35 persen kelurahan belum mengembalikan data ATS ke kami. Mungkin karena kesibukan, data itu masih berada di tingkat RT/RW. Tapi yang penting ada pergerakan dan jumlah ATS terus berkurang," ujarnya.
Kendati demikian, penanganan ATS yang telah dilakukan mampu menunjukan progres yang signifikan. Hingga Februari 2025, jumlah ATS di Kota Malang telah berkurang lebih dari 50 persen, dari 6.600 anak pada Juni 2024 menjadi 3.406 anak saat ini.
Ia mengatakan capaian ini merupakan hasil kerja sama intensif antara Pemkot Malang dan berbagai pihak terkait. Bahkan, keberhasilan ini menarik perhatian daerah lain yang ingin belajar dari Kota Malang.
"Tidak semua daerah getol menangani ATS seperti kami. Dari 6.600 ATS pada Juni, sekarang tinggal 3.406 anak," imbunya.
Itu artinya, ada sebanyak 3.000 anak yang telah kembali mendapatkan akses pendidikan. Baik melalui sekolah formal atau pun melalui pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM). Ditambahkan, bahwa anak-anak yang kembali mengenyam pendidikan mengikuti jalur yang berbeda-beda. Itu tergantung dari kondisi masing-masing anak.
Baca Juga : 5 Aplikasi Pembatas Screen Time Terbaik, Cocok buat Anak yang Kecanduan HP
"Kalau memungkinkan, mereka kembali ke sekolah formal. Tapi rata-rata ATS ini sudah bekerja, bahkan ada yang menikah. Jadi banyak yang memilih ikut program PKBM," imbuhnya.
Lebih lanjut, menurutnya Pemkot Malang juga akan membahas lebih lanjut mengenai strategi penanganan ATS dalam rapat Forum Motivasi, pada Senin (10/02/2025) mendatang. Melalui rapat tersebut diharapkan dapat memperkuat kepedulian terhadap ATS, serta menjadi pedoman bagi daerah lain yang ingin mengadopsi program serupa.