JATIMTIMES - Seorang pengunjung Flora Wisata Santerra De Laponte Pujon Kabupaten Malang menceritakan pengalaman kurang mengenakkan saat menaiki wahana ekstrem. Ia dibuat panik karena saat menaiki wahana, perangkat pengaman ternyata belum siap terpasang dengan benar, namun wahana tersebut sudah jalan.
Peristiwa itu diketahui pada Kamis (6/2/2025). Cerita pengunjung sempat viral di jejaring salah satu media sosial warga Pujon dan Batu. Pengalaman ini diunggah oleh akun bernama Car Millah. Ia mengaku saat itu dengan keluarganya memang sedang berwisata bersama rombongan TK Kartini, dan menaiki wahana bersama sang anak.
Baca Juga : Hati-Hati Ladies! Hindari 3 Kebiasaan Ini yang Bisa Picu PCOS
Dikatakan, bahwa dirinya mengalami trauma pasca kejadian. Semula, semua berjalan baik-baik saja dan anak-anak sangat riang menikmati beberapa wahana.
"Sampai sekitar jam 14:00 saya maniki salah satu wahana di depan Istana Boneka. Wahana Carousel dan Roket Ride yang naik turun tajam sambil berputar kencang dengan suara mendesis. Di awal gerakan maju dan diakhiri dengan gerakan mundur," ceritanya.
Pada wahana yang dinaiki, diketahui ada 3 tempat duduk dengan sabuk pengaman untuk masing-masing penumpang. Ditambah pengaman besi sebagai penutup untuk pegangan saat wahana berjalan.
"Pengaman besi ini hanya bisa ditutup dan dikunci dari luar oleh petugas. Nahasnya petugas lupa menutup pengaman besi di kursi saya. Saya berupaya untuk menurunkan sendiri tapi tidak bisa. Hingga wahana terangkat dan mulai berputar naik turun tiga kali," sebutnya.
Ia mengaku saat itu berteriak ketakutan sambil memanggil petugas. Sebab, pengaman yang tak terpasang dengan benar sangat berbahaya. "Banyak pengujung yang melihat kejadian itu. Saya menggunakan sebelah kaki saya untuk melindungi anak saya. Hingga ahirnya petugas memberhentikan wahana dan menurunkan pengaman besi di kursi saya," jelas dia.
Pengunjung tersebut mengaku pengalaman itu membuatnya trauma. Pasca pengalaman mencekam itu dirinya memutuskan langsung pulang. "Saya membayangkan nyawa saya dan anak berada di ujung tanduk. Kalau petugas tidak mendengar jeritan saya. Pasti saya dan anak saya terlempar dari ketinggian," imbuhnya.
Cerita yang dibagikan di jejaring Facebook itu sempat memancing banyak komentar warganet. Namun, unggahan itu akhirnya dihapus pada Jumat (7/2/2025).
Baca Juga : Waspada! BMKG Prediksi Angin Kencang Masih Terjang Jawa Timur hingga 9 Februari 2025
Manajer Operasional Flora Wisata Santerra De Laponte Viqi Litiawan Cesi saat dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa itu. Viqi menyebut, kejadian wahana ekstrem itu merupakan kesalahan non teknis.
"Iya, sudah kami kondisikan pengunjungnya dan petugas sudah ditegur sehingga sudah tidak ada masalah," ujar Viqi.
Ia menyebut wahana tidak bermasalah dan beroperasi normal. Namun ia mengakuinya adanya kelalaian petugas wahana. Ia juga mengaku telah memohon maaf ke pengunjung tersebut atas kejadian yang dialami.
"Kendala sedikit kelalaian dari petugas," ringkasnya.