JATIMTIMES - Beberapa hari terakhir, masyarakat dibuat bingung untuk mendapatkan gas LPG 3 kilogram. Hal itu usai kebijakan gas bersubsidi itu tidak boleh lagi dijual dari pengecer.
Akan tetapi, bukan warga Indonesia jika tidak kreatif. Alih-alih kesulitan untuk mendapatkan gas. Ada sejumlah warga yang menggunakan biogas sebagai alternatif untuk digunakan sehari-hari. Warga Sanan, Gang 12, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang kini menggunakan biogas untuk memenuhi kebutuhan masak di dapur.
Baca Juga : Terhambat Legalitas, Pengecer LPG 3 Kg Kota Batu Kini Urus NIB
Iwan Hariono (48) yang mengelola biogas tersebut mengungkapkan bahwa ada 26 kompor yang menggunakan biogas. Biogas itu ada dan beroperasi sejak awal tahun 2024 berkat bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK RI). Yang membuat menarik, warga yang menggunakan biogas itu tidak dipungut biaya sama sekali. Sehingga masyarakat memanfaatkan untuk kebutuhan memasak.
“Beberapa waktu lalu bahkan sempat untuk usaha dua warga, namun kemudian diubah karena dampaknya adalah pasokan gas cepat habis,” kata Iwan.
Iwan menjelaskan bahwa warga yang menggunakan layanan biogas hanya perlu membeli peralatan seperti pipa dan kompor biogas. Atau mengubah kompor gas menjadi kompor biogas.
“Setiap pukul 12 malam, keran biogas ditutup untuk menghemat energi yang dikeluarkan dari kotoran sapi. Nanti dibuka kembali pukul 6 pagi,” kata Iwan.
Selain tidak dipungut biaya, masak menggunakan biogas juga dinilai efektif. Api yang berwarna biru membuat wajan panas merata. Hingga saat ini, operasional biogas masih aktif. Ada 40 sapi yang berada di kandang. Setiap hari, 40 sapi memproduksi kotoran. Kemudian diolah untuk menjadi biogas.
Baca Juga : Benarkah Gaji 13 dan 14 PNS Dihapus? Ini Faktanya Menurut Pemerintah
Salah satu warga sekitar, Mahful (31) mengaku penggunaan biogas membantu pengeluaran pada dompetnya dibanding pembelian gas LPG. “Kalau kami di rumah ada tiga orang. Kami gunakan untuk masak di dapur saja,” kata Mahful.
Mahful mengaku memiliki usaha olahan kedelai. Namun ia tidak menggunakan biogas untuk usahanya tersebut. “Kalau dibuat masak, alhamdulillah cukup,” tukas Mahful.