JATIMTIMES – Pemerintah terus menggenjot pembangunan pasar rakyat sebagai salah satu strategi mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah. Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan hal itu saat meresmikan Pasar Rakyat Nglegok di Kabupaten Blitar, Selasa, 4 Februari 2025. Menurutnya, pasar rakyat bukan sekadar tempat transaksi, melainkan motor penggerak ekonomi masyarakat.
Budi Santoso, yang akrab disapa Mendag Busan, menekankan pentingnya pengelolaan pasar agar lebih menarik bagi pembeli dan nyaman bagi pedagang. “Pasar yang tertata rapi dan bersih akan meningkatkan interaksi antara pedagang dan pembeli. Dengan begitu, roda ekonomi bisa berjalan lebih lancar,” ujarnya.
Baca Juga : Mahasiswa FMIPA Unisma Borong Juara di Kompetisi Sains Indonesia
Revitalisasi Pasar Nglegok menggunakan dana Tugas Perbantuan (TP) Kementerian Perdagangan 2024. Kini, pasar itu memiliki 68 meja los dan 24 los dengan sekat yang diperuntukkan bagi pedagang. Berbagai komoditas dijual di sana, mulai dari kebutuhan pokok, barang kelontong, hingga pakaian.
Pasar Nglegok merupakan satu dari 22 pasar rakyat yang direvitalisasi tahun ini melalui dana TP. Pemerintah, kata Mendag Busan, tengah mengupayakan optimalisasi pasar-pasar tersebut melalui program pengamanan pasar dalam negeri. “Kami berharap Pasar Nglegok bisa terus menjadi pusat transaksi yang hidup,” katanya.
Tak hanya pembenahan fisik, revitalisasi pasar juga menyentuh aspek manajemen dan tata kelola. Pemerintah, menurut Mendag Busan, mendorong pasar rakyat agar lebih modern, termasuk dengan memperkenalkan sistem digitalisasi. Saat ini, sebanyak 5.807 pasar dan lebih dari 300 ribu pedagang telah terdigitalisasi. “Digitalisasi ini penting agar pasar rakyat tetap memiliki daya saing di tengah maraknya toko modern,” ucapnya.
Bupati Blitar Rini Syarifah menyambut baik rampungnya revitalisasi Pasar Nglegok. Ia menuturkan, konsep pasar yang dikembangkan kali ini berbeda dari sebelumnya. “Kami ingin Pasar Nglegok juga menjadi destinasi wisata kuliner, sehingga bisa ramai hingga malam hari,” ujarnya. Dengan konsep ini, ia berharap sektor perdagangan dan pariwisata di Kabupaten Blitar semakin berkembang.
Usai peresmian, Mendag Busan dan Bupati Rini meninjau harga dan pasokan barang kebutuhan pokok di pasar tersebut. Dari hasil pemantauan, harga-harga cenderung stabil. “Harga minyak goreng MINYAKITA memang naik sedikit dari harga eceran tertinggi, tapi komoditas lain seperti bawang merah bahkan di bawah harga acuan,” kata Mendag Busan.
Baca Juga : Siapkan Rp 3 Milliar, Disperindag Benahi 10 Pasar di Kabupaten Malang
Di pasar itu, sejumlah harga bahan pokok masih dalam batas wajar. Gula pasir dijual Rp17.500 per kilogram, telur ayam Rp26.000 per kilogram, dan cabai rawit merah Rp55.000 per kilogram. Sementara itu, harga beras medium tercatat Rp14.000 per kilogram, sedikit di bawah harga yang berlaku di beberapa daerah lain.
Mendag Busan berharap kestabilan harga ini bisa bertahan hingga bulan puasa mendatang. “Kami akan terus memastikan pasokan cukup agar harga tetap terjangkau bagi masyarakat,” katanya.
Revitalisasi pasar rakyat, menurut pemerintah, bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan bagian dari strategi memperkuat ekonomi daerah. Pasar yang dikelola dengan baik akan menciptakan ekosistem perdagangan yang sehat, memperkuat rantai pasok, serta meningkatkan daya beli masyarakat. Jika upaya ini berjalan optimal, pertumbuhan ekonomi di daerah seperti Kabupaten Blitar bisa lebih merata.