free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Wisata

Menikmati Sensasi Petik Durian Premium di Jombang Langsung dari Kebunnya

Penulis : Adi Rosul - Editor : Nurlayla Ratri

04 - Feb - 2025, 13:29

Placeholder
Petik durian musangking di Jombang. (Foto : Adi Rosul / JombangTimes)

JATIMTIMES - Bagi pecinta durian, sensasi memetik durian dan menikmatinya langsung dari kebunnya bisa jadi alternatif berlibur di Jombang. Di Dusun Segunung, Desa Carangwulung, Wonosalam, Jombang tersaji 600 pohon durian premium yang akan memanjakan kalian. Penasaran keseruannya?

Sensasi memetik durian premium langsung dari pohonnya bisa kalian rasakan di Wonosalam Durian Farm (WDF), Dusun Segunung, Desa Carangwulung. Di sini terdapat 600 pohon durian premium yang ditanam pada lahan seluas 6,8 haktare.

Baca Juga : Kembali Ditemukan Bayi Dibuang di Jombang, Kali Ini Dibungkus Kardus

"Ada paling banyak durian musangking, duri hitam, kanyao dari Thailand, super tembaga, dan ada durian namlung atau cumasi atau tai babi. Yang lainnya durian lokal seperti bido," ujar pengelola WDF Musir Abdillah (40) di lokasi, Selasa (04/02/2025).

Dikatakan Musir, para pengunjung yang datang bisa langsung berkeliling kebun untuk melihat pohon durian yang sudah berbuah. Pengunjung biasanya didampingi oleh pengelola kebun.

Di WDF ini, pohon-pohon durian tidak begitu tinggi. Bahkan, pengunjung bisa langsung memetik durian tanpa harus memanjatnya. Hanya saja, untuk memetik durian harus didampingi pengelola agar tidak salah petik buah yang belum masak.

"Pengunjung yang ingin jalan bersama keluarga pingin merasakan petik durian, boleh petik nanti dengan rekomendasi dari yang mendampingi. Jadi bisa memilih durian yang siap petik," ucapnya.

Pengunjung yang datang ke WDF biasanya berasal dari Jombang, Mojokerto, Malang, Sidoarjo, Gresik, Surabaya, Bandung, Jakarta, bahkan ada yang dari luar negeri seperti Korea, Cina dan Malaysia. Pengunjung bisanya ramai berdatangan setiap akhir pekan.

Para pengunjung tersebut biasanya berburu durian musangking. Durian asal Negeri Jiran Malaysia ini memiliki kenikmatan yang berbeda dari durian pada umumnya. Warna daging durian yang kuning keemasan dan bertekstur lembut dan tebal, membuat ngiler para penggila durian.

"Yang paling banyak dinikamati di sini itu musangking, karena rasanya kompleks. Warnyanya dapat, rasanya legit, manis, pahit, creamy, dan gurih, semua rasa ada di durian musangking itu," terang Musir.

Baca Juga : Hadiah Ulang Tahun dari Pemerintah: Warga Blitar Bisa Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas

Dikatakan Musir, musim panen kali ini durian yang dihasilkan cukup banyak. Dari 600 pohon durian yang ada, setiap pohonnya bisa menghasilkan 100-200 butir durian premium.

Untuk durian musangking ia jual Rp 300.000/Kg, duri hitam Rp 350.000/Kg, bawor Rp 150.000/Kg, kanyao Rp 125.000/Kg. Sedangkan untuk durian lokal dibandrol Rp 30.000-100.000 perbutirnya. "Di musim durian ini omzetnya bisa mencapai Rp 1,5 miliar," ungkapnya.

Salah satu pengunjung Jagat Putradona mengaku mendapatkan pengalaman baru menikamati durian di WDF. Pria asal Kecamatan Peterongan, Jombang ini bisa memilih durian yang diinginkannya langsung dari pohonnya.

Ia memilih ke WDF karena banyak terdapat durian premium yang terawat dengan baik. Terlebih lagi, menyantap duriannya sembari menikmati panorama Gunung Anjasmoro dan sejuknya udara pegunungan.

"Tadi mencoba durian musangkin. Rasanya manis dan after taste-nya ada pahit. Dengan kualitas seperti itu saya pikir harganya masih terjangkau ya, masih worth it," pungkasnya.(*)


Topik

Wisata Jombang Wonosalam Durian Farm WDF



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Adi Rosul

Editor

Nurlayla Ratri