JATIMTIMES - Tim Geologi Institut Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya merekomendasikan relokasi terhadap warga terdampak bencana tanah gerak di Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. Artinya, ke depan warga terdampak harus pindah ke tempat baru yang lebih aman.
Rekomendasi tersebut muncul setelah Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) bersama tim Geologi ITS Surabaya melakukan kajian pemetaan di lokasi kejadian gerakan tanah, pada Sabtu (1/2/2025) kemarin. Kajian tersebut sebagai tindak lanjut atas kunjungan Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono, Kamis (30/1/2025) lalu.
Baca Juga : Rekomendasi Drakor Bertema Dokter, Terbaru Ada The Trauma Code: Heroes on Call
Kajian pemetaan ini dihadiri langsung Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (PRKPCK) Jatim I Nyoman Gunadi dengan didampingi Tim BPBD Jatim. Hadir juga dalam peninjauan ini, Kalaksa BPBD Kabupaten Pasuruan Sugeng Hariyadi, Kapolsek Purwodadi dan perangkat desa setempat.
Sedang dari Tim Geologi ITS dipimpin Prof Ir Indrasurya B. Muhtar. Dari kajian di lokasi kejadian, Guru Besar Geoteknik di Fakultas Teknik Sipil ITS itu memaparkan, fenomena gerakan tanah yang terjadi di Pasuruan ini dipengaruhi oleh kelerengan, kekuatan tanah, dan kandungan air.
Kandungan air yang tinggi, menurutnya, akan semakin meningkatkan tekanan dalam tanah dan memicu pergerakan. "Retakan yang terus membesar dalam jangka panjang tentu akan semakin berbahaya, terutama saat curah hujan tinggi," terangnya.
Untuk penanggulangannya, lanjutnya, akan membutuhkan biaya besar dan tidak menjamin efektivitas jangka panjang, karena luasnya area terdampak. Karenanya, ia lebih merekomendasikan relokasi, mengingat kerusakan bangunan juga berdampak negatif bagi psikologi warga terdampak.
Rencananya, hasil kajian ini akan segera disampaikan kepada Pj Gubernur Jatim dan Pj Bupati Pasuruan untuk ditentukan langkah lanjutan. Seperti, pencarian lahan relokasi yang representatif dan aman.
Sebelumnya, Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono telah meninjau bencana tanah bergerak di Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. Fenomena tanah gerak ini mulai dirasakan warga sejak Selasa (28/1/2025) dan masih terus berlanjut hingga beberapa hari kemudian.
Baca Juga : Prakiraan Cuaca di Jawa Timur Sabtu 1 Februari: Hujan Lokal hingga Angin Kencang
Hal ini menyebabkan banyak rumah warga retak-retak dan sebanyak 47 kepala keluarga dengan total 176 orang diungsikan. Sedikitnya 47 rumah mengalami kerusakan dengan 16 di antaranya rusak parah.
Saat itu, Adhy menjelaskan, pola pergerakan tanah masih terus dipantau. Namun untuk saat ini, masyarakat perlu menyadari besarnya risiko yang berpotensi timbul dari tanah bergerak ini.
"Untuk sementara diungsikan dulu sambil kita tugaskan Dinas PU Cipta Karya Jatim bekerjasama dengan ahli geologi ITS untuk memetakan dan menganalisis fenomena ini. Apakah permanen terus bergerak atau tidak. Jadi rekomendasinya kita tunggu. Apakah ini masih layak untuk ditinggali atau ditinggalkan," jelas dia.
"Kalau nanti keputusannya harus ditinggalkan, maka solusinya adalah relokasi atau pindah lahan ke kawasan aman yang memang bebas dari bencana. Kemudian akan kita bangun rumah sesuai dengan kebutuhan dan juga sesuai aturan serta kemampuan dari provinsi dan kabupaten/kota," sambung Adhy Karyono.