JATIMTIMES - Film 1 Kakak 7 Keponakan yang disutradarai Yandy Laurens sedang ramai diperbincangkan sejak penayangannya pada Rabu, 23 Januari lalu. Film ini berhasil menarik perhatian penonton dan mendapat ulasan positif dari berbagai kalangan.
Yandy Laurens dikenal sebagai sutradara berbakat yang sebelumnya sukses menggarap film bertema keluarga seperti Keluarga Cemara dan Jatuh Cinta seperti di Film-Film.
Ia bahkan telah meraih penghargaan sebagai Penulis Skenario Terbaik pada 2019 dan 2024. Tidak hanya itu. Lewat Jatuh Cinta seperti di Film-Film, ia juga dinobatkan sebagai Sutradara Terbaik. Dengan reputasi tersebut, tak heran jika film ini menjadi salah satu yang paling dinantikan.
Mengutip ulasan dari akun X @WatchmenID, Minggu (2/2/2025), film ini merupakan adaptasi dari karya Arswendo Atmowiloto yang pernah ditayangkan sebagai serial pada tahun 1996. Namun, penonton tidak perlu mengetahui cerita versi serialnya untuk dapat menikmati film ini.
"Intinya cerita di film ini berpusat pada kehidupan Moko. Seorang mahasiswa yang hidup bersama keluarga kakaknya. Suatu ketika, kakak dan iparnya meninggal secara tiba-tiba yang mengharuskan Moko menopang seluruh kehidupan keluarga tersebut." tulis akun tersebut.
Premis cerita yang tampak berat ini awalnya diperkirakan akan menyuguhkan banyak adegan emosional yang menguras air mata. Namun, kenyataannya justru sebaliknya.
"Yang kami rasakan saat menonton 1 Kakak 7 Keponakan adalah kita diajak memposisikan diri sebagai Moko atau anggota keluarga lainnya untuk merasakan berbagai suka duka kehidupan yang terjadi pada 'orang-orang biasa'."tambah ualasannya.
Film ini tidak hanya menawarkan kisah yang menyedihkan, tetapi juga menghadirkan momen-momen menyenangkan yang membuat penonton tersenyum.
"Adegan-adegan dalam film ini bukan cuma bikin kita relate atau sedih saja, tapi juga mengajak penonton bersenang-senang dan menikmati beratnya perjuangan hidup." jelas WatchmenID.
Kombinasi antara drama keluarga yang hangat dan humor yang segar membuat cerita terasa alami dan tidak berlebihan. Dialog antar karakter terasa natural, berkat akting para pemerannya yang totalitas.
"Drama keluarganya hangat, selipan komedinya pun cantik. Semua kerasa begitu effortless lewat celetukan dialog-dialog natural dari cast-nya." tambahnya.
Chicco Kurniawan yang berperan sebagai Moko berhasil memerankan karakter utama dengan baik. Meski tokoh sentral adalah Moko, karakter anggota keluarga lainnya juga menarik dan sulit untuk tidak disukai.
"Desain karakternya menarik, beberapa backstory-nya pun lumayan bikin wow, ditambah tektokan dialog antar karakter yang benar-benar menyenangkan." ujarnya.
Dari segi teknis, film ini menampilkan sinematografi yang indah dengan beberapa momen hening yang menenangkan, mengingatkan pada gaya penyutradaraan Kore-eda.
"Beberapa shot cantik diselingi 'silent moment' yang begitu meneduhkan. Bikin adem saat menonton." ujar WatchmenID.
Alunan musik yang dibawakan Sal Priadi semakin memperkuat suasana emosional dalam film ini, membuat penonton terhanyut dalam cerita.
Film ini memberikan pesan mendalam tentang pentingnya keluarga dan kekuatan menghadapi cobaan hidup.
"Hei, hal menakutkan memang bisa terjadi secara tiba-tiba, tapi saat itu terjadi hidup harus tetap berjalan, dan segala kendala pasti bisa dihadapi." katanya.
"Sebuah sajian yang membekas.
Highly Recommended!," tutup WatchmenID.
Sinopsis Film 1 Kakak 7 Keponakan
Kisah ini berpusat pada Moko (Chicco Kurniawan), seorang mahasiswa arsitektur tingkat akhir yang sedang menunggu kelulusannya. Ia memiliki impian besar untuk melanjutkan studi ke Columbia University dan bekerja sebagai arsitek sebelum mendirikan firma bersama kekasihnya, Maurin (Amanda Rawles).
Namun, hidup Moko berubah drastis setelah kakaknya, Atmo (Kiki Narendra), meninggal dunia akibat serangan jantung sesaat setelah sidang kelulusannya. Tidak lama kemudian, istrinya, Agnes (Maudy Koesnaedi), juga meninggal setelah melahirkan bayi perempuan bernama Ima.
Atmo dan Agnes selama ini telah menjadi pengganti orang tua bagi Moko sekaligus menghidupi tiga anak lainnya: Woko (Fatih Unru), Nina (Freya JKT48), dan Ano (Nadif H.S.). Dengan situasi yang penuh tekanan, Moko sempat meminta bantuan kakaknya, Osa (Niken Anjani), yang tinggal di Australia. Namun, Osa tidak bisa pulang karena kesibukan suaminya.
Moko akhirnya terpaksa menunda mimpinya demi merawat keponakannya. Ia menghadapi berbagai tantangan, termasuk menjaga hubungannya dengan Maurin yang tetap berusaha mendukungnya.
Di tengah berbagai kesulitan, Moko dan keponakannya belajar menemukan makna kebersamaan dan kekuatan keluarga. Ujian hidup yang berat justru menyatukan mereka dalam cinta dan kebersamaan yang tak tergantikan.