JATIMTIMES - Selain Isra Mikraj, dalam kalender Islam juga terdapat malam yang sangat istimewa. Malam tersebut adalah malam Nisfu Sya'ban. Sebab pada malam tersebut dipercaya sebagai malam yang sangat mustajab untuk berdoa dan mengamalkan beberapa amalan.
Tak heran jika umat Muslim di seluruh dunia memanfaatkannya untuk berdoa, beribadah, dan memperbaiki hubungan dengan Allah.
Baca Juga : BPBD Jatim Lanjutkan Bersih-Bersih Sungai di Sidoarjo, Fokus Pangkas Dahan dan Ranting
Namun, tanggal pasti Nisfu Sya'ban sering menjadi pertanyaan, mengingat penanggalan Hijriah berbasis pada perhitungan bulan. Lantas malam Nisfu Sya'ban 2025 jatuh pada tanggal berapa?
Malam Nisfu Sya'ban 2025
Nisfu Syaban jatuh pada tanggal 15 Syaban dalam kalender Hijriyah, yang tanggalnya berbeda setiap tahun dalam kalender Masehi karena perbedaan sistem perhitungan.
Berdasarkan kalender Hijriyah 1446 H, malam Nisfu Syaban tahun ini diperkirakan jatuh pada tanggal 14 Februari 2025 malam, setelah Magrib.
Saat itulah merupakan momen yang tepat untuk mengerjakan beraneka amalan sunnah. Satu di antara amalan taubat di malam Nisfu Syaban adalah doa Nisfu Syaban.
Doa Malam Nisfu Syaban
Dilansir dari laman NU Online, Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya di dalam Kitab Maslakul Akyar halaman 78-80 menuliskan bahwa di malam nisfu Sya'ban dianjurkan untuk memperbanyak doa malam nisfu sya'ban. Karena malam tersebut, malam yang dirahmati Allah.
"Di malam nisfu Sya’ban, seorang Muslim bisa berdoa kepada Allah untuk panjang umur, murah rezeki, dan tetap iman. Kita juga biasanya membaca 3 kali Surat Yasin di sela doa tersebut," jelasnya.
Sayyid Utsman bin Yahya menambahkan, adapun doa yang dipanjatkan saat malam nisfu Sya’ban yaitu:
اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِيْ، وَاكْتُبْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ
Baca Juga : Sinkronisasi RPJMD dengan Visi Misi Mbatu Sae, Begini Tantangan Transmisi Pemerintahan Kota Batu
Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu ‘alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in‘âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma’manal khâ’ifîn. Allâhumma in kunta katabtanî ‘indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî ‘indaka sa‘îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb” wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil ‘alamîn.
Artinya, “Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.”
Catatan khusus dari doa ini yaitu dhamir mufrad pada doa ini dapat diganti menjadi dhamir jamak bila dibaca berjamaah.
Sebelum membaca doa tersebut, terlebih dahulu melakukan salat sunnah 2 rakaat dengan niat salat sunnah mutlak. Rakaat pertama setelah baca al-Fatihah kemudian membaca surat Al-Kafirun. Rakaat kedua setelah baca al-Fatihah membaca surat Al-Ikhlas.
Dalam setiap sujud membaca doa:
Allâhumma inni 'audzubika bi'afwika min 'iqobika, wa'audzubika biridloka min sakhotika, wa'audzubika minka ilaika, laa ukhshi tsanaan alaika anta kamaa atsnaita ala nafsika.
Setelah setelah selesai salat lalu membaca surat Yasin 3 kali dengan niat pertama, minta dipanjangkan umur untuk ibadah kepada Allah. Kedua, minta rezeki. Ketiga, minta ditetapkan iman. Setelah itu berdoa.