JATIMTIMES - Setiap Muslim yang menjalankan salat, baik wajib maupun sunah, akan membaca doa tahiyat akhir. Dalam doa tersebut, terdapat penghormatan kepada dua nabi mulia, yaitu Nabi Muhammad SAW dan Nabi Ibrahim AS.
Namun, mengapa nama Nabi Ibrahim AS turut disebutkan dalam bacaan sakral ini? Pertanyaan ini kerap muncul di benak banyak muslim.
Baca Juga : AKBP Rovan Ziarah ke Makam Wali di Gresik: Mengenang Jasa Leluhur
Mengutip buku Perbaiki Shalatmu agar Allah Perbaiki Hidupmu karya Drs Bahroin Suryantara MA., disebutkan bahwa bacaan tahiyat akhir berisi persaksian atas keesaan Allah SWT melalui kalimat syahadat. Di dalamnya, Allah SWT juga memerintahkan umat Muslim untuk memberikan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW dan Nabi Ibrahim AS sebagai bentuk pengakuan atas kedudukan agung keduanya.
Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir sekaligus sosok teladan yang diutus untuk menyempurnakan ajaran tauhid. Bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW dalam salat menunjukkan betapa agungnya derajat beliau di sisi Allah SWT. Namanya disebut miliaran Muslim di dunia setiap hari, dalam salah satu peristiwa paling sakral, yakni salat. Hal ini menjadi bukti bahwa tidak ada nama manusia lain yang menandingi keistimewaan Rasulullah SAW.
Selain itu, nama Nabi Ibrahim AS disebutkan dalam tahiyat akhir karena beliau adalah bapak dari para nabi dan memiliki hubungan erat dengan ketauhidan yang diwariskan kepada keturunannya. Nabi Ibrahim AS dikenal sebagai pemegang teguh ajaran tauhid, yang kemudian diteruskan oleh para nabi dari jalur keturunannya, baik melalui Ismail maupun Ishaq.
Menurut buku 125 Masalah Shalat karya Muhammad Anis Sumaji, hubungan Nabi Ibrahim AS dengan Nabi Muhammad SAW terletak pada kesinambungan ajaran tauhid yang dibawa oleh keduanya. Nabi Ibrahim AS adalah pelopor tauhid yang lurus, sebagaimana disebutkan dalam Surat An-Nisa' ayat 125:
"Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah menjadikan Ibrahim menjadi kesayangan-Nya."
Melalui jalur keturunan Nabi Ibrahim AS, yaitu Ismail dan Ishaq, lahir banyak nabi besar. Dari keturunan Ismail, Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW yang membawa misi untuk menyempurnakan ajaran tauhid, menjauhkan manusia dari kemusyrikan, dan menegakkan Islam. Sedangkan dari jalur Ishaq, lahir para nabi seperti Musa dan Isa yang juga mengajarkan ketauhidan kepada umatnya.
Baca Juga : Rekomendasi Teks Khotbah Jumat Terakhir Bulan Rajab, Tema Salat dan Isra Mikraj
Keistimewaan Nabi Ibrahim AS yang disebut dalam tahiyat akhir tidak hanya karena posisinya sebagai bapak para nabi, tetapi juga karena beliau mendapat gelar Khalilullah atau Kekasih Allah. Sebagaimana diriwayatkan dalam Qashash al-Anbiya karya Imam Ibnu Katsir, rasa takut Nabi Ibrahim AS kepada Allah begitu mendalam sehingga jantungnya berdegup kencang layaknya suara burung yang terbang di langit.
Penyebutan nama Nabi Ibrahim AS dalam tahiyat akhir menjadi bentuk pengakuan umat Muslim terhadap peran sentralnya dalam menyebarkan ajaran tauhid yang lurus dan kuat. Wallahu a'lam.
Menyebutkan nama Nabi Muhammad SAW dan Nabi Ibrahim AS dalam salat adalah wujud penghormatan atas perjuangan mereka menyebarkan tauhid di dunia. Lebih dari itu, hal ini mengingatkan umat muslim akan pentingnya menjaga kemurnian iman dan menjadikan kedua nabi ini sebagai teladan dalam menjalani kehidupan.