JATIMTIMES - Pemerintah Kota Blitar terus memperkuat langkah mitigasi dalam menekan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak, terutama sapi, kambing, dan kerbau. Upaya ini dilakukan melalui distribusi vaksin yang telah diterima dari pemerintah pusat, dengan dukungan legislator yang mengimbau partisipasi aktif peternak dalam pencegahan.
Ketua Komisi II DPRD Kota Blitar, Yohan Tri Waluyo, menegaskan bahwa keberhasilan penanganan PMK membutuhkan peran serta semua pihak. Ia meminta peternak tidak ragu untuk mengikuti program vaksinasi, yang bertujuan melindungi populasi hewan ternak dari virus penyebab PMK. "Vaksinasi ini penting untuk mencegah kerugian lebih besar akibat penularan penyakit. Kami harap peternak dapat mendukung penuh program ini," ujar Yohan, Senin (20/1/2025).
Baca Juga : Kelurahan Rembang Kota Blitar Raih Posisi Ketiga Program Desa Cantik se-Jawa Timur 2024
Sejak PMK kembali merebak pada Desember 2024, Pemkot Blitar melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) terus memantau perkembangan kasus di lapangan. Upaya ini diperkuat dengan kedatangan 300 dosis vaksin subsidi dari Pemerintah Pusat melalui Pemprov Jawa Timur. Vaksin ini diprioritaskan untuk ternak yang sehat di wilayah dengan kasus PMK rendah.
Yohan menyebut subsidi vaksinasi menjadi langkah strategis, mengingat biaya vaksinasi mandiri yang cukup tinggi, yakni mencapai Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu per ekor. "Dengan adanya subsidi, peternak kecil tidak perlu terbebani biaya. Vaksin ini harus dilakukan secara rutin setiap enam bulan agar perlindungan maksimal," katanya.
Selain vaksinasi, DPRD dan DKPP juga menyoroti perlunya pengawasan ketat di Pasar Hewan Dimoro, yang menjadi pusat peredaran ternak. Petugas penyemprotan disinfektan diminta selalu siaga di pintu masuk pasar untuk mencegah penyebaran virus. Yohan menegaskan pentingnya menjaga keamanan pasar hewan sebagai langkah preventif.
Sementara itu, Kepala DKPP Kota Blitar, Dewi Masitoh, menyampaikan bahwa vaksinasi PMK sudah dimulai di beberapa wilayah, termasuk Kelurahan Klampok dan Blitar. Petugas lapangan memeriksa kesehatan ternak sebelum menyuntikkan vaksin untuk memastikan efektivitasnya. "Kami prioritaskan sapi yang sehat dan berada di luar zona merah PMK. Selain vaksin, kami juga memberikan obat cacing untuk meningkatkan daya tahan ternak," jelas Dewi.
Kasus PMK di Kota Blitar hingga kini tercatat menyerang 39 ekor sapi, dengan lima di antaranya mati akibat keterlambatan penanganan. Dewi menambahkan bahwa PMK kali ini lebih agresif dibandingkan sebelumnya, dengan tingkat mortalitas yang lebih tinggi. "PMK kali ini lebih berbahaya, terutama karena disertai gejala tambahan seperti pilek yang memperparah kondisi ternak," ungkapnya.
Baca Juga : Blangko e-KTP Menipis, Dispendukcapil Blitar Ajukan Penambahan ke Pusat
Di sisi lain, peternak menyambut baik program vaksinasi ini. Triman, seorang peternak di Kelurahan Klampok, mengaku sempat khawatir dengan penyebaran PMK yang semakin meluas. "Saya takut sapi saya kena PMK, tapi dengan adanya vaksin gratis ini saya merasa lebih tenang. Terima kasih kepada pemerintah yang sudah membantu kami," ujarnya.
Pemerintah Kota Blitar berharap melalui langkah vaksinasi dan pengawasan terpadu, wabah PMK dapat ditekan. Dukungan peternak menjadi kunci agar program ini berjalan optimal dan populasi ternak di Kota Blitar tetap aman dari ancaman virus.
