JATIMTIMES - Pembayaran non tunai melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sudah menjadi kebutuhan banyak kalangan. Termasuk para pengunjung di Car Free Day (CFD) Kota Batu.
Namun, belum separuh pedagang kaki lima (PKL) di CFD telah menerapkan QRIS sebagai alternatif transaksi pembayaran.
Baca Juga : Update Pangsa Pasar Ekspor Jatim: Jepang, Tiongkok, dan AS Bersaing
Diungkapkan Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Kota Batu Aries Setiawan, pihaknya terus mendorong para PKL untuk naik kelas. Salah satunya dengan meminta peningkatan ke digitalisasi pembayaran.
"Sekarang ini tidak sedikit pembeli yang tidak membawa uang cash. Jadi sebenarnya sangat dibutuhkan," ungkap Aries, Minggu (19/1/2025).
Ia menyampaikan, baru sekitar 40 persen pedagang yang menggunakan QRIS untuk alternatif transaksi saat berdagang di CFD. Sedangkan jumlah total PKL di CFD Kota Batu mencapai sekitar 200 yang telah terdaftar. Artinya, masih ada sekitar 120 Pedagang kaki lima yang belum gunakan QRIS.
Sekadar informasi, menurut data yang diakumulasi oleh Bank Indonesia (BI) merchant QRIS di Kota Batu masih di angka 6 persen saja. Setidaknya, ada sebanyak 41.935 merchant QRIS yang tersebar di Kota Batu. Volume transaksinya mengalami peningkatan tahunan mencapai 319 persen sepanjang tahun.
Pihak Diskumperindag ingin memaksimalkan transaksi dengan QRIS bisa dilakukan pedagang. Apalagi, pendaftaran QRIS melalui Diskumperindag dinilai cukup mudah. Cukup dengan menyertakan kartu tanda penduduk (KTP), Diskumperindag akan menghubungkan merchant dengan pihak bank.
"Prosesnya juga cepat, paling lambat satu hari sudah selesai," ucap Aries.
Baca Juga : Revitalisasi Kawasan Payung Reborn di Kota Batu Tahun Ini Masih Tahap Perencanaan
Meski demikian, ia menilai jika minimnya pendaftar itu lantaran masih ada beberapa PKL yang sudah berusia senja. Sebagian di antaranya kurang memahami berbagai perkembangan digitalisasi termasuk pengoperasian QRIS.
Aries menambahkan, Diskumperindag di sisi lain juga menyediakan banyak pelatihan kompetensi. Termasuk pengelolaan keuangan dengan memberikan materi untuk mengakses pembayaran digital.
"Dengan begitu, para PKL dapat menyasar semua kalangan untuk melakukan transaksi," jelasnya.