JATIMTIMES - Kelompok Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Adistiharsa 62 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang kembali menunjukkan kontribusinya kepada masyarakat. Melalui pelatihan bertajuk “Perawatan Jenazah: Dari Naza’ hingga Mengkafani,” para mahasiswa berupaya meningkatkan pemahaman warga Dusun Umbulsari, Desa Kaliasri, Kecamatan Kalipare, Malang, tentang tata cara pemulasaraan jenazah yang benar.
Kegiatan yang digelar di Masjid Al-Mabrur ini dihadiri perangkat desa dan warga setempat. Dalam penyampaiannya, Suwaji, perangkat Dusun Umbulsari, menegaskan pentingnya pembelajaran yang bersumber langsung dari masyarakat.
Baca Juga : Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Tengah Hutan Jombang
“Ilmu tidak selalu didapat di bangku sekolah, tetapi juga melalui interaksi dan pembelajaran langsung dari kehidupan masyarakat,” ujarnya.
Dalam pelatihan ini, KKM Adistiharsa menghadirkan penyuluh agama dari Kementerian Agama Kabupaten Malang, Nur Afifuddin. Ia menjelaskan secara rinci tahapan pemulasaraan jenazah, mulai dari naza’ atau sakaratul maut, memandikan, hingga mengkafani. Materi yang disampaikan tidak hanya mencakup aspek teknis, tetapi juga nilai spiritual yang terkandung dalam setiap prosesnya.
“Merawat jenazah bukan hanya kewajiban ritual, tetapi juga wujud penghormatan terakhir kepada sesama manusia. Melalui tata cara yang benar, masyarakat dapat mempraktikkan nilai-nilai kesederhanaan, keikhlasan, dan penghormatan,” jelas Nur Afifuddin.
Selain itu, ia menekankan bahwa pemulasaraan jenazah juga mengajarkan pentingnya menjaga harmoni dalam kehidupan beragama. Dengan memahami prosedur ini, masyarakat diharapkan mampu menjadikan kegiatan tersebut sebagai refleksi nilai-nilai kemanusiaan yang universal.
Hakim Mutiara Hati, salah satu anggota KKM Adistiharsa, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan membangun pemahaman tentang moderasi beragama, yang mengutamakan toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan. Dalam masyarakat yang majemuk, pendekatan ini dinilai penting untuk menjaga harmoni sosial.
“Kegiatan ini adalah bentuk nyata dari ajaran Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin, yang membawa kebaikan dan kedamaian bagi semua. Melalui edukasi seperti ini, kami berharap dapat memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan mencegah ekstremisme,” ujar Hakim, mahasiswa asal Ponorogo.
Ia menambahkan bahwa pelatihan ini juga menjadi wadah untuk mempererat hubungan antara mahasiswa dan masyarakat, menjadikan ilmu sebagai alat untuk menciptakan kehidupan sosial yang lebih baik.
Baca Juga : Jadi Syarat Pendaftaran Beasiswa LPDP, Apa itu LoA?
Pelatihan ini mendapat respons hangat dari masyarakat Dusun Umbulsari. Warga terlihat antusias menyimak materi yang disampaikan. “Kami sangat berterima kasih atas kegiatan ini. Dengan pembelajaran langsung seperti ini, kami merasa lebih siap untuk menjalankan kewajiban pemulasaraan jenazah dengan benar,” ujar salah satu warga.
Tidak hanya itu, kegiatan ini juga mengingatkan masyarakat akan pentingnya mempersiapkan diri menghadapi kematian, baik secara spiritual maupun sosial. Masyarakat berharap program serupa dapat terus dilakukan untuk memberikan manfaat berkelanjutan.
KKM Adistiharsa 62 berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi langkah awal untuk membangun sinergi yang lebih baik antara mahasiswa dan masyarakat. Dengan menyisipkan nilai-nilai keislaman yang universal, seperti keadilan dan kesetaraan, acara ini menjadi wujud nyata moderasi beragama yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Kegiatan sederhana namun bermakna ini tidak hanya memberikan edukasi teknis, tetapi juga mempererat ukhuwah Islamiyah. Melalui semangat kolaborasi, mahasiswa dan masyarakat Dusun Umbulsari bersama-sama menciptakan harmoni yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan.
