JATIMTIMES - Rencana pertemuan dan silaturahmi antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto sudah digagas sejak beberapa bulan lalu melalui kader-kader Gerindra dan PDI Perjuangan. Sinyal Megawati bersedia merencanakan pertemuan dengan Prabowo Subianto salah satunya disampaikan dalam pesan Ketua PDI-P yang diamanatkan kepada saya untuk disampaikan kepada Pak Prabowo melalui Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani tanggal 17 Oktober 2024 lalu di ruang kerja Ketua MPR di Gedung Nusantara III Komplek DPR/MPR/DPD RI.
Salah satu amanat Megawati yang sudah saya sampaikan kepada Pak Muzani saat itu adalah pesan bahwa beliau akan bersedia bertemu dengan Prabowo namun waktunya akan dilakukan setelah sang Presiden menyusun dan melantik semua menteri kabinetnya.
Baca Juga : Sosok Orang di Balik Aplikasi Jagat yang Kini Viral, Ternyata Lulusan MIT
Hal itu memberikan pesan yang kuat bahwa jika Mega dan Prabowo suatu saat bertemu langsung, tidak ada kaitannya dengan urusan kursi kabinet.
Selain itu, Mega juga memberikan alasan mengapa beliau bersedia untuk bertemu langsung dengan Prabowo.
Mega menjelaskan karena memang antara dirinya dengan Prabowo tidak pernah punya masalah dan tetap bersahabat baik dari sejak dulu hingga saat ini.
Jadi sebenarnya, kesediaan Mega untuk bertemu Prabowo bukan baru kali ini saja dikemukakan. Pesan bahwa Mega bersedia untuk bertemu dengan Prabowo sudah jauh hari sebelumnya disampaikan.
Kerekatan hubungan Mega dan Prabowo bertambah kuat boundingnya ketika saya laporkan hasil pertemuan Pimpinan MPR 2019-2024 dengan Prabowo tanggal 30 September 2024 di ruang kerja Menhan RI.
Pada saat itu sepuluh orang Pimpinan MPR dipimpin Bambang Soesatyo menyampaikan surat Pimpinan MPR kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto tentang permohonan tindak lanjut pemulihan nama baik Bung Karno setelah Pimpinan MPR membuat surat penegasan tidak berlakunya lagi TAP MPRS Nomor XXXIII Tahun 1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintahan Negara dari Presiden Soekarno dan penegasan bahwa tuduhan Presiden Soekarno telah mendukung pemberontakan G30S/PKI tidak pernah dibuktikan dan batal demi hukum.
Saat itu, Prabowo merespon surat Pimpinan MPR tersebut dan mengatakan, “tanpa surat pimpinan MPR ini, kalau menyangkut hak-hak Bung Karno jika saya sudah menjabat sebagai Presiden nanti pasti akan saya kerjakan”.
Bahkan Prabowo mengmengatak"tolong sampaikan kepada Ibu Megawati dan Mas Guntur Soekarno Putra kalau saya juga adalah seorang pengagum dan pencinta Bung Karno."
Prabowo kemudian menunjuk tangannya ke arah meja kerja utama beliau sebagai Menhan RI yang dibelakangnya terdapat lukisan besar Bung Karno sedang menunggang kuda.
Seluruh hasil pertemuan dan pembicaraan saya bersama Pimpinan MPR lainnya dengan Prabowo tersebut kemudian saya laporkan kepada Mega.
Sejak saat itulah sebenarnya Mega sudah ingin bertemu langsung dengan Prabowo untuk mengucapkan terima kasih atas respon yang begitu baik tentang pemulihan nama baik Bung Karno. Namun, ucapan terima kasih kepada Presiden Prabowo tersebut akhirnya baru disampaikan dalam pidato resmi HUT PDI Perjuangan ke 52 tanggal 11 Januari 2025 kemarin.
Baca Juga : Belasan Ribu Anak di Kota Batu Belum Mengantongi KIA, Pemkot Gencarkan Jemput Bola
Dengan demikian, menurut saya, faktor Bung Karno lah yang akan mempertemukan antara Mega dan Prabowo, selain faktor persahabatan mereka berdua yang sangat baik.
Di luar faktor tersebut, alasan lain yang membuat Mega bersedia bertemu Presiden Prabowo adalah karena Mega sangat concern memikirkan perkembangan situasi global dan potensi krisis dunia akibat perang antarbangsa dan krisis lingkungan hidup serta krisis pangan dunia akibat pemanasan global.
Mega mengkhawatirkan berbagai krisis dunia itu akan berdampak langsung terhadap nasib rakyat dan bangsa Indonesia.
Saya meyakini sepenuhnya, jika insya Allah terjadi pertemuan antara Presiden RI ke-5 dengan Presiden RI ke-8, yang ada di hati dan pikiran serta yang akan dibicarakan Mega dengan Presiden Prabowo adalah tentang nasib dan masa depan Indonesia Raya.
Jakarta, 15 Januari 2025
*Ahmad Basarah*
Ketua DPP PDI Perjuangan
Ketua Fraksi PDI Perjuangan MPR RI