JATIMTIMES — Taman Keanekaragaman Hayati (Taman Kehati) Kota Blitar kini menjadi ikon edukasi lingkungan yang memadukan keindahan taman kota dengan pelestarian tanaman langka. Berbeda dengan taman-taman lainnya, Taman Kehati dirancang untuk menghadirkan pengalaman belajar yang mendalam tentang keanekaragaman hayati, sekaligus menjadi ruang publik yang nyaman bagi masyarakat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Blitar, Jajuk Indihartati, menjelaskan bahwa taman ini memiliki konsep yang unik dibandingkan taman kota lainnya seperti Taman Kebon Rojo.
Baca Juga : Klarifikasi Baqi Memorial Park Buntut Penolakan Makam Komersial, Beberkan Bukti Persetujuan Izin Lingkungan
“Taman Kehati dikembangkan sebagai sarana edukasi keanekaragaman hayati. Di sini, kami fokus pada penanaman tanaman yang tidak hanya langka tetapi juga disukai oleh satwa seperti burung dan kupu-kupu,” ujar Jajuk, Senin (13/1/2025).
Tanaman yang ada di Taman Kehati mencakup berbagai spesies yang jarang ditemui, seperti pohon kepel, juwet putih, randu putih, dan nam-naman.
Menurut Jajuk, keberadaan tanaman-tanaman tersebut tidak hanya mempercantik taman, tetapi juga menciptakan habitat alami bagi berbagai jenis satwa. Hal ini menjadikan Taman Kehati sebagai ruang yang mendukung keseimbangan ekosistem di tengah kota.
Taman Kehati tidak hanya berfungsi sebagai ruang terbuka hijau, tetapi juga menjadi tempat pembelajaran bagi generasi muda. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kota Blitar, Juli Setyanto, mengungkapkan bahwa pihaknya rutin mengajak siswa untuk mengunjungi taman ini.
“Kami memanfaatkan Taman Kehati sebagai bagian dari kegiatan belajar di luar kelas. Siswa dapat mengenal berbagai jenis tanaman langka sekaligus memahami pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem,” jelas Juli.
Ia menambahkan bahwa kegiatan edukasi di Taman Kehati memberi siswa pengalaman langsung yang sulit didapatkan di dalam ruang kelas. Dengan mempelajari keanekaragaman hayati secara langsung, siswa diharapkan memiliki kesadaran lebih tinggi terhadap lingkungan.
Selain menjadi destinasi edukasi, Taman Kehati juga berfungsi sebagai ruang publik yang digemari masyarakat. Menurut Jajuk, warga sekitar sering memanfaatkan taman ini untuk berbagai kegiatan, seperti senam bersama.
Baca Juga : Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Blitar Menurun, Kelompok Rentan Tetap Diminta Waspada
“Taman ini tidak hanya diminati oleh lembaga pendidikan, tetapi juga oleh masyarakat umum. Kegiatan senam rutin yang digelar di area taman semakin meningkatkan popularitasnya,” katanya.
Kehadiran Taman Kehati memperkaya pilihan ruang publik di Kota Blitar, yang juga memiliki taman-taman lain seperti Taman Sentul, Taman Jaten, dan Taman Pecut. Meski demikian, daya tarik Taman Kehati terletak pada konsepnya yang spesifik sebagai tempat konservasi tanaman langka dan habitat satwa.
Jajuk berharap Taman Kehati dapat terus berkembang sebagai sarana edukasi dan pelestarian lingkungan. Ia menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga keberlanjutan taman ini. “Keanekaragaman hayati adalah kekayaan yang harus kita rawat bersama. Taman Kehati adalah contoh kecil bagaimana kita bisa menciptakan ruang yang bermanfaat bagi manusia dan alam,” tuturnya.
Dengan konsep yang unik dan keberagamannya, Taman Kehati tidak hanya menjadi kebanggaan Kota Blitar, tetapi juga inspirasi bagi kota-kota lain dalam mengembangkan ruang publik berbasis edukasi lingkungan. Bagi masyarakat Blitar, taman ini adalah bukti nyata bahwa pelestarian alam dapat berjalan beriringan dengan kebutuhan akan ruang rekreasi.