free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Profil

Profil Ferry Suwadi: Berawal Pikul Gerobak, Kini Juragan Bakso Hingga Bangun Jalan Desa Habiskan Miliaran

Penulis : Ashaq Lupito - Editor : A Yahya

10 - Jan - 2025, 20:25

Placeholder
Ferry Suwadi (tengah, kemeja garis abu-abu), sang inisiator pembangunan jalan di Desa Balesari menggunakan uang pribadi hingga disebut telah menghabiskan anggaran mencapai Rp 10 miliar, saat menerima silaturahmi Bupati Malang HM. Sanusi beserta rombongan pada Kamis (9/1/2025) petang. (Foto: Ashaq Lupito/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Rendah hati dan bersahaja. Kalimat tersebut layak untuk menggambarkan sosok Suwadi atau yang sering dipanggil Ferry, sang juragan bakso yang sukses merintis bisnis di Batam.

Meski kini namanya banyak dikenal orang lantaran viral usai membangun jalan desa untuk masyarakat umum, namun tak lantas membuat Ferry silau akan pujian. Sebaliknya, pria yang kini berusia 52 tahun tersebut tetap bersahaja.

Baca Juga : Kebijakan Parkir di Jalan Yos Sudarso Kabupaten Ngawi Untuk Atasi Kemacetan

Setelah belum sempat ditemui lantaran mengelola bisnis kuliner bakso di Batam, kemarin, Kamis (9/1/2025) malam, Ferry akhirnya kembali pulang kampung. Kedatangannya disambut bak pahlawan.

Wajar saja, berkat inisiasinya untuk membangun jalan desa hingga disebut menghabiskan biaya miliaran tersebut, kini menuai apresiasi dari sejumlah pihak. Tanpa terkecuali, apresiasi dari Bupati Malang HM. Sanusi yang kemarin bersilaturahmi ke rumahnya di Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Kamis (9/1/2025) petang.

"Ya senang, Pak Bupati datang ke wilayahnya untuk menjenguk (masyarakat)," ujar Ferry saat menggambarkan perasaannya bertemu Bupati Sanusi.

Dari pantauan JatimTIMES, kedatangan Bupati Malang beserta rombongan kepala dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang pada saat itu turut disambut meriah. Beragam pentas kesenian mewarnai pertemuan Ferry dengan Sanusi.

Di sisi lain, juga terlihat panggung pertunjukan kesenian tradisional yang berdiri tepat di rumah Ferry. Rumah dan halamannya terbilang luas. Para tamu dari rombongan Bupati Sanusi kala itu duduk di kursi dan sofa yang berjejer di halaman dan ruangan yang cukup luas selayaknya garasi.

Di ruangan untuk Sanusi beserta sebagian rombongannya tersebut, terlihat keramik berwarna putih bersih. Dinding rumahnya juga terlihat kokoh.

Namun, yang cukup menyita perhatian, rumah Ferry yang tinggi dan terdiri dari dua lantai tersebut sepintas nampak sebagian masih dalam proses pembangunan.

Pemandangan itu tentunya sedikit kontras. Sebab, Ferry adalah sosok yang menghabiskan uang pribadi hingga miliaran demi membangun jalan di desanya. Hal itu seolah bisa menggambarkan sosok Ferry yang sangat bersahaja dan dikenal sangat dermawan. Terutama oleh para tetangganya.

Sementara itu, dalam serangkaian kunjungannya, Bupati Sanusi juga tak henti-hentinya mengapresiasi Ferry. Bahkan, nama Ferry disebut layak untuk dijadikan contoh bagi pengusaha lainnya. Meski sukses, namun tak lupa membangun kampung halamannya.

"Nama asli saya Suwadi, sedangkan Ferry itu nama panggilan. Dulu waktu merantau sama teman-teman pakai nama panggilan. Jadi orang familiarnya sekarang ya Sam (Mas, panggilan khas Malang) Ferry," jelasnya.

Ferry menyebut, kesuksesan yang ia raih saat ini ialah berkat kerja kerasnya yang ia rintis sejak masih remaja. Kala usianya 16 tahun, Ferry muda saat itu sudah merantau.

"Umur 16 tahun saya sudah merantau. Dulu pertama merantau di Jawa Barat," ujarnya.

Awal merantau, Ferry ikut juragannya bekerja sebagai penjual bakso. Saat itu, Ferry menjajakan bakso bukan di toko atau kios. Bukan juga pakai gerobak dorong. Namun dipikul.

"Di sana (Jawa Barat), saya memikul gerobak, jualan bakso. Sempat memikul sampai enam bulan," tuturnya.

Enam bulan di Jawa Barat, Ferry muda kembali merantau. Saat itu dia hijrah ke Bali. "Terus saya merantau lagi ke bali, jualan bakso juga," ujarnya.

Baca Juga : Bupati Sanusi Peduli Destinasi Wisata Edukasi, Bakal Perlebar Akses Menuju Situs Sekaran

Setelah beberapa lama berjualan bakso di Pulau Dewata, Ferry akhirnya memutuskan untuk hijrah. Yakni ke Batam. "Dari bali saya bisa kumpulkan uang Rp 900 ribu, terus saya ke Batam, uang itu untuk modal di sana," imbuhnya.

Ferry tidak menjelaskan secara tepatnya kapan awal mula ia hijrah ke Batam. Namun yang jelas, dia merantau ke Batam di tahun 1992.

"Batam itu di sana dulu tahun 1992 sudah mulai dibangun, pabrik-pabrik sudah mulai masuk ke sana. Jadi saya punya harapan di sana itu bisa untuk mengais rezeki, berdagang," terang Ferry saat menjabarkan alasannya memilih hijrah ke Batam.

Keputusan itu ternyata tepat. Dari yang semula sempat memikul gerobak, kini Ferry sukses menjadi juragan bakso. Usaha kulinernya diberi nama Bakso Gunung.

"Saat ini sudah ada delapan cabang, di Batam semua," ucap Ferry dengan penuh syukur.

JatimTIMES berkesempatan mencicipi bakso ramuan Ferry. Satu kata untuk menggambarkannya. Rasanya enak. Bahkan, para tamu dari rombongan Bupati Sanusi saat itu terlihat antre panjang.

Antre bukan karena banyaknya tamu. Tapi para tamu tersebut mengantre lagi usai menghabiskan semangkok bakso. Menu yang disajikan tuan rumah di antaranya adalah bakso halus dan kasar. Di mana, bakso kasar ukuran jumbo itulah yang paling banyak diserbu.

Ferry mengaku, keahlian meracik bakso tersebut bukan ia tekuni dari keluarganya. Melainkan dari para tetangganya. "Di sini kan rata-rata memang pedagang bakso, orang sini itu dulu latar belakangnya jualan bakso. Saya juga pernah ikut orang sini, istilahnya menjadi kulinya," jelasnya.

Sebagaimana diberitakan, Ferry adalah inisiator pembangunan jalan di desanya. Pembangunan awal berlangsung tahun 2017. Hingga akhirnya, beberapa pekan ini nama Ferry jadi perbincangan hangat publik berkat jasa dan kedermawanannya.

Dari sejumlah sumber, Ferry disebut menggelontorkan uang pribadi mencapai Rp 10 miliar untuk membangun jalan yang sejatinya jalan desa, untuk masyarakat umum. Namun, saat dikonfirmasi, Ferry enggan menyebut berapa uang yang telah ia habiskan.

"Kalau anggaran, saya tidak menyampaikan ke publik. Soalnya, karena memang ingin niat amal ibadah," tegasnya.

Selain jalan desa, Ferry juga turut membangun tempat ibadah. Yakni masjid. "Itukan sebenarnya sudah lama, bangunan masjid itu tahun 2014 mulainya, dan selesainya 2017," pungkasnya.


Topik

Profil Juragan bakso suwadi sanusi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Ashaq Lupito

Editor

A Yahya