free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Cegah Penularan PMK, Peternak Sapi di Kota Malang Gunakan Ramuan Tradisional

Penulis : Riski Wijaya - Editor : Dede Nana

07 - Jan - 2025, 19:25

Placeholder
Suwadji saat merawat ternaknya.(Foto: Riski Wijaya/MalangTIMES).

JATIMTIMES - Kondisi penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) tengah menghantui peternak di Kota Malang. Salah satunya, peternak di Kelurahan Sanan, Kecamatan Blimbing bernama Suwadji. 

Suwadji pun mengaku tak ingin PMK kembali mewabah seperti tahun 2022 silam. Sembari menunggu vaksinasi dari pemerintah, ia pun memutar otak agar ternak sapinya tetap sehat dan tidak tertular PMK. Hal tersebut dilakukan dengan meracik ramuan tradisional. Seperti rempah dan beberapa ramuan herbal. 

Baca Juga : Hearing DPRD Blitar: Unisba Tegaskan Profesionalisme Seleksi Perangkat Desa Bendosewu

"Sementara ini ya kadang dikasih ramuan kayak kunyit, ada juga yang bilang dikasih garam asam yang dilarutkan ke air panas untuk disemprot ke hidung sapinya," jelas Suwadji. 

Selain itu, dirinya juga terus menjalin komunikasi dengan tenaga kesehatan hewan nakeswan. Hal itu dimaksudkan agar perawatan yang dilakukan kepada ternak sapinya bisa lebih optimal. 

"Tapi kalau gak telaten ya manggil mantri hewan. Sementara ini belum ada yang menunjukan gejala. Tapi sudah saya antisipasi," imbuh Suwadji. 

Di kandangnya, Suwadji saat ini tengah memelihara 9 ekor sapi. Yakni 5 ekor miliknya, 3 ekor orang tuanya dan satu ekor lagi milik tetangganya. Ia pun meyakini bahwa saat ini seluruh sapi yang ia pelihara, tengah dalam kondisi yang sehat. Namun dirinya tetap melakukan antisipasi, mengingat di sekitarnya sudah ada sapi yang terpapar PMK. 

"Kalau punya tetangga saya ada (muncul gejala PMK), kalau punya saya belum ada," imbuh Suwadji. 

Ia pun tak ingin bahwa mewabahnya PMK yang sempat membuatnya merugi pada tahun 2022 terulang lagi. Saat itu, kerugian ia alami saat harga sapinya turun drastis, bahkan turun hingga lebih dari 50 persen. 

Baca Juga : Kasus PMK Merebak, DPRD Kota Malang: Belum Perlu Anggarkan Vaksin

"Gak sampai rugi karena meninggal. Tapi ya memang harga jualnya turun, biasanya laku Rp 14 juta, itu bisa Rp 3-4 jutaan. Masih bisa dijual tapi memang harganya menurun drastis," terangnya. 

Dirinya menceritakan bahwa saat tahun 2022 silam, penyebaran PMK terjadi begitu cepat. Di wilahah sendiri, menurutnya penyebaran PMK berasal dari wilayah Sanan Barat

"Kalau dulu benar-benar cepat penyebaran dan penyakitnya menyerang ke hewan. Dari sapinya melet-melet (menjulurkan lidah) kemudian sampai kakinya ada luka, kukunya lepas. Kadang kami kalau sudah gak telaten, baru ada gejalanya mending langsung dijual, daripada mati ternaknya," pungkasnya. 


Topik

Peristiwa pmk pmk kota malang ramuan tradisional peternak sapi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Riski Wijaya

Editor

Dede Nana

Peristiwa

Artikel terkait di Peristiwa