free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Kesehatan

TBC di Kabupaten Blitar Mengkhawatirkan: 93 Warga Meninggal Dunia Sepanjang 2024

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Nurlayla Ratri

27 - Dec - 2024, 10:25

Placeholder
Ilustrasi

JATIMTIMES- Kabupaten Blitar tengah menghadapi lonjakan kasus Tuberkulosis (TBC) yang signifikan sepanjang tahun 2024. Meski menunjukkan peningkatan deteksi dini, jumlah korban meninggal akibat penyakit ini mencapai 93 orang, memicu keprihatinan berbagai pihak.

Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar mencatat, hingga pertengahan Desember 2024, terdapat 11.490 suspek TBC. Dari angka tersebut, 1.377 di antaranya dinyatakan positif sebagai penderita TBC sensitif obat, sementara 14 lainnya mengidap TBC Multi Drug Resistance (MDR) atau kebal obat. Angka kematian mencapai 93 kasus, sebagian besar berasal dari pasien yang terlambat menjalani pengobatan.

Baca Juga : Hasil Leg 1 Semifinal Piala AFF 2024, Vietnam Hajar Singapura dengan Skor 2-0

Eko Wahyudi, Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Blitar, mengonfirmasi bahwa angka tersebut menunjukkan tren kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. “Tahun 2023, jumlah penderita TBC sensitif obat tercatat sebanyak 1.180 kasus, dan TBC MDR sebanyak 14 kasus,” jelas Eko, Kamis (26/12/2024). 

Namun, Eko menegaskan bahwa peningkatan ini bukan hanya tanda buruk. Ia memandangnya sebagai hasil dari upaya skrining yang lebih masif. Meski demikian, ia mengakui bahwa angka temuan kasus baru tahun ini masih berada di bawah target capaian sebesar 65 persen.

“Semakin banyak kasus yang ditemukan, penanganannya bisa lebih maksimal, sehingga risiko penularan yang lebih luas dapat diminimalkan,” ujarnya. 

Untuk mencegah penularan TBC, Dinkes Kabupaten Blitar terus menggencarkan berbagai program skrining melalui puskesmas dan kegiatan berbasis komunitas. Pasien yang terdiagnosis TBC diwajibkan menjalani pengobatan selama enam hingga delapan bulan secara teratur. Pengobatan ini sepenuhnya gratis, ditanggung oleh pemerintah.

Namun, tantangan utama dalam pengendalian TBC adalah rendahnya kesadaran masyarakat terhadap gejala penyakit ini. Eko mengimbau masyarakat segera memeriksakan diri jika mengalami batuk berkepanjangan yang disertai penurunan berat badan, demam, atau kelelahan. 

“Semakin cepat diketahui, semakin besar peluang pasien untuk sembuh total,” tegasnya.

Baca Juga : Cara Download Sertifikat PPPK 2024 Nilai Seleksi Kompetensi

Salah satu perhatian serius adalah kasus TBC MDR yang memerlukan penanganan lebih kompleks. Pasien TBC MDR biasanya membutuhkan pengobatan lebih lama dengan obat-obatan khusus. Tanpa deteksi dini, risiko penyebarannya dapat meningkat, terutama di lingkungan padat penduduk.

Tren kenaikan kasus TBC di Kabupaten Blitar menjadi alarm bagi semua pihak, dari pemerintah hingga masyarakat. Sementara Dinkes terus meningkatkan upaya pencegahan, Eko menegaskan pentingnya kolaborasi. 

“Pencegahan penularan TBC bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga membutuhkan peran aktif masyarakat,” katanya.

Dengan terus diperkuatnya program deteksi dini, diharapkan angka kasus TBC di Kabupaten Blitar dapat ditekan di masa mendatang, dan kualitas hidup masyarakat meningkat secara signifikan.


Topik

Kesehatan Blitar TBC meninggal dunia



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Nurlayla Ratri