JATIMTIMES - Pohon Natal merupakan salah satu barang yang wajib ada ketika momen perayaan Natal tiba. Ya, memajang pohon cemara yang penuh hiasan sudah menjadi tradisi perayaan Natal selama ribuan tahun.
Namun, pertanyaannya sekarang mengapa Natal identik dengan pohon cemara yang dihiasi dengan berbagai pernak-pernik dan bagaimana asal usul pohon Natal?
Asal-usul Pohon Natal
Baca Juga : Rekomendasi Cerdas Menentukan Tanggal Cuti pada 2025
Dilansir dari Whychristmas.com, pohon Natal seperti yang marak dipajang hingga sekarang ini mulai ada sekitar akhir tahun 1400 hingga 1500-an. Budaya ini berasal dari Jerman, tepatnya di masa Kekaisaran Romawi Suci. Pohon yang disebut Pohon Kristus atau Pohon Surga ini memiliki hiasan dan ditambahkan roti hosti atau wafer komuni, ceri, dan hiasan kue berbentuk bintang lonceng, malaikat, dan sebagainya.
Pada masa-masa awal, di banyak belahan Eropa Utara, jika orang-orang tidak mampu membeli tanaman asli, mereka membuat piramida dari kayu agar berbentuk seperti pohon Natal dan menghiasnya agar tampak seperti pohon. Lalu, menghiasnya dengan kertas, apel, dan lilin.
Orang pertama yang membawa phon Natal ke dalam rumah, seperti yang kita kenal sekarang, mungkin adalah Pendeta Jerman abad ke-16, Martin Luther. Ada sebuah cerita tentang suatu malam sebelum Natal, ia berjalan melalui hutan dan mendongak untuk melihat bintang-bintang bersinar melalui cabang-cabang pohon.
Pemandangan itu sangat indah, sehingga ia pulang ke rumah dan memberi tahu anak-anaknya bahwa itu mengingatkannya pada Yesus, yang meninggalkan bintang-bintang di surga untuk datang ke Bumi pada hari Natal. Jadi, ia membawa pohon ke rumahnya dan menghiasinya dengan lilin untuk mewakili bintang-bintang.
Banyak mitos lain seputar asal-usul pohon Natal. Salah satu legenda mengatakan bahwa Martin Luther, yang mengatalisasi Reformasi Protestan, percaya bahwa pohon pinus melambangkan kebaikan Tuhan. Mitos lain yang populer pada abad ke-15 menceritakan kisah St. Bonifasius, yang pada abad ke-8 menggagalkan pengorbanan manusia pagan di bawah pohon ek dengan menebang pohon itu. Kemudian, pohon cemara tumbuh di tempatnya, dengan cabang-cabangnya yang melambangkan kebenaran abadi Kristus.
Beberapa versi legenda St. Bonifasius ini mengatakan bahwa ia menebang pohon cemara baru dan menggantungnya terbalik, yang hingga kini diyakini telah mengarah pada tradisi untuk melambangkan Tritunggal Mahakudus. Semua cerita ini mungkin telah membantu menyebarnya tradisi Natal.
Pohon yang Bisa Dijadikan Pohon Natal
Tidak melulu cemara, di berbagai negara ada banyak macam pohon yang bisa digunakan untuk dijadikan pohon Natal.
Di Selandia Baru memakai pohon 'Pōhutakawa' yang memiliki bunga merah. Di India, pohon pisang atau mangga terkadang dihias dan dijadikan pohon Natal. Sementara itu, di Puerto Riko, kamu dapat menggunakan daun palem untuk menghiasi rumahmu.
Di Republik Dominika ada hiasan yang disebut 'Charamicos' (istilah slang untuk cabang pohon kering) yang terbuat dari jerami atau kayu lentur dan dicat putih. Awalnya, hiasan ini dibuat agar tampak seperti Pohon Natal kecil, tetapi kini memiliki banyak bentuk seperti bintang dan hewan.
Di Jerman, para penduduknya menggunakan pohon yew. Di berbagai belahan dunia lain, pohon pinus yang bagian puncaknya mengerucut seperti pohon cemara juga kerap digunakan sebagai pohon Natal.
Hiasan Pohon Natal Pertama
Baca Juga : Grand Mercure Malang Mirama Suguhkan Konsep Egypt dan Jendela Luar Angkasa di Momen Nataru
Pohon Natal biasanya dihias dengan ornamen yang berkaitan dengan Natal, atribut agama Kristen atau Katolik, dan yang related dengan musim dingin.
Pada awalnya, patung Bayi Yesus diletakkan di atas pohon. Seiring berjalannya waktu, bagian atas pohon Natal juga bisa dihias dengan figur berbentuk malaikat.
Pada zaman Victoria, pohon Natal dihiasi dengan lilin untuk melambangkan bintang. Di banyak bagian Eropa, lilin masih digunakan untuk menghias pohon Natal.
Di Jerman, pohon Natal pertama dihiasi dengan benda-benda yang dapat dimakan, seperti roti jahe dan apel berlapis emas. Pada tahun 1605, seorang Jerman menggantung mawar yang dipotong dari kertas warna-warni, apel, wafer, kertas emas, permen, dan lain-lain.
Dekorasi dari timah dan kaca mulai dibuat pada tahun 1860-an dan 1870-an. Beberapa dekorasi kaca pertama berbentuk apel dan mungkin dari situlah asal muasal pernak-pernik bulat berwarna merah pada pohon Natal.
Unsur Cahaya di Pohon Natal
Lilin merupakan cara utama untuk menyalakan lampu di pohon Natal selama ratusan tahun. Namun, lilin dapat dengan mudah menyebabkan kebakaran.
Jadi, ketika lampu-lampu kecil ditemukan pada akhir tahun 1800-an, pohon Natal mulai menggunakan lampu kecil sebagai unsur cahaya.