JATIMTIMES - BPJS Ketenagakerjaan menandai satu dekade perjalanan transformasi dengan capaian positif yang semakin memperkuat perannya dalam melindungi pekerja di Indonesia.
Di usianya yang ke-47 tahun, lembaga ini berhasil memperluas jangkauan kepesertaan dan meningkatkan kualitas layanan, sekaligus menunjukkan ketahanan di tengah dinamika perekonomian global.
Baca Juga : Pasar Sepi, Retribusi Pasar Tradisional di Kabupaten Blitar Jauh dari Target
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo, menyatakan bahwa perjalanan panjang selama empat dekade lebih ini menjadi bukti nyata kontribusi BPJS Ketenagakerjaan dalam menyejahterakan pekerja.
"Kami berterima kasih kepada para pendiri, pimpinan sebelumnya, dan seluruh insan BPJS Ketenagakerjaan yang telah membawa lembaga ini menuju kemajuan luar biasa," ujar Anggoro dalam keterangan resmi yang diterima Jumat (6/12/2024).
Sejak transformasi pada 2014, jumlah peserta aktif melonjak signifikan. Jika satu dekade lalu jumlah peserta aktif hanya mencapai 16,8 juta, kini angka tersebut menyentuh 43,5 juta. Peserta tersebut terdiri dari 27,7 juta pekerja penerima upah, 9,5 juta pekerja bukan penerima upah, serta 6 juta pekerja sektor jasa konstruksi dan Pekerja Migran Indonesia (PMI).
"Kenaikan ini harus dibarengi dengan kualitas layanan yang baik," lanjut Anggoro. Salah satu inovasi andalan yang disebutkan adalah aplikasi Jamsostek Mobile atau JMO. Aplikasi ini mempermudah akses layanan bagi peserta dan tercatat telah memiliki 24,5 juta pengguna, dengan lebih dari 60 persen pengguna aktif. Selain itu, tingkat kepuasan layanan Call Center 175 turut meningkat menjadi 92,5 persen.
Dalam perjalanannya, BPJS Ketenagakerjaan juga mencatatkan prestasi di tingkat nasional maupun internasional. Tahun ini, lembaga tersebut berhasil membayar 3,8 juta klaim dengan total nominal mencapai Rp 51,9 triliun. Klaim ini termasuk manfaat beasiswa untuk 92 ribu anak pekerja senilai Rp 387,6 miliar, jumlah yang meningkat hampir empat kali lipat sejak transformasi.
Di bidang investasi, BPJS Ketenagakerjaan juga membuktikan ketahanannya. Dana pekerja yang dikelola tumbuh sebesar 13,85 persen (year-on-year) menjadi Rp 782 triliun. Berkat pencapaian ini, lembaga tersebut dianugerahi penghargaan "Largest Investment Return in Five Years for Social Insurances" oleh InvestorTrust.
"Pengakuan tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari dunia internasional. Kami memiliki delapan ISSA Recognition dan sepuluh ISSA Good Practice, menjadikan BPJS Ketenagakerjaan sebagai lembaga social security dengan pengakuan ISSA terbanyak di dunia," ungkap Anggoro. Pengakuan tersebut menunjukkan standar layanan yang dijalankan sudah sesuai dengan kualitas internasional.
Sadar akan tantangan ke depan yang semakin besar, BPJS Ketenagakerjaan berkomitmen untuk memperluas perlindungan bagi pekerja kelas menengah dan kelompok rentan. Melalui The First Social Security Summit 2024 yang diselenggarakan pada November lalu, BPJS Ketenagakerjaan menghadirkan ruang diskusi bagi para pemangku kepentingan guna menghasilkan solusi inovatif. Fokus utama dalam gelaran tersebut adalah penguatan perlindungan sosial untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Juga : Pemkot Batu Diganjar Zona Hijau Kualitas Tinggi dari Ombudsman RI
Di tingkat daerah, upaya serupa juga terus dilakukan. Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Blitar, Venina, menyampaikan komitmennya untuk mendukung berbagai inovasi yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan secara nasional. "Kami di daerah akan terus berusaha meningkatkan cakupan kepesertaan dengan menggandeng pemerintah daerah. Ini penting agar seluruh pekerja, baik di sektor penerima upah, bukan penerima upah, maupun jasa konstruksi, mendapat perlindungan," ujar Venina.
Lebih lanjut, Venina menyebutkan bahwa sinergi dengan pemerintah daerah menjadi langkah kunci dalam mencapai target kepesertaan. "Dengan dukungan semua pihak, kami yakin visi BPJS Ketenagakerjaan untuk menciptakan universal coverage bisa tercapai," tambahnya.
Di balik berbagai pencapaian yang diraih, BPJS Ketenagakerjaan terus mengusung semangat "Kerja Keras Bebas Cemas" untuk memastikan setiap pekerja Indonesia terlindungi secara optimal. Anggoro menegaskan bahwa integritas dan profesionalisme menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan publik di tengah tantangan yang semakin kompleks.
"Meski penuh tantangan, kami tetap bergerak maju memperluas jaminan sosial dengan tetap memastikan perlindungan yang tepat sasaran. Mari kita jadikan tugas ini sebagai ladang ibadah untuk memberi dampak nyata pada pekerja dan keluarganya," pungkasnya.
Transformasi yang dijalankan BPJS Ketenagakerjaan selama satu dekade terakhir tidak hanya mencerminkan keberhasilan dalam melindungi pekerja, tetapi juga kontribusinya dalam mendukung stabilitas ekonomi nasional. Dengan semangat yang terus dijaga, BPJS Ketenagakerjaan optimistis mampu menghadapi tantangan ke depan menuju Indonesia Emas 2045.