JATIMTIMES - Tiongkok masih mencatatkan dirinya sebagai negara asal barang yang masuk Jawa Timur (Jatim) dengan nilai transaksi terbesar selama Oktober 2024. Nilai impor nonmigas dari Tiongkok bulan Oktober 2024 mencapai nilai sebesar USD 750,93 juta.
Capaian tersebut menjadi yang tertinggi, baik diantara negara-negara Asia maupun dunia. Nilai impor nonmigas Jatim asal Tiongkok memiliki peranan sebesar 35,11 persen dari total impor nonmigas Jatim pada Oktober 2024.
Baca Juga : Penguatan Akreditasi Prodi PTNU, LPTNU Jatim Gelar Workshop Strategi Penyusunan ISK
Capaian Tiongkok disusul Brasil dan Amerika Serikat yang memberikan kontribusi pada impor nonmigas masing-masing sebesar 7,45 persen dan 6,40 persen. "Brasil sebesar USD 159,39 juta serta Amerika Serikat sebesar USD 136,83 juta," tulis BPS Jatim dalam laporan terbarunya, dikutip Minggu (15/12/2024).
Lebih lanjut, kelompok negara ASEAN juga masih menjadi salah satu pemasok utama barang komoditas nonmigas ke Jawa Timur selama Oktober 2024 yang mencapai USD 294,92 juta. Nilai ini mengalami peningkatan sebesar 35,06 persen dibanding bulan sebelumnya.
Di kawasan ASEAN, Thailand menjadi negara utama asal impor nonmigas dengan nilai USD 76,11 juta atau sebesar 3,56 persen dari total impor nonmigas. "Selanjutnya diikuti Vietnam dengan nilai USD 67,46 juta dengan peranan sebesar 3,15 persen," papar BPS Jatim.
Sementara itu nilai impor nonmigas yang berasal dari kelompok negara Uni Eropa bulan Oktober 2024 sebesar USD 102,88 juta. Capaian itu mengalami peningkatan sebesar 2,77 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
"Nilai impor nonmigas terbesar dari kawasan ini berasal dari Jerman sebesar USD 41,84 juta atau dengan peranan sebesar 1,96 persen. Selanjutnya diikuti impor dari Italia dengan nilai sebesar USD 13,64 juta atau dengan berkontribusi sebesar 0,64 persen," sebut BPS Jatim.
Baca Juga : Ekspor Jatim ke Tiongkok Melonjak 43,25 Persen, Jadi Pangsa Pasar Terbesar
Secara kumulatif, selama Januari-Oktober 2024, nilai impor nonmigas dari kelompok negara ASEAN sebesar USD 2.501,35 juta dan utamanya berasal dari Thailand dengan nilai sebesar USD 812,57 juta. Sedangkan nilai impor nonmigas dari kawasan Uni Eropa sebesar USD 971,91 juta dan utamanya berasal dari Jerman sebesar 324,37 juta.
