JATIMTIMES - Sebagai daerah jujugan wisata, masalah lingkungan berupa sampah masih menjadi tantangan bagi Kota Batu. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) tengah mendorong berbagai upaya bersama dalam memperbaiki kualitas lingkungan. Dengan target mempertahankan kategori IKLH (Indeks Kualitas Lingkungan Hidup) Baik (72.31) dan meningkatkannya pada 2024.
Plt Kepala DLH Kota Batu Alfi Nurhidayat menyampaikan jika saat ini salah satu tantangan utama adalah sampah plastik yang menyumbang 60 persen limbah di kawasan wisata dan perkotaan Kota Batu. Plastik sekali pakai sulit terurai dan mencemari lingkungan dalam jangka panjang.
Baca Juga : Polres Batu Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan, Siapkan Rekayasa Lalin Selama Nataru 2024-2025
"Ini yang harus kita upayakan pengurangan dan pengolahannya," ujar Alfi, Senin (9/12/2024).
Dikatakannya, ada dukungan alat berat untuk pengolahan sampah kolaborasi desa dan kelurahan. Untuk memaksimalkan hal tersebut dilakukan pendampingan desa dalam pengurangan sampah.
Dikatakannya, 80 persen sampah dari rumah tangga dan tempat wisata perlu dikelola dengan sistem tempat pengolahan sampah terpadu reduce reuse recycle (TPS3R).
"Nilai IKLH Kota Batu tahun 2023 sudah kategori baik. Untuk meningkatkan itu, salah satu program utama fokus penanganan sampah dan polusi," kata dia.
Dalam pengelolaan sampah, belum lama ini telah dilakukan pengadaan 2 unit insinerator di TPS3R Sisir dan Dadaprejo. Selanjutnya, dilakukan pembangunan TPS3R di Songgokerto.
Alfi menyebut, DLH berupaya terus melakukan sosialisasi dan edukasi pengurangan sampah dari rumah. Dimana diperlukan langkah-langkah kecil bersama menjaga lingkungan hingga kelestarian alam Batu.
"Di antaranya pembuatan sumur resapan dan biopori untuk konservasi air, Konservasi vegetatif dengan penanaman pohon untuk mencegah erosi. Pembersihan sungai dan pemantauan kualitas air, lalu pembuatan dan penahan untuk konservasi tanah," katanya.
Baca Juga : Cuaca Ekstrem, Pohon Mindi Tumbang Timpa Pagar Panti Sosial di Kota Batu
Pihaknya juga mendorong, jika masyarakat menemukan pencemaran industri bisa melaporkan ke DLH. Selain program, lanjut Alfi, perlu partisipasi publik. Salah satunya gerakan Zero Waste dengan mengajak setiap keluarga mengurangi penggunaan plastik dan mempraktikkan gaya hidup minim sampah.
Dia berharap, polusi plastik di lingkungan wisata dan sungai berkurang. Dengan peningkatan kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk ramah lingkungan, ia juga mengharapkan Kota Batu menjadi destinasi wisata yang dikenal sebagai pelopor lingkungan bersih.
Pihaknya mengkampanyekan gerakan ayo ambil bagian. Mulai dari masyarakat bisa membawa tas belanja sendiri saat ke pasar, menggunakan botol minum dan tempat makan yang bisa digunakan ulang. Serta mendukung UMKM lokal yang memproduksi barang tanpa kemasan plastik.
"Targetnya tetap mempertahankan kategori IKLH Baik di angka 72.31 dan meningkatkannya pada 2024," imbuh Alfi.