JATIMTIMES — Suasana pagi di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Srengat berubah mencekam pada Rabu (4/12/2024). Sebanyak 12 santri mendadak mengalami gejala keracunan setelah menyantap menu sarapan. Gejala yang dialami berupa pusing, panas, dan gatal, membuat mereka harus dilarikan ke Puskesmas Srengat untuk mendapatkan penanganan medis.
Menurut Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar, insiden ini terjadi sekitar pukul 07.00 pagi. Sebelumnya, sebanyak 50 santri di ponpes tersebut menyantap menu sarapan yang terdiri dari nasi putih, sayur bobor daun singkong, dan ikan tuna goreng. Namun, tak lama setelah makan, beberapa santri mulai mengeluhkan sakit.
Baca Juga : Ditetapkan Unggul 6.131 Suara, Mas Ibin: Kemenangan Ini Milik Warga Kota Blitar
"Benar, tadi pagi sekitar jam 7 ada sejumlah santri yang mengeluhkan sakit. Mereka diduga mengalami keracunan makanan dan langsung dilarikan ke Puskesmas Srengat," ujar Iptu Samsul, Rabu (4/12/2024).
Sebanyak 12 santri yang mengalami gejala paling parah langsung mendapat perawatan intensif di Puskesmas Srengat. Hingga berita ini diturunkan, sepuluh di antaranya telah diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik. Namun, dua santri lainnya masih menjalani observasi untuk memastikan pemulihan total.
"Puskesmas Srengat bergerak cepat menangani para santri. Saat ini, sepuluh santri sudah pulang, sementara dua lainnya masih dalam pengawasan," tambah Iptu Samsul.
Peristiwa ini memicu penyelidikan mendalam dari pihak kepolisian dan Dinas Kesehatan (Dinkes). Sampel makanan yang disajikan untuk sarapan telah dikumpulkan untuk uji laboratorium guna memastikan penyebab keracunan.
"Kami sudah mengamankan sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan. Saat ini, masih menunggu hasil uji laboratorium untuk mengetahui sumber pastinya," jelas Iptu Samsul.
Hingga kini, pihak ponpes belum memberikan pernyataan resmi terkait kejadian tersebut. Namun, insiden ini menjadi pelajaran penting mengenai pentingnya pengawasan ketat terhadap kualitas makanan yang disajikan, terutama di lingkungan yang menampung banyak individu seperti pesantren.
Baca Juga : Hasil Pleno KPU: Mas Ibin-Elim Unggul, Kota Blitar Bersiap Sambut Pemimpin Baru
Keracunan makanan sering kali terjadi akibat kelalaian dalam proses pengolahan atau penyimpanan bahan makanan. Oleh karena itu, diperlukan standar higienis yang ketat untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Dinas Kesehatan diharapkan memberikan pendampingan lebih kepada pihak ponpes dalam memastikan keamanan pangan.
Kejadian ini menjadi pengingat keras bahwa keamanan makanan adalah tanggung jawab bersama. Pihak ponpes dan Dinkes diharapkan dapat bersinergi untuk menghindari insiden serupa terjadi di kemudian hari.