JATIMTIMES - Angina pectoris atau nyeri dada adalah rasa sakit pada dada yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke otot jantung. Kondisi ini sering kali terjadi akibat penyempitan atau penyumbatan pada arteri koroner, yang dikenal sebagai penyakit arteri koroner. Angina biasanya ditandai dengan rasa tekanan, penuh, atau nyeri di tengah dada.
IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi bagi para dokter di Indonesia. IDI Kota Bima dengan alamat website idibima.org adalah cabang dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang berfungsi sebagai organisasi profesi bagi dokter di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat.
Baca Juga : IDI Gunung Mas Berikan Informasi Pengobatan Pada Penyakit Mata Juling
Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, mendukung pengembangan profesi kedokteran, serta memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai kesehatan.
IDI Kota Bima memberikan pelatihan dan pendidikan, serta melakukan advokasi untuk kepentingan anggota dan masyarakat. IDI Kota Bima juga melakukan penelitian lebih lanjut terkait penyakit nyeri dan sakit pada dada atau dikenal sebagai Angina Pectoris, serta pengobatan yang tepat bagi penderitanya.
Apa saja ciri-ciri utama terjadinya nyeri pada dada?
(Foto oleh DragonImages dari iStockphoto)
IDI Kota Bima dengan alamat website idibima.org menjelaskan bahwa Angina pectoris adalah kondisi yang ditandai dengan nyeri dada akibat berkurangnya aliran darah ke jantung. Berikut adalah ciri-ciri utama terjadinya angina pectoris meliputi:
1. Nyeri dada serta menjalar ke bagian tubuh lain
Faktor pertama terjadinya nyeri dada adalah nyeri sering kali menjalar ke bagian tubuh lain, seperti lengan (terutama lengan kiri), leher, punggung, rahang, atau bahu. Ini sering menjadi tanda bahwa nyeri tersebut mungkin terkait dengan masalah jantung.
2. Mual, pusing serta sesak nafas
Beberapa orang juga melaporkan bahwa mereka merasa mual atau pusing saat mengalami serangan angina. Kemudian sesak nafas karena nyeri pada dada juga dapat terjadi. Kesulitan bernapas bisa menyertai nyeri dada.
3. Mengalami keringat dingin
Nyeri dada yang baru muncul bisa menyebabkan keringat berlebih atau keringat dingin dapat terjadi bersamaan dengan nyeri dada, menandakan kemungkinan kondisi yang lebih serius
4. Pusing dan kehilangan kesadaran
Faktor terakhir adalah penderita bisa mengalami kehilangan kesadaran akibat rasa sakit pada dada. Kehilangan kesadaran, atau kelemahan juga bisa menyertai nyeri dada, terutama dalam kasus serangan jantung
Baca Juga : IDI Gedong Tataan Bagikan Informasi Pengobatan Pada Sindrom Mata Kering
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengurangi gejala nyeri pada dada?
IDI Kota Bima telah meneliti lebih lanjut tentang penyakit Angina Pectoris atau nyeri pada dada. Untuk mengurangi gejala angina pectoris (nyeri dada), beberapa jenis obat yang umum direkomendasikan meliputi:
1. Obat Lanpracid
Salah satu obat yang bisa meringankan rasa sakit pada dada adalah lanpracid. Obat ini mengandung lansoprazole dan digunakan untuk mengatasi gejala tukak lambung dan refluks esofagitis, yang dapat menyebabkan nyeri dada.
2. Obat Antiprestin Kapsul
Obat selanjutnya adalah Antiprestin Kapsul. Obat ini dapat digunakan untuk mengatasi nyeri dada akibat serangan panik, mengandung fluoxetine yang tergolong sebagai obat antidepresan. Namun perlu resep dari dokter untuk penggunaan dosisnya.
3. Obat Farsorbid Tablet
Farsorbid Tablet adalah obat untuk meringankan gejala rasa sakit pada dada. Obat ini mengandung isosorbide dinitrate, efektif untuk meredakan nyeri dada akibat angina pektoris dengan cara melebarkan pembuluh darah.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat-obatan ini, terutama karena beberapa di antaranya memerlukan resep dan dosis yang tepat sesuai kondisi kesehatan masing-masing individu.