JATIMTIMES - Sindrom mata kering adalah kondisi medis dimana ketika kedua mata tidak mendapatkan pelumasan yang cukup dari air mata. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di area mata, bahkan bisa merusak lapisan bening di bola mata yang berakibat pada gangguan penglihatan seperti rabun jauh, glaukoma bahkan tingkat yang lebih parah (kebutaan).
IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. IDI Kecamatan Gedong Tataan dengan alamat website idigedongtataan.org adalah organisasi resmi pemerintah sebagai wadah profesi bagi para dokter di Indonesia.
Baca Juga : IDI Enarotali Berikan Informasi Pengobatan yang Tepat bagi Penderita Angin Duduk
IDI Gedong Tataan berperan penting dalam mengorganisir dokter-dokter yang berpraktek di daerah tersebut, memberikan pelatihan dan pendidikan, serta melakukan advokasi untuk kepentingan anggota dan masyarakat.
IDI Gedong Tataan saat ini sedang meneliti lebih lanjut mengenai ciri-ciri terjadinya sindrom mata kering. Mata kering bisa menjadi gejala gangguan kesehatan yang cukup serius, sehingga membutuhkan. obat yang tepat untuk mengobati gejala ini bagi penderitanya.
Apa saja ciri-ciri terjadinya sindrom mata kering?
(Foto oleh AndreyPopov dari iStockphoto)
IDI Kecamatan Gedong Tataan dengan alamat website idigedongtataan.org menjelaskan bahwa sindrom mata kering dapat terjadi pada setiap orang karena kondisi ini terjadi ketika mata tidak mendapatkan pelumasan yang cukup dari air mata. Berikut adalah ciri-ciri atau gejala umum yang sering dialami oleh penderita sindrom mata kering meliputi:
1. Mata terasa berpasir dan tertekan
Ciri-ciri pertama penderita sindrom mata kering adalah mata terasa berpasir. Banyak orang melaporkan merasa seperti ada benda asing atau pasir di dalam mata, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Selain itu, mata terasa kering, tertekan, atau panas dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. Terasa nyeri pada mata
Sindrom mata kering dapat menyebabkan rasa nyeri atau ketidaknyamanan dapat muncul, terutama setelah beraktivitas lama di depan layar komputer atau membaca.
3. Kelopak mata terasa berat dan penglihatan buram
Penderita sindrom mata kering akan merasakan kelopak mata terasa berat dan sulit untuk dibuka, terutama setelah lama berfokus pada suatu objek.. Penglihatan juga dapat menjadi kabur, terutama setelah berkedip, dan seringkali memburuk saat melakukan aktivitas yang memerlukan fokus, seperti membaca atau bekerja di depan komputer.
4. Sensitif terhadap cahaya dan keluar lendir
Penderita sindrom mata kering mungkin juga akan merasa lebih sensitif terhadap cahaya (fotofobia). Selain itu, sebagian orang juga mengalami sekresi lendir dari mata juga merupakan gejala umum yang dialami oleh pengidap sindrom mata kering.
Baca Juga : Kenali Bahaya Radang Panggul, IDI Dogiyai Memberikan Informasi Pengobatan yang Tepat
Apa saja obat yang tepat untuk mengurangi sindrom mata kering?
Sindrom mata kering dapat diobati dengan cara yang mudah dan tepat agar tidak mengakibatkan gejala dan efek lebih buruk bagi penderitanya. Berikut adalah beberapa obat yang direkomendasikan untuk mengurangi sindrom mata kering meliputi:
1. Obat Air Mata Buatan
A+ Lubricating and Rewetting Drops merupakan salah satu obat tetes mata paling populer untuk mengobati mata kering dengan tepat. Obat ini merupakan larutan tetes mata yang dapat melumasi lensa, meningkatkan kelembaban kontak lens, sehingga melindungi mata Anda dari kekeringan dan tetap nyaman digunakan saat menggunakan kontak lens.
2. Obat Tetes Mata Khusus
Untuk kondisi yang lebih parah, dokter mungkin meresepkan tetes mata yang mengandung bahan aktif seperti cyclosporine, yang membantu meningkatkan produksi air mata alami.
3. Serum Autologus
Obat terakhir seperti Serum Autologus. Obat tetes mata ini dibuat dari darah sendiri dapat digunakan untuk mengganti air mata pada kondisi yang sudah parah. Obat mata ini hanya bisa diresepkan langsung dari dokter.
Penggunaan obat-obatan ini sebaiknya dilakukan sesuai dengan petunjuk dokter atau petunjuk pada kemasan untuk hasil yang optimal. Jika gejala tidak membaik, penting untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter spesialis mata.