free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Politik

Pilka

Mas Ibin Hentikan Dominasi PDIP di Kota Blitar: Era Baru Dimulai

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Nurlayla Ratri

29 - Nov - 2024, 13:18

Placeholder
Syauqul Muhibbin, atau yang akrab disapa Mas Ibin saat menyapa warga Blitar.

JATIMTIMES- Kota Blitar yang sering dijuluki Bumi Bung Karno, telah mencatatkan sejarah baru dalam gelaran Pilkada 2024. Setelah lebih dari dua dekade berada di bawah kepemimpinan wali kota dari PDI-P, pasangan Syauqul Muhibbin dan Elim Tyu Samba (SAE) berhasil memutus dominasi tersebut. 

Pasangan calon (Paslon) nomor urut 2 ini mengungguli rivalnya paslon nomor urut 1 yang diusung PDI-P bersama partai koalisi, Bambang Rianto dan Bayu Setyo Kuncoro, dalam hasil hitung cepat internal dengan perolehan suara 54 persen berbanding 46 persen.

Baca Juga : Kalapoaking: Dinasti yang Terlahir dari Peristiwa Air Kelapa Tua

Rabu malam (27/11/2024), euforia kemenangan pasangan SAE begitu terasa di posko pemenangan mereka. Dalam pidato kemenangannya, Syauqul Muhibbin, atau yang akrab disapa Mas Ibin, menegaskan bahwa kemenangan ini adalah kemenangan rakyat Kota Blitar. 

"Tidak ada lagi warna-warna politik. Semua warna adalah bagian dari warna-warni Kota Blitar," ucapnya penuh semangat di hadapan para pendukungnya.

Mengakhiri Dominasi Panjang PDI-P

Sejak reformasi 1998, PDI-P tak tergoyahkan sebagai pemenang di Pilkada Kota Blitar. Kota yang merupakan tempat dimakamkannya Proklamator RI, Soekarno, menjadi basis utama partai berlambang banteng tersebut. Namun, kemenangan Mas Ibin yang didukung oleh koalisi PKB, PAN, Demokrat, PSI, PKS, dan PKN, telah mengubah peta politik kota ini.

Menurut Ketua Tim Pemenangan SAE, M. Zainul Ichwan, kemenangan ini adalah hasil dari kerja keras tim dan kepercayaan masyarakat yang menginginkan perubahan. 

"Ini bukan hanya kemenangan pasangan SAE, tapi kemenangan seluruh warga Kota Blitar yang menginginkan terobosan baru dalam pemerintahan," katanya.

Latar Belakang Mas Ibin

Mas Ibin adalah sosok yang dikenal multidimensi. Ia seorang pengusaha muda, birokrat, aktivis, sekaligus organisatoris. Sebagai Komisaris Utama PT Karminah Sejahtera Abadi dan Ketua Yayasan Pendidikan Zamzuri Nur Hasyim, ia memiliki pengalaman luas di bidang manajemen dan sosial. Pria kelahiran Blitar ini pernah menjabat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) sejak 2009 dan aktif di berbagai organisasi, termasuk Pengurus Besar PMII dan GP Ansor.

Pendidikan Mas Ibin juga tak kalah mengesankan. Ia mengenyam pendidikan di MTsN 1 Kota Blitar, MAN 4 Jombang, dan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sebagai seorang birokrat yang juga memiliki visi aktivis, Mas Ibin dikenal sebagai pribadi yang ulet dan penuh inovasi.

Visi Baru untuk Kota Blitar

Dalam kampanyenya, pasangan Syauqul Muhibbin-Elim Tyu Samba  membawa slogan Santun, Amanah, dan Excellent (SAE). Mas Ibin menegaskan akan melanjutkan program-program unggulan yang sudah ada, seperti Rastrada, RT Keren, dan sekolah gratis. Namun, ia juga menekankan pentingnya inovasi baru.

“Kami akan membangun pusat-pusat ekonomi baru dan memastikan pendidikan berkualitas hingga tuntas. Tidak hanya SD, SMP, atau SMA, tetapi kami ingin putra-putri Kota Blitar semuanya jadi sarjana,” ujar Mas Ibin.

Selain itu, pasangan ini memiliki program unggulan di bidang kesehatan, seperti mengatasi masalah panjangnya antrian obat di rumah sakit dan mengoptimalkan fungsi call center darurat 112. “Kami ingin layanan publik Kota Blitar menjadi non-stop service yang bisa diakses kapan saja,” tambah Elim Tyu Samba.

Dalam era modern ini, pasangan SAE juga berkomitmen untuk mempercepat digitalisasi layanan publik. Mereka berencana meluncurkan aplikasi terpadu yang mempermudah pengurusan administrasi, seperti pembuatan Kartu Keluarga (KK) dan Surat Izin Mengemudi (SIM). 

“Kami ingin menghadirkan pelayanan yang cepat, mudah, dan murah melalui digitalisasi yang lebih komprehensif,” jelas Elim.

Tak hanya itu, pusat layanan terpadu yang mencakup lebih dari 80 jenis layanan juga direncanakan beroperasi tahun depan. Fasilitas seperti snack dan pijat gratis akan melengkapi kenyamanan warga saat mengurus keperluan administrasi.

Pasangan SAE juga memiliki program untuk memberikan bantuan biaya hidup bagi keluarga pasien rawat inap di rumah sakit. "Sering kali, keluarga pasien tidak bisa bekerja karena harus mendampingi anggota keluarganya di rumah sakit. Program ini akan membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari," terang Elim.

Dengan slogan “Unggul Kotane, Makmur Wargane, Pemerintahane SAE,” pasangan ini berkomitmen menjadikan Kota Blitar sebagai kota yang maju dan warganya sejahtera.

Kota Blitar Bumi Bung Karno

Baca Juga : Pilkada Situbondo Usai, Rio dan Karna Beri Pelajaran Politik Berharga untuk Masyarakat

Kota Blitar adalah kota kecil yang sarat sejarah. Selain sebagai tempat dimakamkannya Bung Karno, kota ini dikenal sebagai Kota Koi dan Kota PETA, karena menjadi lokasi perlawanan pertama Laskar PETA terhadap Jepang pada 14 Februari 1945. Sebagai enklave Kabupaten Blitar, kota ini memiliki luas wilayah 32,58 km² dengan tiga kecamatan dan 20 kelurahan.

Setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, digantikan oleh Wakil Presiden BJ Habibie, Indonesia menggelar Pemilu pada 1999, meskipun seharusnya Pemilu baru dilaksanakan pada 2002. Pemilu tersebut dimajukan karena desakan politik yang kuat. Momen ini juga menandai kebangkitan sejumlah partai politik baru yang muncul, mencapai total 48 partai. Di Kota Blitar, pasca-reformasi, dominasi partai PDI Perjuangan (PDI-P) tampak jelas dalam pemilihan kepala daerah. Sejak 2000, wali kota Blitar selalu berasal dari PDI-P, dimulai dengan Drs. H. Djarot Saiful Hidayat, Samanhudi Anwar hingga Drs. H. Santoso, M.Pd. Namun, dominasi ini akhirnya diputus oleh Syauqul Muhibbin, yang akrab disapa Mas Ibin. Dengan latar belakang sebagai seorang birokrat dan aktivis, Mas Ibin maju dalam pemilihan wali kota Blitar 2024 dengan dukungan dari partai-partai seperti PKB, PAN, Demokrat, PSI, PKS, dan PKN. Kemenangan Mas Ibin menandai berakhirnya era dominasi PDI-P di Kota Blitar, membuka lembaran baru dalam politik lokal.

Meski tidak diusung oleh PDI-P, Mas Ibin menegaskan komitmennya untuk tetap menjaga marwah Bung Karno sebagai sosok yang menjadi ikon utama Kota Blitar. Baginya, penghormatan terhadap Bung Karno bukan hanya soal politik, tetapi juga soal menjaga warisan sejarah dan kebanggaan rakyat Blitar.

Mas Ibin, yang dikenal sebagai seorang birokrat sekaligus aktivis, secara terbuka mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok Proklamator Republik Indonesia itu. Ia menyebut Bung Karno sebagai inspirasi utamanya dalam memimpin, terutama dalam mengedepankan semangat keberanian, nasionalisme, dan pengabdian kepada rakyat. 

"Blitar adalah tanah Bung Karno. Menjaga marwah beliau adalah kewajiban moral setiap pemimpin Blitar," ujar Mas Ibin dalam sebuah kesempatan.

Dengan dukungan dari berbagai partai, seperti PKB, PAN, Demokrat, PSI, PKS, dan PKN, Mas Ibin membawa visi baru bagi Kota Blitar. Namun, ia memastikan bahwa visi tersebut tetap sejalan dengan nilai-nilai yang diwariskan oleh Bung Karno, seperti keberpihakan kepada rakyat kecil, keadilan sosial, dan kedaulatan budaya lokal. Hal ini menjadi jembatan yang ia tawarkan kepada masyarakat Blitar, agar sejarah dan masa depan kota ini tetap berjalan selaras.

Mas Ibin juga menekankan bahwa kepemimpinannya tidak akan menghapus tradisi dan kebijakan yang telah ada sebelumnya, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan situs-situs bersejarah Bung Karno. Sebaliknya, ia berjanji akan lebih memperkuat posisi Kota Blitar sebagai pusat kebangsaan dan kebudayaan. 

"Bung Karno adalah milik bangsa Indonesia. Sebagai pengagum beliau, saya akan memastikan Kota Blitar tetap menjadi simbol kebanggaan atas warisan Bung Karno," tambahnya.

Sebagai sosok yang visioner, Mas Ibin memiliki visi ambisius untuk membawa nama Kota Blitar dan warisan Bung Karno ke panggung internasional. Sebagai pengagum setia sang Proklamator, Mas Ibin bertekad menjadikan Blitar bukan hanya sebagai kota sejarah nasional, tetapi juga ikon global yang mencerminkan semangat dan pemikiran Bung Karno.

Menurut Mas Ibin, warisan Bung Karno tidak hanya relevan bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga memiliki nilai universal yang dapat menginspirasi dunia. "Bung Karno adalah tokoh besar yang tidak hanya berbicara tentang Indonesia, tetapi juga tentang persatuan, keadilan, dan kemandirian dunia. Kita harus menjadikan warisan beliau sebagai kebanggaan yang mendunia," ungkapnya. 

Harapan Baru untuk Bumi Bung Karno

Kemenangan Mas Ibin di Pilkada 2024 tidak hanya menjadi catatan politik, tetapi juga simbol perubahan besar bagi Kota Blitar. Sebagai pemutus dominasi PDI-P, ia membawa harapan baru bagi warga kota ini.

“Perubahan ini bukan hanya soal siapa yang memimpin, tetapi bagaimana Kota Blitar bisa menjadi lebih baik dan lebih maju. Mas Ibin adalah sosok yang tepat untuk membawa perubahan itu,” ujar Zainul Ichwan, Ketua Tim Pemenangan Ibin-Elim. 

Kini, dengan visi dan program yang telah dijanjikan, masyarakat menanti realisasi komitmen pasangan SAE untuk menjadikan Kota Blitar lebih SAE: Santun, Amanah, dan Excellent.


Topik

Politik Kota Blitar Mas Ibin Elim



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Nurlayla Ratri