free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Target 5.600 Kasus Anak Tidak Sekolah Tuntas Akhir 2024, Pj Wali Kota Malang Minta Ketua RW Turun Tangan

Penulis : Riski Wijaya - Editor : Yunan Helmy

26 - Nov - 2024, 18:42

Placeholder
Pj Wali Kota Malang Iwan Kurniawan.(Foto: Istimewa)

JATIMTIMES - Pj Wali Kota Malang Iwan Kurniawan memintahkan seluruh ketua RW bisa turun tangan dan berperan aktif dalam melakukan penanganan anak tidak sekolah (ATS) di wilayahnya masing-masing. Dalam hal ini, dirinya menargetkan bahwa hingga penghujung 2024, sebanyak 5.655 kasus ATS bisa tuntas. 

Namun demikian, sampai saat ini melalui jajaran perangkat daerahnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang sudah berproses terkait penanganan ATS. Setidaknya sudah ada sebanyak 800 ATS yang telah mendapat intervensi dari Pemkot Malang. 

Baca Juga : Dispendik Surabaya Siap Jalankan Program Makan Bergizi Gratis

"Dari awal disampaikan data dari pemerintah pusat bahwa ada 5.600 sekian ATS di Kota Malang. Ahamdulillah progresnya sudah 800 sekian yang sudah masuk ke dalam program pusat kegiatan belajar mandiri (PKBM), dan disesuaikan paket A atau B," ujar Iwan. 

Dalam hal ini, dirinya menekankan pentingnya keterlibatan ketua RW, termasuk peran serta ketua RT. Terlebih dalam mendata dan memberikan pengarahan kepada orangbtua serta anak yang terindikasi putus sekolah. 

"Bapak/Ibu ketua RW nanti dapat mengidentifikasi anak-anak yang membutuhkan bantuan untuk melanjutkan pendidikan dan mengedukasi orang tua mengenai pentingnya pendidikan," kata Iwan.

Nantinya, siapa saja yang telah terindikasi akan dilakukan pendataan untuk selanjutnya mendapatkan penanganan yang sesuai. "Sehingga gerakan ini dapat berjalan dengan lebih cepat dan efektif," imbuh Iwan. 

Dirinya juga menegaskan bahwa penanganan ATS bukan hanya tanggung jawab organisasi perangkat daerah (OPD) yang terkait saja atau dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang. 

Ia menyebut, untuk menuntaskan persoalan ATS,  juga perlu kolaborasi dari tingkat bawah. Saat ini para camat di Kota Malang juga telah mulai melaksanakan pendataan dan bertemu dengan pihak PKBM untuk membahas langkah-langkah lebih lanjut. 

Dirinya pun optimistis bahwa dengan kolaborasi yang solid dari seluruh pihak, target itu akan dapat dicapai. Dalam hal ini, ia menegaskan bahwa Pemkot Malang akan terus mengupayakan agar anak-anak yang putus sekolah dapat kembali melanjutkan pendidikan tanpa terbebani biaya. 

Baca Juga : KPU Kota Batu Pastikan KPPS hingga Linmas Tercover Jaminan Kesehatan

"Syukur-syukur Desember bisa selesai tapi kalau tidak ya mundur dikit lah. Januari 2025 paling tidak," ucapnya.

Sebagai langkah untuk mendukung program ini, Iwan juga mengungkapkan beberapa sekolah bahkan mulai menunjukkan dukungannya. Yakni dengan menawarkan kesempatan untuk belajar kembali bagi anak-anak ATS. 

"Karena di masa kepemimpinan saya, saya ingin itu tuntas semua. Potensi untuk tuntas ini sangat ada karena tidak perlu ada pembiayaan yang dialokasikan untuk ini karena PKBM yang siap untuk menampung ATS," terangnya. 

Menurut dia, beberapa kepala sekolah telah menghubungi PKBM, camat, dan lurah untuk menampung 5-10 anak ATS di sekolah mereka. Hal ini menunjukkan adanya dukungan yang kuat dari dunia pendidikan untuk mewujudkan program ini.  

“Kemarin saya sempat bertemu dengan beberapa perwakilan PKBM, memberikan semangat, dan meminta mereka untuk aktif jemput bola. Ini langkah yang luar biasa dan saya sangat mengapresiasi,” pungkas Iwan.  


Topik

Pemerintahan Anak tidak sekokah Kota Malang Pemkot Malang



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Riski Wijaya

Editor

Yunan Helmy