JATIMTIMES - Beredarnya video adanya simpatisan paslon tertentu yang melakukan black campaign di sejumlah wilayah di Kabupaten Jember pada Jumat (22/11/2024) langsung disikapi sejumlah anggota DPRD Jember.
Tiga anggota DPRD Jember, yang juga anggota Pansus Pilkada, yakni Ahmad Birbik Munajil Hayat atau biasa disapa Gus Birbik (keponakan bacawabup KH MB Firjaun Barlaman), Muhammad Holil Asy'ari -keduanya dari partai Golkar- serta David Handoko Seto dari Partai Nasdem, langsung mendatangi salah satu lokasi peredaran selebaran di Kecamatan Sukorambi.
Baca Juga : Gaungkan Hidup Sehat Warga Kota Kediri, Vinanda-Gus Qowim Gelar Fun Run di Kampanye Akbar
Tidak hanya itu. Ketiga anggota dewan tersebut juga langsung mendatangi kantor panwascam setempat untuk melakukan sidak dan menanyakan kinerja panwascam, mengingat video yang beredar tersebar secara masif.
Mohammad Holil Asy'ari atau biasa disapa Ra Holil, kepada wartawan menyatakan, sidak di kantor Panwascam Sukorambi setelah mengetahui dari salah satu media bahwa ada kejadian menyebarkan selebaran yang dinilai meresahkan warga dan terhadap salah satu paslon.
Tidak hanya itu. Adanya kegiatan menyebarkan selebaran yang menyudutkan salah satu paslon oleh simpatisan paslon lainnya, juga nyaris ada bentrokan antar warga, hal ini yang akhirnya disikapi oleh anggota dewan.
"Kami melihat di sejumlah media sosial, ada beberapa kejadian penyebaran kembaran foto copy sebuah kliping berita, yang ramai disejumlah titik, bahkan ada yang nyaris menyebabkan antar pendukung Paslon bertengkar, ketika di tindak lanjuti ternyata benar, sehingga datang kami agar suasana di kabupaten Jember menjelang pilkada kondusif," ujar Politisi asal Kecamatan Puger.
Dirinya juga mengungkapkan, Kalau ini dibiarkan saya khawatir terjadi seperti di Sampang Madura. Kami menginginkan pilkada Jember aman dan tentrem.
"Temuan seperti ini yang melaporkan sebenarnya panwascam harus greget, proaktif, namun saat kami tanya tentang perisitiwa ini, justru Panwascam mengaku tidak ada laporan, terus kinerjanya apa selama ini, kalau hanya menunggu ada laporan, nanti kami akan memanggil panwascam, sejauh mana kinerjanya salama ini," tambah Ra Holil.
Pihaknya menyayangkan kejadian seperti ini tidak segera mendapat respons dari panwascam, seandainya panwascam sigap langsung melaporkan ke Bawaslu Jember pihaknya tidak perlu datang ke lokasi dan sidak.
"Kami mengantisipasi langkah preventif biar kejadian seperti ini tidak terjadi, kalau di biarkan terjadi tidak akan kondusif akan terjadi bentrok apakah ini di inginkan," ujarnya.
Ra Holel menegaskan, akan tetap menindaklanjuti kejadian ini. Hal ini untuk menjaga, agar kondusifitas Kabupaten Jember tetap terjaga menjelang pilkada.
Baca Juga : Tips Sembuhkan Kista Ovarium secara Alami ala Dokter Zaidul Akbar
"Kalau kami diam maka akan terus kondusifitas di Jember tidak akan terjadi, Bawaslu harus bertindak, karena kami melihat kinerjanya tidak profesional, contoh saja kasus Jovita di biarkan sampai hari ini mandek, di sini saya berani mengatakan kalau Bawaslu Jember sudah tidak netral," bebernya.
Karena alasan Panwascam Sukorambi khususnya, mengaku tidak mendapat laporan adanya kegiatan black campaign, saat itu juga Ra Holil bersama anggota dewan lainnya membuat laporan ke Panwascam.
Sementara Panwascam Sukorambi Ahmad Subairi menyatakan, pihaknya sudah menerima laporan dari perwakilan masyarakat, dan laporan ini akan langsung ditindak lanjuti dengan membawa ke Bawaslu Kabupaten Jember.
"Kami sudah menerima laporan dari masyarakat, dan akan kami tindaklanjuti dengan mengirim ke Bawaslu untuk dilakukan kajian, apakah ada pelanggaran pemilu, atau pelanggaran lainnya," pungkas Subairi.
Sebelumnya, sejumlah wilayah di Kabupaten Jember, secara serentak pada Jumat pagi, beredar selebaran yang dianggap sebagai black campaign dibagikan kepada warga oleh simpatisan calon tertentu.
Penyebar selebaran menggunakan kendaraan mulai roda 3 dan roda 4, lengkap dengan sound system sebagai pengeras suara.