JATIMTIMES - Kementerian Kesehatan berencana memberikan bantuan alat kesehatan untuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang pada tahun 2025 mendatang. Untuk itu, secara langsung Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin datang ke RSSA Kota Malang, Jumat (22/11/2024).
Kedatangannya itu untuk melihat dan meninjau langsung kondisi RSSA Kota Malang. Serta kesiapan RSSA Kota Malang jika mendapatkan bantuan alat kesehatan pada 2025 mendatang.
Baca Juga : Atasi Masalah Sosial-Hukum-Tata Kelola Pemerintahan, 4 Jurus Jitu Disiapkan Paslon Gumelar-Rudi
“Saya datang ke RSSA, ingin melihat langsung kesiapannya seperti apa termasuk tenaga medisnya,” ungkap Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Budi pun mulai mengecek layanan serta alat alkes yang ada di RSSA Kota Malang. Termasuk juga meninjau gedung Grand Paviliun RSSA Malang. Dari hasil pengecekan tersebut, Budi menilai bahwa RSSA Malang layak dan telah siap menerima bantuan alat kesehatan.
“Tahun 2025 mendatang, akan membagikan alat kesehatan kepada 514 RSUD Kabupaten/Kota dan 34 RSUD Provinsi. Dari jumlah tersebut, RSSA menjadi salah satunya,” imbuh Budi.
Budi menambahkan, ada beberapa alkes yang akan dibagikan kepada RSSA Kota Malang. Salah satunya, perangkat Magnetic Resonance Imaging (MRI). “Jadi, termasuk juga MRI. Dan tadi saya lihat di RSSA ini, ada perangkat MRI yang kondisinya rusak dan akan diperbaiki,” tambah Budi.
Alat kesehatan lainnya yang akan diberikan, yakni patologi anatomi. Meski di RSSA sudah punya alat tersebut, tapi dirasa masih manual. Sehingga akan diberikan yang otomatis. “Ya supaya lebih cepat melakukan analisa. Kemudian Kemenkes juga akan memberikan alkes berupa SPECT CT serta Rotablator,” terang Budi.
Baca Juga : Hadiri Pelepasan Ekspedisi Rupiah Berdaulat, Pj. Gubernur Adhy Harapkan Rupiah Jadi Alat Perekat Bangsa
SPECT CT adalah alkes yang digu akn untuk pencitraan dalam memberikan gambaran saat darah mengalir ke jaringan dan organ. Lalu untuk Rotablator, merupakan alkes yang dipakai untuk mengikis plak yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah koroner.
“Karena penyakit yang paling banyak saat ini, adalah penyakit kardiovaskular (penyakit jantung). Termasuk, kami juga akan memberikan satu set alat untuk operasi jantung terbuka,” tutup Budi.
