free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Kesehatan

Kenali Gangguan ADHD Pada Anak, IDI Kabupaten Jepara Memberikan Informasi Pengobatan yang Tepat

Penulis : Pipit Anggraeni - Editor : Redaksi

22 - Nov - 2024, 11:36

Placeholder
Foto : Ilustrasi (ArLawKa AungTun dari iStockphoto)

JATIMTIMES - Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas (GPPH) merupakan gangguan mental yang menyebabkan seseorang sulit untuk berkonsentrasi, hiperaktif, dan memiliki perilaku impulsif. Umumnya kondisi kronis ini terjadi pada anak. Di Indonesia, prevalensi ADHD pada anak sekolah diperkirakan mencapai 15%, yaitu 1 dari 20 anak. Penting bagi orang tua untuk mengetahui gejala dan dampak ADHD bagi kesehatan mental anak. 

IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi bagi para dokter di Indonesia, didirikan pada tanggal 24 Oktober 1950. IDI Kabupaten Jepara adalah cabang dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang berfungsi sebagai organisasi profesi bagi dokter di wilayah Jepara, Jawa Tengah. IDI Kabupaten Jepara bertugas untuk mengkoordinasikan kegiatan dan program kesehatan di daerah tersebut, serta mendukung peningkatan kualitas pelayanan kesehatan melalui berbagai inisiatif.

Baca Juga : Kenali Gejala Radang Paru-Paru, IDI Kabupaten Grobogan Memberikan Informasi dan Pengobatan yang Tepat

IDI Kabupaten Jepara berperan aktif dalam bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk melaksanakan program-program kesehatan masyarakat. Saat ini IDI Kabupaten Jepara memberikan edukasi terkait gangguan kesehatan ADHD terutama sering menimpa anak. Memberikan informasi terkait penyebab utama terjadinya ADHD serta obat yang dapat meredakan gejalanya.

Apa saja faktor penyebab terjadinya gangguan ADHD pada anak?

(Foto oleh Andrei Askirka dari iStockphoto)

IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kabupaten Jepara dengan alamat website idikabjepara.org  menjelaskan bahwa Gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi. Berikut adalah beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap terjadinya ADHD meliputi:

1. Faktor genetik atau keturunan

ADHD cenderung terjadi dalam keluarga. Jika salah satu anggota keluarga, seperti orang tua atau saudara, memiliki ADHD, kemungkinan anak juga mengalami kondisi yang sama lebih tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa gen yang diwariskan dari orang tua dapat berperan dalam perkembangan ADHD, meskipun mekanisme pewarisan genetik ini kompleks dan belum sepenuhnya dipahami.

2. Faktor neurobiologis

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak dengan ADHD mungkin memiliki perbedaan dalam struktur otak, seperti ukuran bagian tertentu yang lebih kecil atau lebih besar dibandingkan dengan anak tanpa ADHD. Ketidakseimbangan neurotransmitter di otak juga dapat berkontribusi pada gejala ADHD. 

3. Masalah pada kehamilan dan persalinan

Paparan terhadap zat berbahaya selama kehamilan, seperti alkohol, nikotin, atau obat-obatan terlarang, dapat meningkatkan risiko ADHD. Selain itu, kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah juga merupakan faktor risiko.

4. Faktor kekurangan nutrisi

Meskipun tidak ada bukti langsung bahwa diet tertentu menyebabkan ADHD, kekurangan nutrisi penting selama masa kehamilan atau masa pertumbuhan anak dapat mempengaruhi perkembangan otak.

Baca Juga : IDI Kabupaten Cilacap Memberikan Informasi dan Tips Cara Pengobatan Terkait Penyakit Asma

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk menanggulangi gangguan ADHD pada anak?

IDI Kabupaten Jepara telah melakukan penelitian lebih lanjut terkait gangguan ADHD yang sering terjadi pada anak. Obat yang direkomendasikan untuk menanggulangi gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak bervariasi tergantung pada kebutuhan individu dan respons terhadap pengobatan. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan meliputi:

1. Obat Stimulan

Salah satu obat stimulan seperti Methylphenidate. Obat ini dapat membantu meningkatkan kemampuan anak Anda untuk memperhatikan, tetap fokus pada suatu aktivitas, dan mengendalikan masalah perilaku mereka. Alternatif lainnya obat stimulan seperti Amphetamine yang dapat meningkatkan kadar dopamin dan norepinefrin, membantu meningkatkan perhatian dan mengurangi impulsivitas.

2. Obat Non-Stimulan

Obat non-stimulan dapat digunakan sebagai alternatif bagi anak-anak yang tidak dapat mentolerir obat stimulan atau bagi mereka yang memiliki risiko tinggi terhadap efek samping. Contoh obat ini seperti Atomoxetine. Atomoxetine digunakan sebagai bagian dari program perawatan menyeluruh untuk meningkatkan kemampuan memperhatikan dan mengurangi sifat impulsif dan hiperaktif pada anak-anak penderita ADHD.

Penggunaan obat untuk ADHD harus selalu dilakukan di bawah pengawasan dokter. Dokter akan memantau efek samping dan efektivitas pengobatan, serta melakukan penyesuaian dosis jika diperlukan. Selain pengobatan, terapi perilaku kognitif dan dukungan psikososial juga sangat penting dalam manajemen ADHD. Dapatkan tips kesehatan lainnya dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Jepara beralamat idikabjepara.org  serta konsultasi kesehatan secara gratis.


Topik

Kesehatan ikatan dokter indonesia IDI dunia kesehatan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Pipit Anggraeni

Editor

Redaksi