free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Jembatan Berusia 71 di Ngawi Ambruk Diterjang Banjir, Akses Warga Terganggu

Penulis : Heri Sumaryanto - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

21 - Nov - 2024, 20:54

Placeholder
Jembatan tua sepanjang 20 meter di Desa Klampisan, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, ambrol setelah diterjang banjir bandang.(foto: Hery/ JatimTIMES)

JATIMTIMES - Jembatan tua sepanjang 20 meter di Desa Klampisan, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur ambrol setelah diterjang banjir bandang, Rabu (20/11/2024) petang. Akibatnya, warga harus memutar sekitar 2-5 kilometer untuk mencari jembatan alternatif.

Jembatan yang dibangun pada 1953 silam itu menjadi salah satu akses utama penghubung antara Desa Klampisan dengan Desa Pojok di Kecamatan Kwadungan. 

Baca Juga : Anugerah ASN Berprestasi Kabupaten Malang 2024, Berikut Daftar Juaranya

Banjir bandang yang membawa material berupa sampah diduga membuat pondasi jembatan tak kuat menahan dan ambrol. Kerusakan parah terlihat pada bagian sisi samping bagian timur yang terlihat bekas terkikis aliran banjir bandang.

Budi Santosa,61, warga sekitar mengungkapkan, mulanya jembatan itu mengalami kerusakan pada bagian tiang penyangga bagian timur. Tiang penyangga itu ambruk saat volume air belum naik.

Kondisi itu diperparah setelah beberapa hari setelahnya kawasan tersebut diguyur hujan lebat. Volume air mulai naik dan membuat jembatan itu ambrol dan terputus.

"Sebelumnya tiang bagian samping sudah terlebih dulu ambruk. Gak ada hujan gak ada angin waktu itu. Lalu jembatanya ditutup untuk kendaraan roda empat," ungkapnya sembari menunjukkan bekas reruntuhan jembatan, Kamis (21/11/2024).

Budi menambahkan, selain faktor bencana usia jembatan itu juga sudah udzur. Jembatan itu pertama kali dibangun dengan swadaya masyarakat pada 1953 silam dan terakhir tersentuh rehabilitasi bagian badan jembatan 1980 silam.

"Kalau penyebabnya bisa jadi karena faktor usia jembatan yang sudah 71 tahun. Selain itu karena sini sering tersumbat pohon bambu yang tumbang itu, akhirnya menggerus bagian samping jembatan. Kemarin pas banjir besar akhirnya ambruk," imbuhnya.

Budi merasa terganggu aktivitasnya imbas ambruknya jembatan itu. Sebab ia harus memutar jika hendak ke kota. Ia berharap agar pemerintah segera memperbaiki jembatan yang ambruk itu.

Baca Juga : Pihak Pro dan Kontra di Desa Swaluh Sama-Sama Mengadu ke Bintara Center, Mencuat Kasus Waris

"Ini akses utama, jadi masyarakat kalau ke Kecamatan Geneng harus mutar dulu sekitar 2 kilometer. Harapanya segera diperbaiki," tandasnya.

Sementara itu, Camat Geneng Hangga Otto Fandian mengungkapkan, selain akibat cuaca ekstrim, perilaku warga yang sering buang sampah di sungai juga sebagai faktor ambrolnya jembatan itu. Terlihat dengan banyaknya sampah dan ranting pohon bambu menyumbat jembatan anak Sungai Bengawan Madiun itu.

"Ambrolnya jembatan ini karena banyaknya carang-carang bambu yang nyangkut. Karena tengah jembatan ini ada tiangnya. Ketika banjir besar arusnya terbelah jadi dua dan mengikis pinggir jembatan," ungkapnya.

Hangga menambahkan, saat ini pihaknya sudah melaporkan kejadian itu kepada pihak-pihak terkait dengan harapan agar segera ditindaklanjuti untuk diperbaiki.

"Ini jalur sangat vital sekali, banyak warga yang melintas dan imbasnya mobilitas warga jadi terganggu," pungkasnya.


Topik

Peristiwa Banjir Bandang jembatan rubuh ngawi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Heri Sumaryanto

Editor

Sri Kurnia Mahiruni