JATIMTIMES - Corporate Social Responbility (CSR) merupakan hal yang kerap didengar oleh masyarakat pada akhir-akhir ini. Istilah CSR banyak didengungkan oleh para calon kepala daerah di Kota Malang, salah satunya Paslon nokor urut 3, Abah Anton dan Dimyati Ayatulloh (Abadi).
Lantas, apa si sebenarnya CSR itu ?.
Baca Juga : Hadirkan BPKN, Widagdo Associates Gelar Diskusi Publik Perlindungan Konsumen
Dijelaskan Dimyati, bahwa CSR sangat punya peran strategis dalam mendorong dan membantu pembangunan daerah di Kota Malang. CSR sendiri merupakan kegiatan dari sebuah perusahaan yang ingin bekerjasama dengan masyarakat melalui pemerintah atau lainnya.
Perusahaan ingin memberikan keuntungan sebagai keuntungannya untuk kebermanfaatan masyarakat sekitar pada suatu daerah.
"Contohnya, Kampung Warna-Warni yang dibentuk dari sebuah CSR. Hanya dalam waktu 6 bulan, mulai dari direncanakan, dikomunikasikan, atau dalam bahasa kampusnya kerjasama Pentahelix," ungkap pria asal Mergosono ini.
CSR ini tidak dalam bentuk uang, tetapi dalam bentuk barang. Dan hal inilah yang harus dipahami oleh masyarakat ataupun pihak-pihak yang belum memahami. Sehingga, seperti di Kampung Warna-warni, perusahaan memberikan barang berupa cat.
"Jadi yang diberikan bukan berupa uang," jelas Dimyati.
Lebih lanjut, untuk itulah, hal ini harus dipahami. Masyarakat jangan sampai berfikir macam-macam tentang CSR. Sebab, CSR sangat berpotensi untuk mendorong pembangunan daerah.
"Jangan berfikir aneh-aneh tentang CSR. Apalagi berfikir atau diplesetkan CSR bisa dikorupsi," terangnya.
Baca Juga : Cabup Malang Sanusi Berencana Bebaskan Pajak Petani
CSR telah terbukti banyak memberikan kebermanfaatan dan kontribusi dalam pembangunan daerah seperti pelestarian lingkungan, pengurangan pengangguran, pengentasan kemiskinan, pembangunan fasilitas kesehatan, pembangunan lembaga pendidikan, dan lain sebagainya.
"Dengan pembangunan ini, maka merupakan sosial masyarakat, bonusnya adalah income yang mendorong kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.