JATIMTIMES– Dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari perilaku negatif, SDN Bendo 01, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, bekerja sama dengan Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar menggelar sosialisasi Gerakan 5 Anti untuk siswa sekolah dasar, Jumat (1/11/2024). Mengusung tema “Gerakan Sekolah Sehat Tanpa Kekerasan,” kegiatan ini dihadiri 60 siswa, para guru, dan praktisi dari bidang anti kekerasan, dengan tujuan menanamkan nilai-nilai positif sejak dini kepada anak-anak.
Kepala Sekolah SDN Bendo 01, Didik Diyanto, S.Pd., dalam sambutannya menyatakan bahwa program ini sangat penting untuk membangun karakter siswa. “Gerakan 5 Anti adalah langkah kolektif yang bertujuan melindungi generasi muda dari pengaruh buruk yang dapat merusak masa depan mereka. Kami ingin siswa memahami bagaimana melawan intoleransi, perundungan, korupsi, kekerasan seksual, dan narkoba sejak usia dini,” ujar Didik.
Baca Juga : Pjs Bupati Blitar: Sukarni, Warisan Semangat Perjuangan untuk Pemuda Indonesia
Didik juga berharap para siswa akan membawa nilai-nilai ini ke kehidupan sehari-hari. Gerakan 5 Anti yang diperkenalkan meliputi Anti Intoleransi, Anti Perundungan, Anti Korupsi, Anti Kekerasan Seksual, dan Anti Narkoba. Sosialisasi ini dikemas dalam berbagai kegiatan interaktif, seperti permainan edukatif, pemutaran video inspiratif, hingga sesi diskusi yang melibatkan dosen Unisba dan para pakar. Dosen Unisba Blitar, Sripit Widiastuti, S.Pd., M.Pd., menjelaskan pentingnya sikap toleransi sebagai langkah awal dalam menciptakan kedamaian di sekolah. “Anak-anak perlu memahami bahwa perbedaan bukanlah penghalang, tetapi justru kekuatan yang bisa menyatukan kita semua,” ungkap Sripit.
Sripit menambahkan bahwa setiap siswa diajak untuk melihat nilai kerukunan dan menghargai perbedaan di lingkungan sekitar. Dalam sesi Anti Perundungan, Sripit menyampaikan materi melalui cerita dan simulasi yang menggambarkan dampak buruk perundungan. Siswa diajak memahami pentingnya rasa empati dan solidaritas di antara teman. Menurut salah satu guru pendamping, metode ini membuat siswa lebih cepat mengerti, karena langsung melihat dan merasakan simulasi yang disajikan.
Di sesi Anti Korupsi, siswa diberikan permainan kuis yang menguji pemahaman mereka tentang kejujuran. Materi ini, menurut Sripit, sangat penting dalam membangun integritas anak sejak dini. “Kita harus membangun generasi yang jujur dan anti korupsi mulai dari hal-hal kecil,” jelasnya. Kuis ini mendapat antusiasme tinggi dari para siswa, yang berlomba-lomba menunjukkan pemahaman mereka tentang pentingnya jujur dalam kehidupan sehari-hari
Topik berikutnya, yaitu Anti Kekerasan Seksual, juga menjadi perhatian utama. Narasumber mengedukasi siswa tentang perlindungan diri dan bagaimana menghadapi situasi yang tidak pantas. Anak-anak diberi panduan tentang pentingnya berani berbicara dan melapor kepada orang dewasa jika mengalami atau melihat sesuatu yang mencurigakan.
Ida Putriani, S.Pd., M.Pd., dosen dari Unisba, menegaskan bahwa pendidikan semacam ini sangat penting agar anak tidak menjadi korban maupun pelaku kekerasan. Sementara itu, dalam kampanye Anti Narkoba, siswa diajak menyaksikan animasi yang memperlihatkan dampak buruk narkoba terhadap tubuh dan kesehatan mental. “Kami menyajikan materi dengan animasi supaya lebih mudah dipahami anak-anak,” kata Ida.
Baca Juga : Minta Masyarakat Datang ke TPS 27 November, Emil Dardak: Pemilu Ini Berjalan Adem dan Damai
Usai menonton video, seluruh siswa membuat janji bersama untuk menjauhi narkoba dan menjaga kesehatan diri mereka. Deklarasi bersama ini diharapkan bisa menjadi ikrar mereka untuk menolak segala bentuk penyalahgunaan narkoba. Sebagai penutup, para siswa membacakan deklarasi Gerakan 5 Anti yang dipandu oleh salah seorang guru. Dengan suara lantang, para siswa berjanji untuk menerapkan nilai-nilai anti kekerasan dan perilaku negatif dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah.
Program ini, menurut pihak sekolah, adalah salah satu upaya strategis untuk membentuk kesadaran kritis di kalangan anak-anak sejak dini. “Kami ingin SDN Bendo 01 tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga tempat di mana karakter anak-anak ditempa dan dilindungi dari segala bentuk pengaruh buruk. Semoga apa yang mereka pelajari hari ini bisa membekas dan membentuk mereka menjadi generasi yang kuat dan bertanggung jawab,” imbuh Didik.
Antusiasme siswa dalam kegiatan ini terlihat dari partisipasi mereka dalam sesi tanya jawab dan praktik langsung. Banyak siswa yang berani bertanya serta mengemukakan pendapat, yang menurut Didik adalah tanda positif bahwa anak-anak ini mulai memahami pesan yang disampaikan. Kegiatan ini diharapkan tidak hanya berhenti di SDN Bendo 01, tetapi bisa menginspirasi sekolah-sekolah lain di Kabupaten Blitar untuk mengadopsi Gerakan 5 Anti. Melalui program-program seperti ini, generasi muda Indonesia diharapkan tumbuh menjadi pribadi yang kuat, memiliki karakter, dan siap menolak segala bentuk tindakan negatif yang dapat merugikan diri mereka serta lingkungan di sekitar mereka.