JATIMTIMES - Penyanyi Wahyuni Setyaning Budi atau yang akrab disapa Yuni Shara hadir di tengah-tengah debat publik kedua bagi pasangan calon (paslon) Pilkada Kota Batu di The Singhasari Resort, Kota Batu, Jumat (8/11/2024) malam.
Yuni Shara tampak hadir memberikan semangat kepada adiknya yang menjadi calon Wali Kota Batu Kris Dayanti.
Baca Juga : Soroti Kekerasan dan Bullying, Ini Kata Krisdayanti-Dewa soal Komitmen Perlindungan Anak hingga Pendidikan
Terlihat Yuni Shara hadir duduk di deretan paling depan. Ia duduk di samping sang ibunda Rachma Widadiningsih yang selalu setia menemani sejak debat publik pertama di Golden Tulip Holland Resort, Kota Batu.
Kemudian disampingnya ada istri mantan Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso yakni Wiby Santoso serta mantan Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko. Yuni Shara tampak kompak ikut menggunakan seragam yang senada dengan lainnya.
Yakni baju dengan mengenakan kemeja khas Krida motif kotak-kotak dengan luaran sweater warna hitam abu-abu serta celana hitam dan high heels. “Hallo,” sapa Yuni Shara saat datang di lokasi debat, Jumat (8/11/2024) malam.
Kakak beradik ini juga sempat bergojet bersama saat jingle Pilkada 2024 KPU Kota Batu. Tampak keduanya sangat menikmati lantunan lagu tersebut.
Hanya saja, saat wartawan ini mencoba melakukan wawancara Yuni Shara lebih memilih menghindari dari awak media saat break debat publik kedua. Hadirnya mantan kekasih Raffi Ahmad itu rupanya menjadikan semangat paslon nomor urut 3 Kris Dayanti-Kresna Dewanata Phrosakh (Krida).
Sementara itu dalam debat Jumat malam, KD-Dewa nampak mengenakan atasan jaket jenis parka warna merah dengan bawahan celana hitam.
Dalam debat kedua ini tema utama yang diangkat yakni pendidikan, perlindungan anak, kesehatan, dan kebudayaan. Pada debat Pilkada yang kedua, KRIDA kembali menunjukkan komitmen untuk memajukan kota ini melalui pendekatan yang holistik dan terintegrasi.
Baca Juga : Paslon Salaf Tingkatkan Mutu Pendidikan, Targetkan Angka Serapan 100 Ribu Tenaga Kerja
Pendidikan, perlindungan anak, kesehatan, dan kebudayaan bukan isu terpisah, mereka saling bertautan dan menjadi fondasi yang kokoh untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Kota Batu.
“Pendidikan yang berkualitas adalah kunci untuk mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan global. Tapi, pendidikan yang baik tak hanya soal ilmu pengetahuan, melainkan juga soal memberikan perlindungan yang maksimal bagi anak-anak kita agar mereka tumbuh dalam lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang,” ujar KD.
Kesehatan yang baik lanjut KD, adalah pondasi bagi produktivitas masyarakat. Dengan fasilitas kesehatan yang memadai dan perhatian pada aspek pencegahan penyakit, kita bisa memastikan bahwa anak-anak dan orang tua di Kota Batu dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Baginya, kebudayaan bukan hanya tentang seni, tetapi juga tentang menciptakan ruang bagi masyarakat untuk saling menghargai, menjaga nilai-nilai luhur, dan memperkuat ikatan sosial.
“Ketika keempat bidang ini berjalan bersamaan, kita tidak hanya membangun Kota Batu yang lebih maju, tetapi juga masyarakat yang lebih sejahtera dan harmonis,” tutup KD.