JATIMTIMES - Debat publik kedua dalam rangka Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Blitar 2024 pada Rabu, 30 Oktober 2024 di Hotel Puri Perdana Kota Blitar menghadirkan gagasan segar dari pasangan calon (paslon) Syauqul Muhibbin (Mas Ibin) dan Elim Tyu Samba (Mbak Elim). Mengusung konsep pelayanan publik unggul atau excellent service, pasangan nomor urut dua ini mengemukakan strategi layanan 24 jam sebagai jawaban terhadap kebutuhan masyarakat Blitar yang semakin kompleks.
Dalam sesi debat, Ibin dan Elim menyampaikan visi digitalisasi pelayanan publik yang mengedepankan prinsip one stop service menuju non-stop service. “Kami ingin membangun pelayanan prima berbasis digital yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun. Masyarakat bisa lebih mudah mengurus berbagai kebutuhan administratif, dari pembuatan KTP hingga SIM, tanpa perlu repot mengantri,” kata Elim.
Baca Juga : Harga Emas Antam 7 November Terjun Bebas, Kini Rp 1.513.000 Per Gram
Di sisi lain, Ibin menambahkan bahwa konsep layanan 24 jam tidak hanya sekadar menghadirkan kemudahan, tetapi juga kenyamanan. Ia menyebut bahwa pemerintah Kota Blitar sudah mempersiapkan fasilitas pelayanan terpadu yang akan menyediakan sekitar 80 jenis layanan. Selain fasilitas tersebut, call center 112 akan diaktifkan kembali untuk kebutuhan layanan darurat. “Dengan adanya call center dan aplikasi layanan yang lebih efektif, masyarakat bisa merasakan pelayanan yang cepat dan efisien,” ujar Ibin.
Infrastruktur Digital sebagai Kunci
Para pengamat memandang bahwa keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur digital Kota Blitar. Dosen FISIP Unisba Blitar, Anwar Hakim Darajad, menyatakan bahwa transformasi menuju layanan digital 24 jam memerlukan pembangunan teknologi informasi yang matang. “Tantangan utama adalah memastikan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) mampu mendukung operasional layanan tanpa henti, baik dalam aspek jaringan maupun keamanan data,” ungkap Anwar.
Anwar juga menilai bahwa Kota Blitar harus serius dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dalam pengelolaan teknologi. “Digitalisasi bukan sekadar penerapan teknologi, tapi juga pengelolaan SDM yang responsif. Ini memerlukan pelatihan SDM agar mereka mampu menangani sistem digital dan merespons permintaan masyarakat dengan cepat,” tambahnya.
Komitmen Pelayanan Kesehatan
Dalam debat tersebut, perhatian Ibin dan Elim tidak hanya terbatas pada layanan administrasi, tetapi juga pada pelayanan kesehatan. Ibin menyebut bahwa sektor kesehatan Kota Blitar memerlukan reformasi dalam manajemen antrian di rumah sakit. “Saat ini, salah satu keluhan utama adalah lamanya proses pengambilan obat. Sistem yang ada perlu diperbaiki agar pasien tidak perlu menunggu lama,” ujarnya.
Ibin menegaskan bahwa paslon mereka akan fokus pada penyederhanaan proses pelayanan kesehatan, khususnya dalam mempercepat distribusi obat bagi pasien. Bagi mereka, pelayanan kesehatan harus menjadi prioritas dalam upaya excellent service demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat Blitar.
Respon dari Paslon Rival dan Analisis Pengamat
Sementara itu, paslon Bambang Rianto dan Bayu Setyo Kuncoro turut menanggapi konsep excellent service dengan menyatakan dukungan pada pengembangan layanan 24 jam, terutama di bidang kesehatan. Bayu menyebut bahwa paslon mereka juga berencana menghadirkan satu ambulance di setiap kelurahan melalui program “Tepat, Tanggap, dan Selamat” yang bertujuan mempercepat penanganan darurat.
Namun, Ibin menekankan bahwa slogan-slogan seperti “Tepat, Tanggap, dan Selamat” seharusnya tidak hanya sekadar retorika. Ia menyoroti pentingnya implementasi nyata di lapangan. “Kita harus mulai melihat persoalan di lapangan, jangan hanya berhenti di slogan. Praktiknya, pelayanan itu harus benar-benar efektif dan efisien,” tegasnya.
Baca Juga : Intip Dua Produsen Lele, Pemkab Kediri Dorong Penguatan Nilai Jual
Dalam pandangan pengamat politik Anwar Hakim Darajad, pernyataan Ibin tersebut menunjukkan keseriusan paslon SaE dalam mengatasi permasalahan mendasar dalam pelayanan publik. “Ibin dan Elim menunjukkan komitmen yang kuat untuk tidak sekadar membuat program, tetapi juga memastikan pelaksanaan di lapangan. Mereka menyentuh isu-isu krusial yang menjadi keluhan publik, terutama di sektor kesehatan,” ujar Anwar.
Langkah Strategis Menuju Kota Blitar yang Modern
Program excellent service yang diusung paslon Ibin-Elim mendapat perhatian lebih dari masyarakat karena visi tersebut relevan dengan perkembangan kota yang semakin dinamis. Seiring dengan berkembangnya teknologi, kebutuhan masyarakat Blitar akan layanan publik yang cepat, mudah, dan dapat diakses setiap saat menjadi semakin tinggi.
Anwar menyimpulkan bahwa langkah-langkah yang diambil paslon ini berpotensi membawa perubahan positif bagi Kota Blitar. Namun, ia mengingatkan bahwa transformasi ini akan membutuhkan kerja keras, terutama dalam mengatasi hambatan infrastruktur dan kesiapan SDM. “Paslon SaE tampak memiliki visi yang jelas untuk Kota Blitar. Namun, mereka harus segera memulai persiapan dari sekarang jika ingin benar-benar mewujudkan excellent service yang diharapkan,” tutupnya.