JATIMTIMES - Suasana tenang di Desa Bakung, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, mendadak terganggu saat warga setempat menyaksikan perusakan alat peraga kampanye (APK) milik pasangan calon bupati dan wakil bupati Blitar yang diusung PKB bersama partai koalisi, Rini Syarifah-Abdul Ghoni, pada Kamis siang (31/10/2024).
Dua pelajar Madrasah Aliyah, yang diduga sebagai pelaku perusakan, langsung diamankan oleh warga dan petugas Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Udanawu. Para saksi mata melaporkan kejadian tersebut kepada petugas, yang langsung mengambil tindakan untuk mengamankan pelaku.
Baca Juga : Pertama di Indonesia, Kota Batu Launching Koperasi Multi Pihak Kreatif Lets Play Game Studio
Ketua Panwascam Udanawu, Hendrik Budianto, membenarkan laporan mengenai insiden perusakan APK di wilayahnya. Ia menjelaskan, Panwascam telah menerima pengaduan dari tim pemenangan paslon nomor urut 02 terkait insiden tersebut. "Hari ini kami menerima laporan dari paslon nomor 02 terkait perusakan APK di Desa Bakung. Kedua pelaku merupakan pelajar dari salah satu sekolah di Udanawu," ujar Hendrik. Ia menambahkan bahwa pihaknya berkoordinasi dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Blitar untuk menindaklanjuti laporan tersebut.
Menurut Hendrik, meskipun kedua pelaku masih di bawah umur, Panwascam tetap serius dalam menangani laporan ini. Setelah proses awal di Panwascam, para pelaku akhirnya dipulangkan ke orang tua masing-masing. "Untuk proses administrasi sudah selesai, namun koordinasi dengan Bawaslu tetap berlanjut demi penanganan yang sesuai," imbuhnya.
Sementara itu, Joko Trisno Murdiyanto, kuasa hukum tim pemenangan Rini Syarifah-Abdul Ghoni, mengaku sangat menyayangkan insiden perusakan yang dianggap merugikan pihaknya. Menurut Joko, kejadian ini menambah panjang daftar APK yang dirusak oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. “Pengakuan pelaku katanya baru kali ini mereka melakukan perusakan, namun banyak APK yang sudah dirusak oleh tangan-tangan jahil. Harapan kami, insiden ini menjadi yang terakhir,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Joko menyebut bahwa salah satu pelaku dikenal aktif mengikuti pengajian yang diselenggarakan oleh Gus Iqdam, seorang tokoh agama yang memiliki pengaruh cukup besar di Kabupaten Blitar. Gus Iqdam diketahui mendukung pasangan calon lain, Rijanto-Beky, yang diusung oleh PDIP bersama partai koalisi. Meski demikian, Joko menyatakan bahwa tidak ada indikasi langsung bahwa dukungan tersebut memengaruhi tindakan pelaku. "Mungkin ada satu pelaku yang rutin mengikuti pengajian di tempat Gus Iqdam, tetapi tidak ada bukti bahwa ini terkait dukungan politik," jelasnya.
Dukungan Gus Iqdam terhadap pasangan Rijanto-Beky sendiri menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Blitar, mengingat pengaruhnya yang besar di kalangan pemilih berbasis keagamaan. Sebagian pihak menduga bahwa dukungan dari figur agama dapat memberikan dampak signifikan dalam Pilkada Kabupaten Blitar 2024, terutama di kalangan masyarakat yang memiliki kedekatan dengan komunitas keagamaan. Namun, hingga saat ini tidak ada bukti kuat yang mengaitkan dukungan tersebut dengan tindakan perusakan yang dilakukan oleh pelajar.
Baca Juga : Pj Wali Kota Batu Aries Ajak Pelajar Gemar Makan Ikan
Melalui koordinasi dengan Bawaslu, Hendrik berharap bahwa langkah tegas dalam menangani perusakan ini akan memberikan efek jera. Ia juga menyatakan bahwa pihaknya bersama Panwascam berkomitmen menjaga kondusivitas kampanye hingga hari pemilihan. "Kami ingin proses demokrasi berjalan damai, tanpa adanya gangguan perusakan APK atau tindakan lain yang merugikan pasangan calon," tandasnya.
Kasus ini menjadi perhatian masyarakat, terutama terkait pentingnya edukasi politik yang lebih baik bagi kalangan muda agar tidak terjerumus dalam aksi-aksi yang merugikan. Pihak Panwascam juga mengingatkan warga untuk lebih waspada dan segera melaporkan bila ada tindakan perusakan atau pelanggaran lainnya.