free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Kesehatan

Pahami Tentang Penyakit Alzheimer, Simak Penjelasan Dokter Neurologi RSI Unisma

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

31 - Oct - 2024, 12:52

Placeholder
Dokter Spesialis Neurologi Rumah Sakit Islam (RSI) Unisma, dr Shinta Kusumawati Sp.N,. (Kanan) (foto: RSI Unisma)

JATIMTIMES - Penyakit Alzheimer menjadi penyakit yang kerap ditemui di Indonesia. Penyakit ini banyak menyasar orang dewasa, khususnya mereka yang memiliki usai senja atau lebih dari 60 tahun.
Lalu penyakit apa si Alzheimer ini sebenarnya? dan bagaimana cara menghindarinya?

Mari simak penjelasan Dokter Spesialis Neurologi Rumah Sakit Islam (RSI) Unisma, dr Shinta Kusumawati Sp.N,.

Baca Juga : Debat Pilwali Blitar: Fokus Good Governance, Bambang-Bayu Prioritaskan Efisiensi, Ibin-Elim Komit pada Digitalisasip

Dijelaskan bahwa penyakit Alzheimer ditandai dengan kondisi otak degeneratif yang kemudian menyebabkan penurunan progresif dalam sejumlah aspek. Mulai dari ingatan, kognitif atau kemampuan berpikir, kemampuan bicara bahasa perilaku.

"Sifatnya kalau penyakit Alzheimer itu biasanya progresif, jadi makin lama makin berat. Dan ini seringkali menyebabkan dimensia (pikun).  
Tapi enggak selalu, dimensia disebabkan oleh Alzeimer, karena bisa juga disebabkan stroke atau karena diabet atau karena penyakit jantung," katanya.

Penyakit Alzeimer ini, dijelaskan dapat terjadi karena beberapa hal, mulai dari faktor lingkungan adanya radikal bebas, pola hidup yang kurang baik, jarang berolahraga, maupun manajemen stres yang tidak terkelola dengan baik. 

Maka untuk menghindarinya, juga diperlukan diet mediterania, dimana memperbanyak asupan serat dan protein yang diperoleh dari kacang-kacangan, ikan dan beberapa makanan lainnya. 

"Termasuk juga berolahraga. Pola hidup sehat, selain aktivitas fisik, pola makan yang baik harus dijaga," ungkapnya.

Penyakit Alzheimer, sampai saat ini masih belum ada obat-obatan yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Adapun obat yang ada adalah untuk mengurangi tingkat keparahan fungsi memorinya.
Maka, ketika sudah terdapat tanda-tanda menderita penyakit Alzheimer, diharapkan untuk segera berobat. Hal ini untuk memastikan penanganan yang tepat ataupun adanya penyakit lainya, sehingga dampak keparahan tidak semakin parah.

"Segera periksa, di RSI Unisma polinya lengkap," katanya.

Baca Juga : Hari Raya Diwali 2024, Tanggal 1 November Apakah Libur?

Dalam mengetahui kondisi kognitif seseorang, dapat  juga dilakukan Melalui Mini Mental State Examination (MMSE). MMSE merupakan nilai yang diperoleh dari tes untuk mengukur gangguan kognitif. MMSE ini menerangkan serangkaian 11 pertanyaan yang diajukan oleh profesional kesehatan pada pasien dan berlangsung sekitar lima hingga 10 menit. 

MMSE ini dapat digunakan untuk mengetahui kondisi mental seseorang setelah menjadi kepala atau penyakit infeksi; Mendiagnosis pasien dimensia atau memantau perkembangannya; Membantu membedakan berbagai jenis dimensia.

Kemudian, memperkirakan tingkat keparahan gangguan kognitif; mengikuti perkembangan perubahan kognitif pada individu dari waktu ke waktu dan mendokumentasikan respon individu terhadap pengobatan. 

Nilai MMSE yang mengindikasikan bagus adalah 30. Skor 25 atau lebih tinggi dianggap normal. Skor 20 sampai 24 menunjukkan dimensia ringan titik skor 13 sampai 20 menunjukkan dimensi yang sedang titik skor kurang dari 12 menunjukkan dimensia berat. 


Topik

Kesehatan Penyakit Alzheimer Alzheimer Ciri ciri Alzeimer Mencegah Alzheimer Mengobati Alzheimer RSI Unisma



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Sri Kurnia Mahiruni