JATIMTIMES - Produk-produk asal Jawa Timur (Jatim) senilai Rp 5,83 diekspor ke 4 negara. Pelepasan ekspor berlangsung di sela kegiatan East Java Halal Industry Fest di Ballroom Hotel Novotel Samator Surabaya, Rabu (30/10/2024).
Pelepasan produk ekspor tersebut dipimpin oleh Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi (Pj Sekdaprov) Jatim Bobby Soemiarsono, didampingi Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian serta Kepala Dinas Peternakan. Produk yang dikirim ke luar negeri tersebut berasal dari beberapa perusahaan.
Baca Juga : Hati-Hati Beli iPhone 16 di Indonesia, Risiko IMEI Bisa Dinonaktifkan!
Rinciannya, PT Mega Global Food Industry berupa produk cookies senilai Rp 2,8 miliar ke Vietnam, PT Surya Pratista Hutama (PT Suprama) berupa produk instan noodles senilai Rp 1,2 miliar ke New Zealand, PT Alam Jaya, berupa produk Ikan bandeng senilai Rp 638 juta ke Uni Emirat Arab dan PT Satoria Agro Industri berupa produk kukis senilai Rp 1,2 miliar ke Thailand.
Dalam kesempatan itu, Bobby menyampaikan sejumlah penjelasan mengenai kinerja makro Provinsi Jatim. Bobby mengatakan, melalui sinergi, kolaborasi serta berbagai langkah strategis yang dilakukan oleh semua pihak, perekonomian Jatim tumbuh impresif sebesar 4,9 persen secara year on year (y-on-y) pada pada triwulan II tahun 2024.
Capaian ini, mencatatkan Jatim sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi se-Pulau Jawa. Selain itu, realisasi investasi di Jatim pada triwulan II tahun 2024 meningkat signifikan sebesar 14,3 persen secara y-on-y dan menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia.
Terdapat tiga sektor yang menjadi penopang utama struktur ekonomi Jatim, yakni Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan dan Sektor Pertanian. Sektor Industri Pengolahan memberikan kontribusi 30,82 persen terhadap PDRB Jatim, Sektor Perdagangan memberikan kontribusi 18,78 persen dan Sektor Pertanian memberikan kontribusi 11,81 persen.
Baca Juga : Beda Jambu Air dan Jambu Semarang: Mirip Tapi Tak Sama
Sektor industri pengolahan, kata Bobby, merupakan tulang punggung utama ekonomi Jatim. Pada Triwulan II Tahun 2024, PDRB sektor industri pengolahan mencapai Rp 238,96 Triliun, memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Jatim yaitu sebesar 30,82 persen.
“Kontribusi subsektor terbesar pada sektor industri pengolahan adalah industri makanan minuman yang merupakan sektor pemberlakuan mandatory halal tahap awal,” jelasnya.