JATIMTIMES- Enam sekolah tingkat dasar dan menengah pertama di Kota Blitar telah terpilih untuk menjalani pendampingan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam upaya membangun kantin sehat sebagai percontohan. Sekolah-sekolah tersebut terdiri dari tiga Sekolah Dasar (SD) dan tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang tersebar di tiga kecamatan di Kota Blitar.
Dindin Alinurdin, Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar, mengungkapkan bahwa sekolah-sekolah yang terpilih ini memiliki kantin yang terbatas serta masih banyak jajanan yang dijual berasal dari luar lingkungan sekolah. Hal ini menjadi perhatian khusus karena beberapa jajanan dari luar belum tentu terjamin kualitas dan keamanannya bagi kesehatan siswa.
Baca Juga : Kacang Sacha Berpeluang Jadi Pangan Lokal untuk Ketahanan Nutrisi dan Kesejahteraan Petani Indonesia
“Dari hasil pemantauan, beberapa kantin di sekolah tersebut masih mengandalkan jajanan dari luar yang tidak selalu diawasi kualitasnya. Oleh karena itu, pendampingan dilakukan untuk menjadikan mereka percontohan kantin sehat,” ujarnya, Senin (28/10/2024).
Program pendampingan ini sudah berlangsung sekitar dua bulan, menurut Dindin. Selama waktu tersebut, BPOM secara aktif memberikan arahan dan edukasi bagi pengelola kantin sekolah mengenai kriteria makanan sehat yang harus disediakan. Selain itu, BPOM juga melatih staf kantin dalam pemilihan bahan makanan dan pengolahan yang higienis agar makanan yang disediakan benar-benar aman dikonsumsi siswa.
“BPOM berperan penting dalam memberikan panduan teknis mengenai bahan-bahan yang layak digunakan di kantin sekolah. Kami berharap hasil dari pendampingan ini bisa diterapkan di lebih banyak sekolah ke depannya,” kata Dindin.
Ia juga menambahkan bahwa, melalui program ini, pihaknya ingin menciptakan lingkungan makan yang lebih sehat dan aman bagi para siswa sehingga risiko konsumsi jajanan yang tidak higienis dapat diminimalkan.
Pemerintah Kota Blitar berharap agar inisiatif kantin sehat ini mampu menciptakan perubahan yang signifikan dalam lingkungan sekolah, khususnya dari sisi kesehatan.
Para siswa yang biasanya jajan di luar kantin diharapkan mulai mengalihkan pilihan mereka ke jajanan di dalam kantin, yang telah terjamin kualitas dan keamanannya. Dengan begitu, kesehatan siswa akan lebih terjaga dan dampak positif dari program ini akan dirasakan tidak hanya oleh sekolah percontohan, tetapi juga oleh seluruh sekolah di Kota Blitar yang pada akhirnya diharapkan mengikuti langkah ini.
Dindin juga menyatakan bahwa pendampingan dari BPOM tidak hanya fokus pada aspek keamanan pangan, tetapi juga pada aspek gizi. Hal ini dilakukan agar makanan yang disediakan di kantin sekolah bukan hanya bebas dari bahan berbahaya, tetapi juga memenuhi standar gizi yang sesuai bagi anak-anak usia sekolah.
Baca Juga : Fase Plateau Bikin Pelaku Diet Frustasi
“Kami ingin kantin tidak hanya bersih dan higienis, tetapi juga menyediakan makanan yang bergizi seimbang untuk mendukung tumbuh kembang siswa,” tambahnya.
Keberhasilan program ini akan dievaluasi secara bertahap, dan sekolah yang telah mengikuti pendampingan akan dijadikan model bagi sekolah-sekolah lain yang ingin membangun kantin sehat di Kota Blitar. Program percontohan ini diharapkan mampu menarik minat lebih banyak sekolah untuk mengadopsi model kantin sehat yang sudah teruji, terutama di daerah-daerah yang belum memiliki standar kebersihan dan keamanan makanan yang memadai.
Dengan adanya pendampingan ini, Dinas Pendidikan Kota Blitar berharap bisa meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama pihak sekolah, akan pentingnya kualitas makanan yang dikonsumsi oleh siswa setiap harinya. Pemerintah juga berharap agar para siswa dapat menumbuhkan kebiasaan untuk memilih jajanan yang lebih sehat dan bergizi, yang tentunya akan berdampak positif pada kesehatan mereka di masa mendatang.
“Ini adalah langkah awal yang penting bagi kita. Harapannya, apa yang kita mulai dari enam sekolah ini bisa berkembang lebih luas ke sekolah-sekolah lainnya, sehingga semua siswa di Kota Blitar bisa menikmati makanan yang sehat, aman, dan bergizi,” tutup Dindin.
