JATIMTIMES – Anggota DPRD Kabupaten Blitar dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marhaenis Urip Widodo menyatakan keyakinannya atas peluang kemenangan pasangan calon bupati dan wakil bupati Blitar Rini Syarifah (Mak Rini) dan Abdul Ghoni (Mas Ghoni) yang diusung oleh PKB dan koalisi besar.
Pernyataan Marhaenis ini menanggapi hasil survei terbaru yang menunjukkan elektabilitas paslon nomor urut 1 Rijanto-Beky unggul sementara atas pasangan Mak Rini-Ghoni.
Baca Juga : Bawaslu Batu Catat Sudah Ada 7 Dugaan Pelanggaran Kampanye Pilkada, Soal Netralitas ASN hingga Politik Uang
Dalam survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada awal Oktober, pasangan Rijanto-Beky berhasil meraih 55 persen elektabilitas. Sementara Rini-Ghoni berada di angka 27 persen. Survei yang dilakukan melalui wawancara tatap muka terhadap 440 responden ini juga menunjukkan sekitar 17,5 persen pemilih belum menentukan pilihan.
Menurut hasil survei, tingginya dukungan terhadap Rijanto-Beky diduga dipengaruhi endorsement tokoh agama populer di Kabupaten Blitar, Gus Iqdam, yang memiliki popularitas sebesar 95,9 persen dan mampu memengaruhi sekitar 43,4 persen pemilih.
Namun, Marhaenis menyikapi hasil survei ini dengan sikap optimistis. “Saya yakin menang,” ujar politisi yang juga mantan wakil bupati Blitar tersebut, Jumat (25/10/2024).
Marhaenis menegaskan bahwa mesin politik di tingkat akar rumput telah berjalan dengan baik, terutama di kalangan PKB, partai yang mengusung Mak Rini bersama dengan Golkar, Gerindra, PSI, PKS, dan PPP. Menurut dia, seluruh jaringan partai dan simpatisan telah aktif bergerak hingga ke daerah pemilihan (dapil) masing-masing untuk memenangkan paslon nomor urut 2.
"Mesin partai kita jalan terus. Dari DPAC hingga ranting-rantingnya semua aktif. Begitu pula para relawan, bersatu padu untuk kemenangan Mak Rini dan Mas Ghoni," jelas Marhaenis.
Ia menegaskan keyakinannya bahwa dukungan kuat dari berbagai pihak ini akan memberikan hasil yang berbeda pada hari pemungutan suara pada 27 November mendatang.
Di sisi lain, Marhaenis mengkritisi survei yang dirilis LSI Denny JA, yang menurutnya belum tentu dapat diandalkan. "Survei itu belum tentu benar, apalagi kalau belum terdaftar di KPU,” katanya.
Pernyataan ini diperkuat oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Blitar Sugino yang menyatakan bahwa hingga saat ini LSI Denny JA belum terdaftar di KPU Kabupaten Blitar. Padahal, menurut ketentuan dalam Pasal 131 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015, lembaga survei yang akan melakukan riset terkait pemilu wajib mendaftarkan diri di KPU setempat atau KPU provinsi.
Sugino menjelaskan bahwa lembaga survei yang tidak terdaftar di KPU tidak dapat dipastikan kredibilitasnya dalam melaporkan hasil survei yang relevan. “Belum terdaftar di KPU Kabupaten Blitar,” ujar Sugino.
Informasi ini membuat Marhaenis semakin yakin bahwa hasil survei tersebut tidak bisa dijadikan acuan dalam memprediksi hasil pilkada. Ia juga mengingatkan bahwa hasil survei bisa saja tidak mewakili dinamika politik yang sesungguhnya di lapangan.
Baca Juga : Debat Publik Kedua Paslon Pilkada Kota Batu Digelar 6 November, Begini Bocorannya
Meskipun optimisme Marhaenis tinggi, hasil survei tetap menjadi perhatian karena menunjukkan adanya persaingan ketat dalam Pilkada 2024 ini. Dukungan Gus Iqdam terhadap Rijanto-Beky dianggap berpengaruh besar dalam mendorong elektabilitas paslon nomor urut 1. Tokoh agama yang sangat dihormati di Kabupaten Blitar ini memiliki pengaruh luas di kalangan masyarakat, terutama bagi pemilih yang menghargai pesan-pesan moral dan spiritual dari sosok pemimpin agama.
Dengan sekitar 40 hari tersisa sebelum pemungutan suara, pertarungan antara kedua paslon ini diperkirakan akan semakin intens. Mak Rini dan Ghoni terus bergerak untuk menggalang dukungan di berbagai daerah. Sementara Rijanto dan Beky juga memperkuat posisinya dengan strategi yang lebih menitikberatkan pada dukungan tokoh-tokoh kunci.
Marhaenis pun mengungkapkan optimismenya bahwa dalam Pilkada 2024 ini, dukungan masyarakat kepada Mak Rini dan Ghoni akan terus meningkat seiring dengan upaya mereka menjangkau masyarakat langsung. “Kami akan terus menyapa masyarakat, turun ke bawah, dan membawa pesan pembangunan yang kuat dan merata bagi Kabupaten Blitar,” ujarnya.
Di samping strategi yang dijalankan oleh partai-partai pendukung Mak Rini, tantangan juga datang dari pasangan Rijanto-Beky, yang didukung oleh partai-partai besar lainnya seperti PDIP, PAN, dan NasDem. Situasi ini menciptakan persaingan yang seimbang antara kedua paslon dengan dukungan signifikan dari jaringan tokoh-tokoh dan partai-partai yang memiliki basis massa kuat.
Pilkada Kabupaten Blitar 2024 akan menjadi salah satu ajang pertarungan politik yang paling menarik untuk disaksikan, mengingat kekuatan dukungan yang ada di belakang masing-masing kandidat. Seperti dikatakan oleh Marhaenis, waktu akan berbicara, dan jawabannya akan muncul di hari pemungutan suara. Ia berharap bahwa upaya dari para pendukung dan simpatisan akan membuahkan hasil sesuai harapan.
Dengan persaingan yang semakin ketat ini, kedua pasangan calon diharapkan bisa menawarkan program-program pembangunan yang dapat menjawab kebutuhan dan harapan masyarakat Kabupaten Blitar.
