JATIMTIMES - Festival Gandrung Sewu 2024 yang dihelat di Banyuwangi menarik perhatian luar biasa dari masyarakat dan wisatawan. Antusiasme yang tinggi ini terbukti dengan habisnya tiket penerbangan menuju Banyuwangi dan penuhnya kamar hotel jauh sebelum acara berlangsung.
Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, banyak tamu VIP harus membatalkan kehadiran karena kesulitan memperoleh tiket pesawat.
Baca Juga : Soe Hok Gie dan Prabowo: Persahabatan dalam Bayang-Bayang Perjuangan dan Perbedaan Pandangan
"Beberapa tamu undangan VIP dari level deputi dan dirjen mengurungkan niat mereka ke Banyuwangi karena tidak mendapatkan tiket dan hotel," ungkap Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata Banyuwangi, Dewa Alit Siswanto pada awak media Sabtu (26/10).
Alit juga menjelaskan bahwa banyak tamu memilih memesan tiket pesawat dan kamar hotel sejak jauh hari. Hal ini akhirnya membuat tamu VIP lainnya tidak bisa menyaksikan Gandrung Sewu secara langsung. Meski demikian, tingginya jumlah wisatawan membawa dampak positif pada perekonomian lokal.
"Beberapa sektor seperti perhotelan dan transportasi udara mengalami peningkatan omzet yang signifikan," ujarnya.
Tak hanya hotel, alternatif penginapan lain pun dipenuhi pengunjung yang bersemangat menyaksikan acara tahunan ini. "Kami menerima konfirmasi dari beberapa pejabat pusat yang ingin hadir, tetapi karena kesulitan mendapatkan tiket pesawat, mereka akhirnya mengirimkan perwakilan," tambah Alit.
Karena antusiasme tinggi, kepadatan pengunjung juga membuat arus lalu lintas di jalan-jalan utama Banyuwangi mengalami kemacetan. Polresta Banyuwangi telah mempersiapkan skema pengamanan untuk menjaga kelancaran lalu lintas. Terutama pada jalur menuju Pantai Marina Boom, tempat berlangsungnya acara utama.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Satpol PP dan Dinas Perhubungan untuk memastikan skema pengamanan dan pengaturan lalu lintas di sepanjang jalur yang dilalui penonton Gandrung Sewu,” ungkap Kompol Agung Fitransyah, Kasatlantas Polresta Banyuwangi.
Polisi akan menempatkan personel di titik-titik rawan macet, seperti Jalan Ahmad Yani, Jalan Dr. Sutomo, Jalan RA Kartini, serta jalur utama menuju Pantai Boom. “Kami akan menempatkan petugas di titik-titik strategis, dan jika diperlukan, akan dilakukan pengalihan arus lalu lintas,” lanjutnya.
Sekitar 100 personel disiagakan untuk mengamankan arus lalu lintas, dan pengunjung juga diimbau menggunakan transportasi umum serta memarkir kendaraan di tempat yang telah disediakan. “Kami sudah berkoordinasi dengan pengelola parkir di Pantai Boom untuk memanfaatkan lahan-lahan kosong sebagai tempat parkir,” tambahnya.
Baca Juga : Universitas PGRI Kanjuruhan Malang Kukuhkan 470 Wisudawan, Bertabur Prestasi dan Membanggakan
Agung berharap pengaturan lalu lintas yang matang ini akan membuat festival berjalan lancar. "Semoga dengan adanya skema pengamanan yang baik, festival ini bisa sukses dan memberi kesan yang mendalam bagi para pengunjung," harapnya.
Sebagaimana diberitakan, puncak acara Gandrung Sewu digelar Sabtu, 26 Oktober 2024, dengan tema "Payung Agung" yang merefleksikan keberagaman etnis dan budaya di Banyuwangi. Festival tahunan ini dibuka oleh Festival Padang Ulanan pada Kamis, 24 Oktober, dengan menampilkan ratusan pelajar Banyuwangi yang membawakan tarian-tarian tradisional di Pantai Boom Marina. Termasuk tari gandrung gurit mangir, cunduk menur, sorote lintang, jakripah, dan jaranan buto. Acara ini ditutup dengan flash mob dan pertunjukan paju gandrung, yang memukau para penonton.
Kemudian pada Jumat, 25 Oktober, festival dilanjutkan dengan gladi bersih serta ritual Meras Gandrung, ritual sakral sebagai tanda kelulusan bagi para penari Gandrung. Para penonton juga disuguhkan kesenian wayang gagrag Banyuwangi, yang menambah keunikan acara sebelum puncak Gandrung Sewu berlangsung hari ini, Sabtu (26/10).
Di puncak acara Gandrung Sewu, sekitar 1.350 penari gandrung mempersembahkan tarian kolosal dengan latar keindahan Selat Bali. Tema "Payung Agung" diangkat sebagai simbol keberagaman etnis di Banyuwangi, mulai dari suku Oseng, Madura, Mandar, hingga Bali.
"Setiap tahunnya, Gandrung Sewu menyajikan pertunjukan yang unik dan berbeda, sehingga masyarakat bisa menikmati pengalaman baru setiap tahun," jelas Suko Prayitno, Ketua Paguyuban Pelatih Tari dan Seniman Banyuwangi (Patih Senawangi).
Festival Gandrung Sewu bukan hanya ajang budaya, tetapi juga simbol kebersamaan, harmoni, dan penghormatan pada nilai-nilai tradisional yang tetap lestari di tengah perkembangan zaman. Ajang ini berhasil mendatangkan ribuan wisatawan yang turut merasakan kekayaan budaya Banyuwangi, sehingga diharapkan mampu memperkenalkan keindahan budaya lokal kepada dunia.