JATIMTIMES - Keberadaan limbah Pabrik Gula (PG) Semboro Jember, yang dikabarkan dikeluhkan oleh warga, langsung ditindak lanjuti oleh jajaran Muspika Semboro dan direksi dengan melakukan sidak pada Senin (21/10/2024).
RB Abdul Kadir selaku camat Semboro yang memimpin sidak pembuangan limbah PG Semboro, kepada wartawan menyatakan, bahwa sidak dilakukan untuk memastikan apa yang dikeluhkan warga benar apa tidak. Terlebih keluhan warga tersebut dimuat dalam sebuah pemberitaan.
Baca Juga : Diberi Harapan Palsu Sejak 4 Tahun Lalu, Warga Griya Mangli Tagih Janji Hendy Siswanto
"Kemarin ada keluhan warga, yang menyampaikan kepada wartawan, bahwa limbah PG yang dibuang di dekat pemukiman warga menimbulkan bau yang menyengat, sehingga aktivitas warga jadi terganggu. Oleh karenanya, hari ini kami, dengan didampingi pemerintah desa dan dari pihak PG, mengecek kabar tersebut," ujar Ading panggilan RB Abdul Kadir.
Dari sidak tersebut, Ading menyatakan bahwa apa yang ditulis di sebuah media, yang menyebutkan limbah dari PG Semboro menimbulkan aroma kurang sedap dan mengganggu aktivitas warga, tidak sepenuhnya benar.
Bahkan saat sidak, jajaran muspika dan pemerintah desa setempat juga tidak mengenakan masker untuk penghalang bau tidak sedap.
"Saya melihat dan merasakan sendiri, limbah PG yang dibuang di daerah Dusun Beteng Sidomekar tidak menimbulkan bau. Justru limbah-limbah ini memberi manfaat dan nilai ekonomis kepada warga, untuk dijadikan pupuk organik," ujar Ading.
Hal yang sama disampaikan oleh Sumardi, kepala lingkungan RW 11 Dusun Beteng. Menurut Sumardi, keberadaan limbah PG Semboro tidak pernah dikeluhkan oleh warganya. Bahkan banyak warga yang minta dikirimi limbah dari PG.
"Tidak ada bau yang menyengat. Malah warga senang mendapat kiriman limbah PG karena bisa digunakan pupuk, dan juga jamur yang tumbuh dari limbah. Bisa dijual dengan harga yang cukup tinggi, per kilonya antara 20 sampai 35 ribu rupiah," ujar Sumardi.
Baca Juga : Mayor Teddy Masih Aktif di TNI Meski Didapuk Jadi Sekretaris Kabinet, Ini Tugas Barunya
Sementara, Diputra Risman Rachmat yang juga manajer AKU (akuntansi, keuangan, dan umum) PG Semboro kepada wartawan menyatakan bahwa pengelolaan limbah PG sudah melalui proses yang aman. Limbah tersebut juga aman untuk warga.
"Limbah yang kami kirim keluar PG sudah melalui tahapan dan proses panjang serta tidak berbahaya. Sehingga kami berani mengirimkan limbah tersebut keluar, sesuai permintaan warga," ujar Rachmat.
Bahkan, menurut Rachmat, permintaan warga akan limbah pabrik untuk dijadikan pupuk organik cukup tinggi peminatnya. Bahkan sehari, bisa 5 sampai 6 truk limbah dikirim ke warga yang minta.
"Sehari bisa 5 sampai 6 truk yang kami kirim sesuai permintaan warga. Dan mereka yang minta limbah juga sudah membuat surat kesepakatan jika dampak dari limbah ditanggung oleh mereka yang minta," pungkasnya.