free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pendidikan

UIN Malang Gelar Konferensi Internasional Dialog Antaragama untuk Rekonsiliasi dan Ketahanan di Thailand

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Nurlayla Ratri

20 - Oct - 2024, 10:12

Placeholder
Rektor UIN Malang Prof. Dr. H.M. Zainuddin, M.A (kanan) saat memberikan cinderamata kepada Assoc. Prof. Dr. Pichai Janmanee, Presiden Rajamanggala University of Technology Krungthep. (Foto: istimewa)

JATIMTIMES - Pada tanggal 19 Oktober 2024, sebuah konferensi internasional bertajuk International Conference on Interreligious Dialogue for Reconciliation and Resilience: Southeast Asia Focus diselenggarakan di Lee Garden Resort, Hatyai, Songkhla, Thailand. Acara ini merupakan hasil kerjasama antara Institute of Science Innovation and Culture, Rajamanggala University of Technology Krungthep, dengan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Foto bersama para pimpinan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. (Foto: istimewa)


Foto bersama para pimpinan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. (Foto: istimewa)

Baca Juga : Convention Hall SLG Kediri: Solusi Sukses untuk Acara Anda

Acara ini menarik perhatian dari berbagai praktisi, akademisi, serta pemimpin agama dari berbagai negara, seperti Slovenia, India, Sri Lanka, Myanmar, Indonesia, dan Libya. UIN Malang, sebagai co-organizer dalam konferensi ini, menghadirkan sejumlah sarjana terkemuka, di antaranya Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M. Ag, Dr. Isroqunnajah, M. Ag, Prof. Dr. Sri Harini, M. Si, dan beberapa tokoh lainnya.

Dalam sambutan pembukaan, Dr. Kamol Rodklai, Ketua Komite Pendidikan, Sains, Penelitian, dan Inovasi (The Senate Committee), menyampaikan pesan bahwa dialog antaragama memiliki potensi besar dalam menciptakan harmoni. “Dengan membangun pemahaman bersama, menghargai perbedaan, dan mengurangi stereotip, kita bisa mengatasi konflik dan mendorong kerjasama dalam kegiatan sosial serta pendidikan,” ujar Dr. Kamol.

 

Pemberian cinderamata. (Foto: istimewa)


Pemberian cinderamata. (Foto: istimewa)

Ia menekankan bahwa pendidikan adalah alat penting dalam menciptakan inklusivitas, toleransi, dan empati. Dialog terbuka, menurutnya, mampu menggali potensi yang ada di berbagai masyarakat dan mendorong kolaborasi antar bangsa.

Assoc. Prof. Dr. Pichai Janmanee, Presiden Rajamanggala University of Technology Krungthep, juga menyambut hangat seluruh peserta konferensi yang berasal dari 15 negara berbeda. Dr. Pichai mengapresiasi UIN Malang yang telah memperkuat sinergi melalui program dialog antaragama. 

"Melalui inisiatif ini, kita tidak hanya membahas perbedaan keyakinan, tetapi juga memperkuat pemahaman dan menghargai perspektif yang beragam," ungkap Dr. Pichai.

Ia juga menambahkan bahwa konferensi ini adalah kesempatan untuk membangun masa depan yang lebih baik, dengan harmoni dan saling pengertian sebagai fondasi peradaban.

Rektor UIN Malang Prof. Zainuddin, dalam sambutannya, menekankan pentingnya tema moderasi beragama. Di tengah dunia yang semakin kompleks dan beragam, menurutnya, moderasi beragama menjadi kunci utama untuk menciptakan suasana damai dan harmonis. 

“Moderasi beragama bukan hanya tentang toleransi, tetapi juga saling menghormati dan memahami nilai-nilai yang ada dalam setiap keyakinan,” ujar Prof. Zainuddin.

Ia mengajak semua peserta untuk menjadikan moderasi beragama sebagai pedoman hidup sehari-hari, baik dalam komunitas maupun dalam hubungan antarindividu. 

Baca Juga : LP Ma'arif NU Kota Malang Gelar Pelatihan Keuangan dan Perpajakan untuk Madrasah dan Sekolah

"Melalui dialog dan kolaborasi, kita bisa membangun jembatan antar keyakinan dan menciptakan lingkungan yang inklusif,” tambahnya.

Prof. Zainuddin juga menjadi pembicara pertama pada sesi kedua setelah istirahat, dengan topik "Religious Moderation, Case Indonesia". Dalam presentasinya, ia menyoroti pengalaman Indonesia dalam menerapkan moderasi beragama di tengah masyarakat yang plural.

Mr. Rungroj Laesup, Gubernur Provinsi Songkhla, turut menyampaikan sambutannya. Ia mengungkapkan harapannya agar konferensi ini menjadi wadah produktif untuk berbagi ide, pengalaman, dan strategi dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis di tengah keberagaman.

 “Pertemuan ini adalah langkah penting untuk memperkuat harmoni di tengah perbedaan,” ujarnya.

Assoc. Prof. Charn Tanadngarn, Ketua Dewan Universitas, menyebutkan bahwa konferensi ini merupakan milestone luar biasa dalam menciptakan pemahaman bersama yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Ia menegaskan bahwa dialog antaragama seperti ini memiliki peran krusial dalam membangun ketahanan sosial dan rekonsiliasi di tengah perbedaan.

 

Foto bersama peserta International Conference on Interreligious Dialogue for Reconciliation and Resilience: Southeast Asia Focus. (Foto: istimewa)


Foto bersama peserta International Conference on Interreligious Dialogue for Reconciliation and Resilience: Southeast Asia Focus. (Foto: istimewa)

Acara ini diakhiri dengan penyerahan cinderamata kepada para pembicara utama, sebagai tanda apresiasi atas kontribusi mereka dalam memperkaya diskusi tentang pentingnya dialog antaragama dalam menciptakan harmoni dan keberagaman.

Konferensi ini menjadi bukti nyata bahwa melalui dialog yang terbuka dan kolaborasi, masyarakat internasional dapat bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih damai, inklusif, dan harmonis.


Topik

Pendidikan UIN Malang Universitas IsIam Negeri Malang Thailand



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Nurlayla Ratri