JATIMTIMES - STIE Malangkucecwara menggelar prosesi wisuda pada Sabtu (19/10/2024). Ratusan mahasiswa mengikuti wisuda yang digelar di halaman kampus yang juga dikenal sebagai kampus ABM tersebut.
Dalam prosesi wisuda, para wisudawan juga didampingi keluarga, kerabat hingga rekan dekatnya. Suasana senang, bangga dan haru bercampur menjadi satu dalam kegiatan tersebut.
Baca Juga : FK UM Latih Guru SMK di Kota Malang: Integrasikan Materi Kesehatan Reproduksi saat Mengajar
Ketua STIE Malangkucecwara, Drs Bunyamin MM PhD dalam momen wisuda itu tak ingin berdiam diri. Ia ingin memiliki kenangan yang tidak bisa dilupakan bagi mahasiswanya. Pada sebuah momen menyanyikan lagu berjudul Tanah Airku ciptaan Ibu Sud, Bunyamin berdiri dan mengajak seluruh wisudawan untuk bernyanyi bersama.
Menurut Bunyamin, ajakan menyanyi bukan sebatas untuk menghibur, melainkan ada makna tersirat yang ia inginkan. Yakni pendidikan di perguruan tinggi bukan hanya membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan persatuan bangsa.
Bunyamin pun mengaku bahwa STIE Malangkucecwara memiliki tagline Harmony in Diversity. Oleh karena itu, bisa dikatakan, kampus ini dapat menjadi miniatur Indonesia. Karena mahasiswa yang berkuliah berasal dari berbagai penjuru Tanah Air.
“Seringkali kita mendengar NKRI harga mati, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kita terus menumbuhkan nilai-nilai persatuan. Kebanggaan akan bahasa dan bangsa perlu dipupuk di kalangan mahasiswa yang datang dari berbagai latar belakang budaya,” kata Bunyamin.
Baca Juga : Paduan Suara UIN Malang Ikuti Busan Choral Festival di Korea Selatan
Dengan kata lain, Bunyamin bangga karena STIE Malangkucecwara dapat menjadi contoh nyata harmoni kultural. Karena mahasiswa dari berbagai daerah mampu berdampingan dan menghargai perbedaan. Disisi lain, kampus juga sangat getol untuk menciptakan suasana yang kondusif dan selalu menanamkan nilai persatuan.
“Persatuan dan kebangsaan harus dimulai dari kampus. Di sini, banyak mahasiswa dari berbagai daerah, dan kami berusaha menciptakan suasana di mana mereka merasa bangga dengan tanah air mereka. Di sinilah, kita belajar bagaimana menghargai dan merangkul perbedaan,” ungkap Bunyamin.
