JATIMTIMES - Resepsi Hari Ulang Tahun (HUT) ke-23 Kota Batu pada Kamis (17/10/2024), dimeriahkan pagelaran wayang kulit. Lakon Arjuna Wiwaha dibawakan Dalang Ki Purbo Asmoro asal Surakarta yang mengandung pesan mendalam. Pentas kesenian itu berlangsung megah dan sukses mengundang antusias masyarakat.
Rangkaian resepsi dimulai sejak Kamis sore dengan penampilan-penampilan hiburan kesenian tradisional. Mulai dari bantengan dan gumbingan, cangkrukan budaya, tampilan keroncong Band Moniez. Penampilan panembromo dari kelompok guru bahasa jawa Kota Batu turut mengisi jelang pembukaan pagelaran wayang.
Beberapa tari tradisional ikut memeriahkan malam pagelaran wayang. Salah satunya penampilan tari dari sejumlah desa di Kota Batu yang telah menorehkan prestasi di ajang lomba tingkat Kota Batu.
Baca Juga : HUT Kota Batu ke 23, Calon Wali Kota Nurochman: Putra Daerah Bisa Memimpin dan Bangun Kota Sendiri
Salah satunya tari remo sapu jagat Sanggar Maheswari. Uniknya, ada suguhan tampilan angklung PKK/Dharma Wanita yang di dalamnya Dwi Mardiana Aries Agung selaku Pj. Ketua TP PKK ikut memainkan alat musik bambu tersebut.
Pukul 19.30 WIB, suasana halaman Balai Kota Among Tani dipadati masyarakat dan undangan yang menyaksikan resepsi. Di lain sisi, tenda-tenda UMKM turut menyediakan ragam makanan dan minuman yang dijajakan kepada pengunjung.
Dikatakan Ketua Panita HUT ke-23 Kota Batu Abdul Rais, rangkaian agenda mengisi hari jadi masih berlangsung hingga Desember. Dimana agenda pagelaran wayang kulit adalah agenda ke-20 dari keseluruhan event.
"Pagelaran wayang kulit merupakan kegiatan kami yang ke-20 dari 30 rangkaian kegiatan hari jadi Kota Batu yang ke-23 di tahun 2024. Masih tersisa 10 kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang bulan Oktober, November dan juga Desember," jelas Abdul Rais.
Ia menyebut, masih ada event bulan inklusi keuangan OJK hingga konser musik Kahitna Band yang insya Allah akan dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober. Ada juga kegiatan festival Sumberejo tempo dulu yang nanti akan dilaksanakan pada tanggal 24 dan 25 Oktober, serta banyak agenda lainnya.
"Hari ini resepsi diisi kegiatan pagelaran wayang kulit lakon Arjuna Wiwaha dengan dalang Ki Purbo Asmoro dari Surakarta dan juga dihibur dengan bintang tamu Cak Yudho CS dan juga Lala Atila," tambah pria yang menjabat Kepala Satpol-PP Kota Batu itu.
Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu Arief As-Siddiq mengatakan, pihaknya menjadi leader pagelaran wayang kulit resepsi hari jadi Kota Batu. Tema dan lakon yang diangkat menurut dia ada kesinambungan dengan kearifan lokal Batu dengan pesan yang disampaikan dalam ceritanya.
"Arjuna Wiwaha, seperti nama satu-satunya gunung dari pewayangan, dengan cerita karya masa jaya baya yang menyampaikan sebuah kisah epik kepahlawanan pandawa lima untuk mendapatkan sebuah pusaka dalam rangka perjuangan besar pandawa melawan kedholiman baratayuda," ungkap Arief.
Untuk diketahui, lakon Arjuna Wiwaha adalah salah satu cerita wayang karya sastra Jawa kuno yang mengisahkan tentang perjalanan Arjuna dalam usahanya untuk memperoleh senjata sakti. Cerita dimulai dengan Raja Parikesit yang meminta pertanyaan tentang kisah Arjuna kepada Rsi Abiyasa.
Baca Juga : Ijazah Anak Tak Dapat Diambil karena Masih Ada Tanggungan, SMAN 1 Kauman: Itu Tidak Benar
Abiyasa lalu menceritakan perjalanan Arjuna untuk memperoleh senjata sakti, yaitu Pasupati, yang merupakan anugerah dari Dewa Siwa. Demi mendapatkan Pasupati, Arjuna harus menjalani tapa (penyucian diri) selama setahun. Pada perjalanan tapanya, Arjuna bertemu dengan Dewa Siwa yang sedang menyamar sebagai seorang brahmana.
Dewa Siwa yang menemui Arjuna tersebut tiba-tiba menantang Arjuna bertarung guna membuktikan kelayakan Arjuna memiliki Pasupati. Meskipun penuh kesulitan, Arjuna akhirnya berhasil memenangkan pertarungan dan memperoleh anugerah Pasupati.
Namun, kemenangan Arjuna juga menyebabkan kecemburuan para dewa. Mereka mengirim Apsara, para bidadari, untuk mengganggu meditasi Arjuna. Salah satu bidadari bernama Supraba terpesona oleh ketampanan dan keanggunan Arjuna, sehingga berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mempengaruhi Arjuna agar meninggalkan tapa.
Sayangnya Arjuna yang teguh dalam niatnya menolak godaan Supraba. Karena para bidadari gagal menggoda Arjuna, berikutnya Dewa Indra turun tangan sendiri lalu menantang Arjuna untuk beradu ilmu kehidupan dan surga. Namun, Dewa Indra juga kalah wawasan dengan Arjuna, sehingga dia kembali ke Kahyangan.
Arjuna baru benar-benar bangun dari pertapaannya saat diberi misi membunuh Niwatakawaca oleh para Dewa. Arjuna akhirnya berhasil mengalahkan Niwatakawaca dengan cara memenggal kepalanya. Setelah itu Arjuna mendapat hadiah berupa dapat menikmati surga kahyangan selama tujuh hari penuh.
Mengusung lakon tersebut, Arief memaknai semangat Kota Batu dalam hal memajukan kearifan lokal melalui semua unsur budayawan. Di dalam rangkaian pagelaran wayang, pihaknya melibatkan banyak elemen, seperti penggemar wayang, seniman dan budayawan, juga beberapa pelaku wisata, dengan memberikan kesempatan ikut menyaksikan.
"Memang disajikan untuk masyarakat, semuanya demi memeriahkan hari jadi Kota Wisata Batu. Juga sebagai salah satunya support kebudayaan kesenian tradisional agar terus lestari di Kota Batu," imbuhnya.