JATIMTIMES- KPU Kota Blitar bersiap menggelar debat pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Blitar dalam rangka Pemilihan Wali Kota (Pilwali) 2024.
Debat ini rencananya akan digelar dalam tiga sesi yang dimulai pada Rabu (16/10/2024), dilanjutkan pada Rabu (30/10/2024), dan puncaknya pada 13 November 2024. Ketua KPU Kota Blitar, Rangga Bisma Aditya, menyampaikan hal ini saat Media Gathering Pilwali yang diadakan pada Selasa (15/10/2024).
Baca Juga : Hadiri Pengajian Peringatan Hari Santri di Wagir, Cabup Sanusi: Kita Kembangkan Pendidikan di Ponpes
"Debat dua paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Blitar akan dilaksanakan setiap dua minggu sekali. Ini sudah diatur dalam Keputusan KPU Kota Blitar nomor 459/2024, yang merupakan kesepakatan bersama antara tim kampanye paslon, Bawaslu Kota Blitar, dan pihak keamanan," ujar Rangga.
Ia menambahkan bahwa jadwal tersebut telah disepakati untuk memberikan ruang bagi masyarakat agar dapat menyimak visi dan misi yang diusung oleh masing-masing paslon.
Rangga menjelaskan bahwa debat ini akan menjadi platform penting bagi kedua paslon untuk menyampaikan rencana dan program mereka. “Debat ini akan mempertemukan dua paslon dalam suasana yang terbuka dan transparan, sehingga masyarakat bisa lebih memahami siapa yang pantas mereka pilih pada hari pemungutan suara nanti, yakni pada 27 November 2024,” katanya.
Mengenai tema debat, Rangga memaparkan bahwa ada tiga tema utama yang telah disepakati oleh para paslon. Tema pertama akan berfokus pada rencana peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah. “Isu kesejahteraan masyarakat sangat penting, karena ini menyangkut nasib warga Kota Blitar ke depan,” ungkap Rangga.
Tema kedua akan membahas pelayanan masyarakat serta solusi atas permasalahan daerah. Sementara tema ketiga menyoroti persatuan dan keselarasan pembangunan di Kota Blitar. “Kami ingin memastikan bahwa debat ini tidak hanya sekadar formalitas, tapi benar-benar mampu menggali komitmen dan rencana nyata dari para paslon,” tambah Rangga.
KPU juga menyiapkan format debat yang lebih menarik dengan beberapa teknis yang dirancang unik. Ini dilakukan agar masyarakat tidak hanya mendapatkan informasi, tetapi juga tertarik untuk mengikuti jalannya debat. Salah satu keunikan yang disiapkan adalah penggunaan bahasa Jawa Blitaran pada debat terakhir. "Debat terakhir akan diupayakan menggunakan bahasa Jawa, khususnya yang menjadi ciri khas masyarakat Blitar, sehingga lebih dekat dengan budaya lokal," jelas Rangga.
Terkait teknis pelaksanaan, Rangga mengungkapkan bahwa jumlah pendukung yang diperbolehkan hadir dalam debat juga dibatasi. Hal ini dilakukan demi menjaga ketertiban dan keamanan acara. “Kami membatasi maksimal 100 pendukung untuk masing-masing paslon. Di dalam ruang debat, hanya diperbolehkan maksimal 50 pendukung per paslon,” kata Rangga.
Ia menegaskan bahwa seluruh pendukung yang hadir wajib mengikuti aturan yang telah ditetapkan, termasuk protokol kesehatan dan keamanan yang ketat. Ini penting untuk memastikan debat berjalan lancar tanpa gangguan yang bisa menghambat penyampaian gagasan dari para paslon.
KPU Kota Blitar berharap, melalui debat ini, partisipasi masyarakat dalam Pilwali 2024 dapat meningkat signifikan. Target partisipasi yang dicanangkan KPU Kota Blitar pada pemilu kali ini adalah 80 persen. "Kami berharap partisipasi masyarakat dalam Pilwali nanti bisa mencapai 80 persen, syukur-syukur bisa lebih," kata Rangga optimis.
Baca Juga : Cabup Sanusi Ajak Masyarakat Perbanyak Baca Shalawat dan Istighfar: Insya Allah Dilancarkan Rezekinya
Debat paslon ini diharapkan bisa menjadi momentum penting bagi warga Kota Blitar untuk menentukan pilihan mereka. Dengan informasi yang jelas mengenai visi, misi, dan program yang ditawarkan oleh para kandidat, diharapkan masyarakat lebih siap menggunakan hak pilihnya secara bijaksana pada pemungutan suara mendatang.
Pilkada Kota Blitar 2024 diproyeksikan menjadi salah satu perhelatan politik paling dinamis di Jawa Timur. Dengan dua pasangan calon yang mengusung visi dan misi besar namun berbeda, kontestasi ini bukan hanya soal perebutan kursi Wali Kota dan Wakil Wali Kota, tetapi juga penentuan arah masa depan Kota Blitar.
Paslon nomor urut 2, Mas Ibin dan Elim, hadir dengan program-program unggulan yang menitikberatkan pada pengembangan kualitas pendidikan, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan sumber daya manusia (SDM). Mereka optimis bahwa dukungan kuat dari partai-partai besar akan memperkuat langkah mereka dalam mewujudkan perubahan signifikan bagi masyarakat Blitar, terutama dalam aspek kesejahteraan dan SDM.
Sementara itu, paslon nomor urut 1, Bambang Rianto dan Bayu Setyo Kuncoro, menawarkan strategi yang berbeda. Dengan sokongan dari partai-partai besar seperti Gerindra, PDIP, Golkar, dan PPP, Bambang dan Bayu menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur sebagai landasan utama pertumbuhan ekonomi.
Bagi Bambang, infrastruktur yang solid akan membuka jalan bagi pemerataan ekonomi yang lebih luas di Kota Blitar, sehingga mampu mendongkrak kualitas hidup warganya.