8 - Baru-baru ini, kisah mengharukan yang dibagikan oleh seorang ibu di Surabaya viral di media sosial. Melalui akun Instagramnya, @linggra.k, ibu tersebut membagikan pengalaman pahit karena anak balitanya dicekoki obat penggemuk oleh pengasuh yang bekerja di rumahnya tanpa sepengetahuannya.
Kasus ini terungkap pada Agustus lalu, setelah ia mendapati bahwa pengasuh yang sudah bekerja sejak Oktober 2022 itu memberikan obat dexamethasone dan pronicy kepada anaknya selama setahun penuh. Obat-obatan ini seharusnya tidak diberikan sembarangan, apalagi kepada anak kecil.
Baca Juga : Upacara HUT Ke-79 Jatim di Balai Kota, Surabaya Siap Jadi Gerbang IKN
"Suster anakku ternyata kasih obat ini selama satu tahun tanpa sepengetahuanku. Setelah aku searching di Google, ternyata obat ini adalah obat penggemuk badan dan penambah nafsu makan yang mengandung steroid. Herannya, obat keras ini bisa dijual bebas di online." tulis Linggra.
Curhatan Linggra pun viral di media sosial. Banyak pihak mencari tahu dampak berbahaya dari penggunaan obat tersebut.
Bahaya Penggunaan Obat Dexamethasone dan Pronicy
Penggunaan obat dexamethasone dan pronicy tanpa resep dokter dapat menimbulkan berbagai efek samping serius, terutama pada anak-anak. Melansir dari laman Indonesia Baik, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengimbau bahwa obat steroid seperti dexamethasone hanya boleh digunakan di bawah pengawasan dokter ahli.
Pemakaian obat ini secara sembarangan dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh, meningkatkan tekanan darah, menyebabkan diabetes, dan masalah kesehatan lainnya.
Apoteker yang juga dosen Ika Puspitasari MSi PhD dari Fakultas Farmasi UGM menjelaskan, dexamethasone adalah obat keras golongan kortikosteroid yang memiliki efek antiradang sangat kuat. Obat ini digunakan untuk menangani alergi, penyakit autoimun seperti lupus, kanker, serta beberapa penyakit serius lainnya.
Namun, penggunaan obat ini harus dipantau ketat oleh dokter karena dapat menimbulkan efek samping berbahaya. Ia juga menambahkan bahwa obat ini tidak boleh digunakan tanpa resep karena dapat menyebabkan gangguan pada tulang, otot, dan berbagai sistem organ lainnya jika digunakan dalam jangka panjang.
"Dexamethasone juga sering disalahgunakan dalam produk jamu tradisional untuk pegal linu tanpa memperhitungkan dosisnya, yang jelas-jelas membahayakan kesehatan. Penggunaan obat ini dalam waktu lama bisa menyebabkan efek samping serius seperti pengeroposan tulang, gangguan hormon, dan bahkan gangguan kejiwaan." kata Ika, sebagaimana dilansir laman resmi UGM, dikutip Senin (14/10).
Adapun pronicy, menurut apoteker Sinthiya Nur Azizah, S.Farm, adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gejala alergi seperti gatal-gatal dan ruam. "Pronicy mengandung zat aktif cyproheptadine, yang merupakan antihistamin untuk meredakan gejala alergi dan peradangan. Namun, obat ini termasuk obat keras dan hanya bisa digunakan dengan resep dokter," tegas Sinthiya, dikutip laman klikdokter.
Sementara itu, Linggra juga mengatakan bahwa setelah obat dihentikan, anaknya mengalami penurunan kondisi fisik yang drastis. Anak tersebut tidak mau makan, minum, dan menjadi sangat lemas hingga harus dibawa ke unit gawat darurat. "Anakku langsung drop. Tidak mau makan, tidak minum, tidur terus, tidak kuat untuk bergerak. Dokter bilang hormon kortisolnya sangat rendah karena efek pemakaian obat dexamethasone selama setahun," ujar Linggra.
Dokter menjelaskan bahwa penggunaan steroid dalam waktu lama dapat menghambat produksi hormon kortisol yang sangat penting untuk mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk energi dan daya tahan tubuh. Beruntung, kasus ini terungkap sebelum kondisinya memburuk lebih jauh, meski anak Linggra masih harus menjalani pengobatan jangka panjang untuk memulihkan keseimbangan hormonnya.
Linggra pun mengungkapkan bahwa ia telah membawa anaknya ke dokter spesialis endokrin di Singapura untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. "Hormon kortisolnya masih rendah, dan perlu waktu lama untuk memulihkan efek steroid di tubuh anakku. Dokter di Singapura pun kaget bagaimana obat keras seperti ini bisa diberikan kepada anak kecil tanpa pengawasan," tulisnya.
Kasus ini menjadi peringatan penting bagi para orang tua agar lebih waspada dalam mengawasi asupan obat yang diberikan kepada anak-anak mereka. Obat keras seperti dexamethasone dan pronicy tidak boleh diberikan tanpa resep dan pengawasan dokter. Penggunaan obat-obatan tersebut tanpa indikasi medis dapat berdampak buruk pada kesehatan, terutama bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan.
Selain itu, Linggra menyoroti betapa mudahnya obat keras seperti dexamethasone diperjualbelikan secara bebas di situs belanja online. "Gara-gara peristiwa ini, sekarang ART dan nanny di rumah harus diperiksa jika membeli paket online. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi," tulis Linggra.