free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Politik

Pilkada Kabupaten Malang 2024

Usai Diberhentikan dari PDIP, Abah Gun Ungkap Perubahan Sikap Didik dan Darmadi: Dulu Merangkul, Sekarang Memukul

Penulis : Tubagus Achmad - Editor : Dede Nana

06 - Oct - 2024, 14:35

Placeholder
Calon Bupati Malang nomor urut dua yakni Gunawan HS Wibisono saat sebelum penetapan calon kepala daerah didampingi Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang Darmadi bertemu politisi Gerindra Kabupaten Malang Zia Ulhaq. (Foto: Dok. Istimewa)

JATIMTIMES - Usai diberhentikan secara resmi oleh DPP PDI Perjuangan karena dianggap tidak menjalankan keputusan rekomendasi partai terkait dengan pasangan calon kepala daerah yang diusung dalam Pilkada Kabupaten Malang 2024, Calon Bupati Malang nomor urut dua yakni Gunawan HS Wibisono mengungkapkan perubahan sikap dari Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang Didik Gatot Subroto dan Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang Darmadi. 

Selama satu dasawarsa berseragam merah, pada akhirnya Gunawan HS Wibisono dianggap sebagai pembangkang yang tidak patuh kepada keputusan PDI Perjuangan. Surat Keputusan dengan Nomor: 1610/KPTS/DPP/X/2024 tertanggal 1 Oktober 2024 yang ditandatangani oleh Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, mungkin bukan surat yang selama ini diharapkan oleh Gunawan. Namun, surat keputusan tersebut sudah diterima oleh Gunawan dan harus disikapi bijaksana. 

Terlepas dari terbitnya surat itu, politisi yang akrab disapa Abah Gun itu sebenarnya sudah sangat siap dengan segala konsekuensi ketika dirinya membulatkan tekad bertarung dalam kontestasi Pilkada Kabupaten Malang 2024 dengan atau tanpa PDI Perjuangan. 

Abah Gun membeberkan cerita bahwa beberapa orang yang dulu seakan ada di depan dan di belakangnya, justru sekarang berbalik merangkai serangan yang dilancarkan kepadanya. Tidak menaruh dendam, Abah Gun hanya sedikit kecewa dengan sikap oportunis dan pragmatis yang dilakukan oleh beberapa orang tersebut. 

"Saya menghormati apa yang sudah menjadi keputusan Ibu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Saya hanya gak habis pikir dengan sikap Didik Gatot Subroto dan Darmadi selaku Ketua dan Sekretaris DPC, karena kalau cerita mau dibuat flashback mereka berdualah yang dari awal mendorong saya maju sebagai calon bupati. Namun di detik akhir dari mereka berdua juga cerita diputar balik ke DPP seolah saya adalah kader pembangkang yang mengesankan saya haus kekuasaan," ujar Abah Gun dalam keterangannya dikutip Minggu (6/10/2024). 

"Entah apa yang ada dalam pikiran Didik juga Darmadi, tiba-tiba pada satu kesempatan mereka mendatangi beberapa petinggi DPP. Di hadapan petinggi DPP tersebut mereka berdua berusaha meyakinkan dan meminta supaya di Kabupaten Malang, PDI Perjuangan menyiapkan satu bakal calon alternatif sebagai bakal calon Bupati Malang. Mengingat menurut mereka ada indikasi loyalitas Sanusi terhadap PDI Perjuangan diragukan. Sehingga seandainya Sanusi meninggalkan PDI Perjuangantidak repot cari calon pengganti. Lalu di hadapan petinggi DPP tersebut nama saya disodorkan," jelas Abah Gun. 

Jauh-jauh hari, otak-atik namanya untuk dijadikan sebagai 'cadangan' calon Bupati Malang dari PDI Perjuangan, justru tidak diketahui oleh Abah Gun. Ikhwal kabar tersebut diterima Abah Gun dari putra sulungnya, Vebry Wirantha. 

"Jauh sebelum DPC membuka penjaringan bakal calon, suatu malam itu Didik melakukan panggilan video kepada Vebry, anak saya. Saat itu Didik tidak sendiri, dia ditemani Darmadi dan ternyata posisi mereka ada di Jakarta, menemui petinggi DPP. Nah dihadapan petinggi DPP itu Didik dan Darmadi meyakinkan dan meminta Vebry untuk menyampaikan kepada saya agar berkenan ikut mendaftar sebagai bakal calon bupati dari PDI Perjuangan," beber Abah Gun. 

Tanpa berlama-lama, pesan yang disampaikan Didik dan Darmadi kepada Vebry itu akhirnya sampai ke Abah Gun. Yang mengejutkan, ketika Vebry menyampaikan pesan Didik dan Darmadi kepada sang ayahanda, justru ditolak mentah-mentah. Abah Gun enggan menjadi lawan dari sahabatnya sendiri untuk memperebutkan jabatan. 

WhatsApp-Image-2024-10-06-at-16.05.289eb64aca1377366f.jpg

"Saya katakan kepada anak saya, saya menolak. Saya sampaikan 'janganlah, ayah tidak mau berbenturan dengan sahabat ayah yang sudah sejak muda ayah berteman'. Penolakan saya masih berlanjut, bahkan sampai suatu ketika saya diundang oleh Darmadi ke ruang kerjanya di Kantor DPRD Kepanjen. Saat saya datang di ruangan itu sudah ada tiga orang, anak saya, seorang kawan dari DPC dan Darmadi sendiri. Kami berempat mengobrol, Darmadi terus meyakinkan saya supaya mendaftar sebagai calon bupati," tutur Abah Gun. 

Pertemuan di ruang kerja Darmadi itu sebenarnya sedikit membawa titik terang. Setelah Darmadi meminta Vebry menghubungi seorang elit di DPP PDI Perjuangan melalui sambungan telepon,  menyarankan agar Abah Gun bukan dijadikan sebagai alternatif bakal calon bupati, tetapi maju sebagai bakal calon Wakil Bupati mendampingi Sanusi. 

"Beliau meminta sambungan telepon di loudspeaker supaya saran dan masukan dari beliau dapat kami dengar berempat, dalam sambungan telepon itu justru beliau meminta kami, khususnya saya mempertimbangkan hubungan emosional dengan Sanusi. Bahkan kalaupun mental saya siap, beliau justru menyarankan saya maju sebagai Wabup saja, mendampingi Sanusi, mengingat saat itu kehendak Ibu Ketua Umum khusus Kabupaten Malang yang ideal adalah Calon Bupati PDI Perjuangan menggandeng kader sendiri," terang Abah Gun yang selanjutnya skenario politik tersebut gagal untuk dilaksanakan. 

Lebih lanjut, di saat maju dalam Pilkada Kabupaten Malang 2024, sebenarnya kondisi Abah Gun belum sepenuhnya pulih. Ibarat perang, Abah Gun masih menderita luka yang hebat akibat pertarungan dalam Pemilu 2024 yang memperebutkan kursi Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dari daerah pemilihan Jawa Timur VI atau Malang Raya. 

"Awal saya tidak ada niat mencalonkan diri sebagai bupati. Bahkan pada saat Pemilu Februari kemaren saya masih mengkampanyekan Sanusi sebagai Bupati, dapat dibilang tidak ada hari yang terlewatkan saya tidak mengampanyekan Sanusi sebagai Bupati. Setiap saya baksos ke daerah bencana dengan bagi-bagi sembako, stiker bergambar saya dan Sanusi selalu ada berdampingan. Sampai segitunya," ungkap politisi kelahiran Malang, 24 November 1960 ini. 

Puncak kegalauan Abah Gun akhirnya muncul pada Rabu (1/5/2024). Kala itu, sejumlah PAC PDI Perjuangan yang bernaung dalam relawan Poros Perjuangan mengambil formulir pendaftaran bakal calon Bupati di Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang dan mengantarkan formulir itu kepada Abah Gun di kediamannya di Gondanglegi. 

"Pada saat mereka menyerahkan formulir pendaftaran, saya masih menolak. Bahkan untuk mengembalikannya pun saya masih mikir 1000 kali. Tapi karena Darmadi dan Didik terus meyakinkan saya, bahwa saya harus siap, demi partai yang menurut mereka juga sudah dikomunikasikan dengan DPP, maka akhirnya saya luluh. Saya datang ke DPC di hari terakhir mengembalikan formulir tersebut," ujar Abah Gun. 

Pasca pendaftaran di DPC PDI Perjuangan, Abah Gun menyampaikan bahwa Didik dan Darmadi menjadi dua orang yang begitu semangat melakukan penjajakan lintas partai. Sikap yang ditunjukkan Didik dan Darmadi itu membuat Abah Gun meyakini bahwa totalitas keduanya tak perlu diragukan. 

"Awal-awal, Darmadi dan Didik sangat intens komunikasi, bisa dibilang dibanding saya, masih lebih agresif mereka berdua dalam membangun komunikasi dengan lintas partai. Bahkan menurut teman dari Gerindra dan Pak Siadi Ketua DPD Golkar Kabupaten Malang justru yang pertama kali menghubungi mereka supaya mendukung saya adalah Darmadi, pertemuannya di salah satu kafe di Blimbing Kota Malang dan di Hotel Regent," tutur Abah Gun. 

Politisi yang merupakan alumnus Universitas Merdeka (Unmer) Malang itu mengatakan, bahwa dorongan dari Didik dan Darmadi untuk dirinya maju dalam pesta demokrasi Kabupaten Malang bahkan berlanjut hingga Rakernas DPP PDI Perjuangan yang berlangsung pada tanggal 24 sampai 26 Mei 2024. 

WhatsApp-Image-2024-10-06-at-16.05.2921ab7e80585026c7.jpg

"Darmadi secara lisan menyampaikan kepada saya, akan segera melaksanakan konsolidasi level fraksi, DPC bahkan sampai ke PAC dan ranting. Masih di Jakarta saat Rakernas PDI Perjuangan berlangsung, kepada anak saya, Darmadi meminta untuk segera menyiapkan dana untuk melaksanakan konsolidasi fraksi. Mengingat saat itu yang mendapat undangan Rakernas hanya fraksi, maka Darmadi minta sementara disiapkan dana untuk mengumpulkan fraksi yang kebetulan sedang ada di Jakarta. Berhubung untuk kepentingan partai yang oleh undang-undang diperbolehkan, maka anak saya transfer dana yang dimaksud lewat ajudan Darmadi," beber Abah Gun. 

Interaksi intensif Abah Gun dengan Darmadi berlangsung hingga proses lobi-lobi politik ke sejumlah elit partai di Jawa Timur. Darmadi bahkan ikut serta saat Abah Gun bertemu dengan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Sarmuji. 

"Saat awal saya bertemu, silaturrahim dengan Pak Sarmuji, saya malah ditemani Darmadi. Bahkan Darmadi ikut meyakinkan Pak Sarmuji dengan men-downgrade Sanusi yang katanya Sanusi nggak komitmen, nggak konsiten dan lain sebagainya," kata Abah Gun. 

Seiring berjalannya waktu, setelah melakukan serangkaian konsolidasi yang melelahkan, seperti petir di siang bolong, Abah Gun menerima kabar mengejutkan jika Darmadi menerima tawaran dan telah bergabung dengan Tim 9 Pemenangan Sanusi. Bahkan, Darmadi didapuk sebagai ketua tim. 

"Sekalipun demikian Didik-Darmadi masih meminta saya untuk menggalang dukungan kepada PAC-PAC dengan memberi jadwal saya melakukan konsolidasi internal. Makanya saya heran ketika di akhir cerita mendekati rekom turun, mereka berdua, terutama Darmadi nggak pernah komunikasi kepada saya bahwa rekom akan ke Sanusi. Entah cerita apa yang dimainkan tiba-tiba sikap dia berbalik 360 derajat. Bersikap orang yang paling memusuhi saya dan seolah-olah paling Sanusi banget. Bukan hanya kepada saya tapi juga kepada teman-teman DPC yang sedari awal dia ajak bersama-sama menemani saya, ikut dikucilkan dan dihabisi perannya," ujar Abah Gun. 

Disampaikan Abah Gun, dirinya sudah legowo dengan keputusan DPP PDI Perjuangan yang telah memberhentikan dirinya. Tetapi, yang menjadi penyesalannya yaitu usulan pemecatan dirinya tidak lain dan tidak bukan, datang dari DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang. 

"Dan yang paling saya sesali, dari info yang saya dapat, dari beberapa kolega, justru Darmadi juga yang menginisiasi usulan ke DPP terkait pemecatan saya dengan cerita yang diputar balik. Seolah saya berkhianat dengan melakukan pembangkangan terhadap perintah Ibu Mega. Saya menanggung risiko pemecatan dari partai yang saya cintai, dari Ibu Ketua Umum yang saya hormati. Saya terima pemecatan ini karena semata saya tidak mau melukai harapan rakyat Kabupaten Malang yang sudah terlanjur mendukung pencalonan saya sebagai Bupati Malang. Saya memilih menjaga kepercayaan yang saya dapat dari rakyat hari ini sebagai pengejawantahan dari nilai-nilai ideologi yang diajarkan di PDI Perjuangan yang bersumber dari pemikiran Bung Karno," ungkap Abah Gun. 

Terakhir, Abah Gun berharap penderitaan yang dialaminya saat ini tidak terjadi pada orang lain. Menurut Abah Gun, cukup dirinya yang menjadi tumbal keganasan politiknya Didik dan Darmadi. 

"Biarlah segala cerita yang saya alami, akan tersimpan dalam sejarah yang akan menjadi pembelajaran untuk rakyat Kabupaten Malang. Biarkan saya saja yang menjadi korban. Dan kepada seluruh simpatisan, relawan dan masyarakat Kabupaten Malang, saya minta agar tetap bersatu, tetap optimis. Saya mendoakan semoga mereka yang berbuat dzalim mendapat hidayah Allah SWT. Kepada mereka saya berpesan, mengutip apa yang disampaikan oleh Bung Karno, ingatlah bahwa 'kekuasaan itu ada batasnya, karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat, dan di atas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa," kata Abah Gun. 

Tidak lupa, Abah Gun menyampaikan apresiasi kepada Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang selama ini telah menjadi panutan bagi dirinya. "Kepada Ibu Ketua Umum, mohon maaf, saya terpaksa harus memilih jalan bersebrangan dengan keputusan ibu. Sebab tak mungkin saya meninggalkan rakyat yang terlajur meminta saya untuk memimpin mereka. Namun saya akan tetap menghormati ibu, dan sekalipun saat ini saya tidak diakui lagi sebagai kader PDI Perjuangan, cinta saya tidak akan pernah putus kepada PDI Perjuangan. Pak Sekjen Hasto Kristiyanto, terima kasih sudah memberi saya kesempatan belajar dan berhikmad lewat PDI Perjuangan," pungkas Abah Gun.


Topik

Politik pilkada kabupaten malang gunawan hs wibisono abah gun didik gatot subroto darmadi pdip kabupaten malang



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Tubagus Achmad

Editor

Dede Nana