JATIMTIMES - Belakangan ini, media sosial X (sebelumnya Twitter) dihebohkan oleh peredaran bebas produk skincare yang berlabel etiket biru. Sejumlah netizen mengungkapkan bahwa produk etiket biru seharusnya tidak dijual bebas dan hanya boleh digunakan sesuai dengan resep dokter. Namun, masih banyak yang bingung membedakan antara skincare biasa dengan skincare beretiket biru ini.
Etiket biru sebenarnya adalah label yang menunjukkan bahwa produk tersebut merupakan obat, bukan kosmetik biasa. Produk ini umumnya berupa salep atau krim yang dirancang untuk penggunaan luar dan seharusnya hanya bisa diperoleh dengan resep serta pengawasan dokter.
Sayangnya, istilah ini kini sering digunakan untuk merujuk pada kosmetik yang dianggap berbahaya. Isu ini semakin mencuat setelah dua dokter kecantikan terkenal, dr Richard Lee dan dr Oky Pratama, membahas dalam podcast mereka tentang keberadaan mafia skincare yang menjual produk skincare etiket biru secara bebas.
Dalam podcast tersebut, dr Oky Pratama mengungkapkan bahwa beberapa pabrik skincare, yang disebut sebagai mafia, diduga mampu memengaruhi regulasi di Indonesia. "Ada seseorang yang diduga kuat mampu mengeluarkan uang untuk mengubah regulasi," ujar dr Oky, dilansir YoiTube dr Richard Lee, Rabu (2/10/2024).
Oky juga menambahkan bahwa sosok tersebut memiliki kedekatan dengan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).
Richard Lee juga menyoroti masalah overclaim produk di pabrik-pabrik ini. "Mereka menggunakan nama produk yang berlebihan, seperti '7 kali lipat lebih baik', yang sebenarnya tidak boleh dilakukan di pabrik resmi," ujarnya.
Keduanya sepakat bahwa praktik ini sangat merugikan pemilik merek skincare lain yang beroperasi secara legal.
Skincare Etiket Biru vs Kosmetik Biasa: Bagaimana Cara Membedakannya?
Baca Juga : Profil Heni Sagara, Pengusaha yang Dituding sebagai Mafia Skincare
BPOM melalui akun Instagramnya mengedukasi masyarakat tentang cara membedakan krim racikan dokter dengan produk skincare yang dijual bebas. Berikut beberapa perbedaannya:
Krim Etiket Biru Legal
- Termasuk dalam kategori obat, bukan kosmetik.
- Hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
- Diracik di sarana pelayanan farmasi, dengan pengawasan dokter.
- Mengandung bahan aktif seperti hidrokinon, tretinoin, atau steroid yang hanya bisa digunakan dalam jangka waktu terbatas (biasanya 35 hari).
Kosmetik Biasa
- Termasuk dalam kategori kosmetik yang dijual bebas.
- Diproduksi di industri kosmetik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- Tidak mengandung bahan obat keras.
- Memiliki nomor izin edar BPOM seperti NA, NB, NC, ND, NE, yang diikuti dengan 11 digit angka.
Bahaya Menggunakan Krim Etiket Biru Ilegal
Menggunakan krim etiket biru tanpa pengawasan dokter bisa berbahaya. Krim ini sering mengandung bahan aktif yang kuat, seperti steroid, yang jika digunakan sembarangan dapat menimbulkan efek samping serius. Misalnya, penggunaan steroid dalam jangka panjang dapat menyebabkan kulit menjadi lebih tipis, pembuluh darah tampak jelas, wajah memerah, serta meningkatkan risiko munculnya stretch mark di wajah.
Selain itu, produk ilegal sering tidak diracik oleh apoteker atau tenaga profesional yang berwenang, sehingga kandungan di dalamnya tidak bisa dipastikan aman. Hal ini bisa memperburuk kondisi kulit atau bahkan menimbulkan komplikasi yang lebih parah jika digunakan tanpa diagnosis yang tepat.
Mengapa Krim Etiket Biru Masih Banyak Diminati?
Meski risiko penggunaannya sangat tinggi, permintaan akan krim etiket biru ilegal masih cukup tinggi. Banyak konsumen tergiur dengan janji hasil instan yang ditawarkan, tanpa menyadari risiko kesehatan jangka panjang yang mengintai.
Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk skincare dan selalu memastikan produk yang digunakan memiliki izin edar resmi dari BPOM.
Cara Aman Memilih Skincare
Agar terhindar dari produk skincare berbahaya, pastikan kamu hanya membeli produk yang sudah terdaftar di BPOM. Hindari produk yang menawarkan hasil instan, terutama yang dijual tanpa resep dokter.
Baca Juga : Raden Ngabehi Ronggowarsito: Pujangga Besar yang Mengukir Sejarah Sastra Jawa
Sebagai konsumen, penting untuk memahami bahwa kulit sehat lebih penting daripada sekadar kulit putih atau mulus secara instan.
Ingat, kesehatan kulit tidak bisa dicapai dengan cara yang instan. Konsultasikan kebutuhan perawatan kulitmu dengan dokter atau ahli yang kompeten, dan hindari produk yang belum jelas asal-usulnya. Semoga informasi ini bermanfaat!