JATIMTIMES - Delegasi dua dosen Magister Pendidikan Bahasa Inggris Program Pascasarjana Universitas Islam Malang (PPS UNISMA), Dr. Muhammad Yunus dan Dr. Alfan Zuhairi, terus mengisi lawatan akademik internasional dengan mengunjungi berbagai instansi pendidikan di Taiwan. Baru-baru ini, delegasi Unisma itu bertandang ke National Ping Tung University (NPTU), Taiwan dan diterima langsung President NPTU, Prof. Dr. Robert Y., S. Chen.
Dalam kesempatan itu, Yunus yang notabene sebagai Wakil Rektor 3 Unisma, tidak melulu berbicara tentang international joint research dan community services, tetapi juga pembicaraan yang mengarah pada pengembangan dua kampus kelas atas. Tentu, dalam hal ini berlanjut pada kerjasama yang lain, seperti international student mobility, iSMART program, external examiner, lecturer exchange.
Yunus menegaskan bahwa Unisma berkomitmen untuk terus meningkatkan kegiatan international student mobility baik ke NPTU maupun ke kampus-kampus lain dari negara maju lainnya. Kegiatan iSMART juga sangat didukung untuk dilanjutkan di masa yang akan datang. "Termasuk meminta dosen NPTU untuk menjadi penguji eksternal baik penguji skripsi, thesis, maupun disertasi," katanya.
Pernyataan Yunus ini selaras dengan apaa yang diharapkan oleh Prof. Dr. Kelvin H.C. Chen, Dean of Office of International Affairs NPTU. Pihaknya berharap, adanya kemungkinan kegiatan International student mobility dari Unisma ke NPTU dan sebaliknya, termasuk kegiatan keberlanjutan program iSMART di masa yang akan datang. Termasuk juga kemungkinan external examiner penguji skripsi, thesis, ataupun disertasi.
Bukan hanya secara formal dalam seremonial resmi. Antusiasme dalam mengembangkan kerjasama juga masih dilanjutkan dalam diskusi di meja makan. Hal ini dibenarkan Dr. Alfan Zuhairi yang juga Ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Inggris. "Diskusi yang dilakukan di NPTU tidak hanya di ruang formal tetapi juga di meja makan," katanya.
Baca Juga : Semarakkan Dies Natalis, Fakultas Kedokteran UM Gelar Workshop-Seminar Internasional
Lebih lanjut dijelaskan, bahwa model diskusi yang tidak hanya dilakukan di ruang formal tapi juga di meja makan, menjadi satu hal yang sangat menginspirasi karena diskusi model non formal lebih banyak hal yang dibicarakan. Dari sini, menunjukkan keseriusan dua lembaga dalam upaya memajukan dunia pendidikan tinggi, khususnya pada masing-masing lembaga. "Tentu ini menjadi satu hal berbeda, diskusi non formal yang juga menunjukkan keseriusan," pungkasnya.
