JATIMTIMES - SMA Negeri 1 Talun Kabupaten Blitar, baru-baru ini menjadi sorotan dengan pelaksanaan program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertajuk “Peningkatan Kepedulian Siswa terhadap Lingkungan dengan Proyek Pengelolaan Sampah Berkelanjutan (Sustainable Waste Treatment).”
Program yang didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Tahun Anggaran 2024 ini merupakan bagian dari kegiatan Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang diinisiasi oleh tim PKM Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar.
Baca Juga : Bakar Sampah, Gudang Kayu di Pujon Dilahap Api
Tim PKM Unisba Blitar diketuai oleh Eva Nurul Malahayati, M.Pd., dengan anggota tim yang terdiri dari sejumlah dosen dan mahasiswa yang memiliki keahlian di bidang masing-masing. Anggota tim ini meliputi Luhur Aditya Prayuni, M.Agr., dosen Agribisnis Unisba, dan Dian Puspita Anggraini, M.Si., dosen Pendidikan Biologi Unisba. Selain itu, dua mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Biologi Unisba, Setevani Alisia Putri dan Salamawida Karilla, juga terlibat aktif dalam pelaksanaan program ini.
Tema kegiatan ini, “Gaya Hidup Berkelanjutan melalui Proyek Sustainable Waste Treatment dengan Budidaya Maggot BSF (Black Soldier Fly),” bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta pengalaman langsung kepada siswa dalam pengelolaan sampah organik dengan memanfaatkan maggot BSF. Dalam hal ini, siswa tidak hanya diajak untuk peduli terhadap lingkungan, tetapi juga untuk mengembangkan keterampilan kewirausahaan dengan mengolah maggot BSF menjadi produk bernilai ekonomi.
Program dimulai dengan sosialisasi dan pelatihan yang berlangsung pada 16-17 Juli 2024 di Aula Sasana Abhipraya SMA Negeri 1 Talun. Pelatihan ini mengusung metode Training of Trainer (TOT), di mana para guru dan siswa diberi pemahaman mendalam mengenai pengelolaan sampah berkelanjutan dan teknis budidaya maggot BSF.
Pada 22 Juli hingga 22 Agustus 2024, siswa kelas XI SMA Negeri 1 Talun menjalankan proyek P5 dengan membudidayakan maggot BSF. Proyek ini tidak hanya menekankan pada aspek lingkungan, tetapi juga mengajak siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menciptakan produk yang dapat diolah dari maggot BSF.
“Proyek ini merupakan bagian dari upaya kami untuk mengembangkan keterampilan kewirausahaan siswa sejak dini,” ujar Eva Nurul Malahayati, M.Pd., Ketua Tim PKM sekaligus Dosen Pendidikan Biologi Unisba.
Eva menambahkan, dengan mengajarkan pengolahan sampah organik menggunakan maggot BSF, pihaknya berharap siswa dapat memahami pentingnya menjaga lingkungan sambil mengembangkan potensi ekonomi.
Pada 29 Agustus 2024, hasil dari proyek P5 dipamerkan dalam acara Gelar Karya Produk P5 yang bertempat di Aula Satya Mandala SMA Negeri 1 Talun. Dalam acara ini, siswa memamerkan berbagai produk inovatif yang dihasilkan dari maggot BSF, di antaranya adalah OMG (makanan kucing dari campuran maggot, ikan, tempe, wortel, dan agar-agar plain), boneka Horta (Holtikultura) dari casgot, Suma (susu ternak campur maggot), Mamoy (suplemen unggas), serta scrub dan sabun maggot.
Edi Sasmito, S.S., M.Pd., Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Talun, menyampaikan apresiasinya terhadap karya siswa. “Saya sangat bangga dengan produk-produk inovatif dan kreatif yang dihasilkan oleh siswa. Ini menunjukkan bahwa mereka telah berhasil menjadi pelajar Pancasila yang berbudi luhur dan berjiwa entrepreneur. Saya bahkan sudah mencoba memberikan maggot kepada kambing saya di rumah, dan ternyata mereka suka. Ini adalah peluang besar yang bisa dikembangkan lebih lanjut,” ungkap Edi Sasmito dalam sambutannya saat membuka acara.
Kesuksesan program ini tidak lepas dari peran penting para guru pendamping dan mitra. Bu Ivon, Ketua Program P5, mengucapkan terima kasih kepada guru pendamping yang telah mendampingi siswa selama 1,5 bulan secara penuh. Ia juga berterima kasih kepada pihak Unisba yang selalu mendampingi proses pembelajaran, serta siswa yang telah aktif berpartisipasi dalam proyek ini.
“Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, terutama kepada anak-anak yang telah berproses dan aktif berperan serta dalam mengurangi masalah di sekitar. Kegiatan ini tidak hanya tentang pembelajaran, tetapi juga tentang membangun karakter unggul, kreatif, dan inovatif yang berjiwa Pancasila," ujar Bu Ivon.
Meski program ini telah menunjukkan hasil yang positif, tidak semua siswa merasa nyaman pada awalnya. Edo, salah satu siswa, mengungkapkan bahwa pada awalnya ia merasa sangat jijik dengan bau maggot, bahkan sampai muntah-muntah. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai terbiasa dan tidak lagi merasa jijik.
Tegar, siswa lain, awalnya berpikir bahwa pembelajaran proyek ini akan berfokus pada ekonomi dan bisnis. Namun, ketika diminta untuk membudidayakan maggot, ia merasa ragu dan khawatir tentang bagaimana menjual produk dari maggot tersebut.
“Selama ini saya lebih terbiasa menjual hamburger dan risol mayo kepada teman-teman di sekolah, dan saya tidak tahu harus menjual maggot kepada siapa,” ungkapnya.
Baca Juga : Disdik Kabupaten Malang Apresiasi Turnamen Renang Antar Sekolah Piala Bupati Malang
Melihat potensi dan tantangan ini, Luhur Aditya Prayuni, M.Agr., Dosen Agribisnis Unisba, menyarankan agar kegiatan pengolahan sampah tidak berhenti setelah program P5 selesai. “Siswa perlu terus belajar dan berinovasi dalam membuat produk dari maggot BSF. Kami juga memberikan tips sukses menjadi entrepreneur dengan selalu memperhatikan 5P: Product Quality, Pricing, Placement, Promotion, dan People,” jelas Luhur.
Dian Puspita Anggraini, M.Si., Dosen Pendidikan Biologi Unisba, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal untuk menciptakan kesadaran lingkungan di kalangan siswa.
“Kami berharap program ini dapat menjadi titik awal bagi siswa untuk terus berperan aktif dalam pengelolaan sampah organik dan menerapkan gaya hidup berkelanjutan,” pungkas Dian.
Dengan berakhirnya program ini, diharapkan siswa SMA Negeri 1 Talun tidak hanya membawa pulang pengetahuan baru, tetapi juga semangat untuk terus berinovasi dalam menjaga lingkungan dan mengembangkan potensi kewirausahaan.